Letter 9

457 44 13
                                    

Kim Seokjin

Namja manis itu tak pernah melunturkan senyumannya barang sedetik sejak bangun di pagi hari tadi, sebelum masuk kekamar mandi dengan riang, di kamar mandi pun suara menggema Seokjin yang sedang bersenandung menandakan bahwa dirinya sangat bahagia sekali hari ini..

Bagaimana tidak bahagia...

Hari ini, hari pertamanya memasuki masa perkuliahan dan profesor Kim yang akan membimbingnya selama 2 tahun kedepan, tapi dalam tekad nya ia harus bisa menyelesaikan studinya lebih awal dari perkiraan.. harus.

Setelah selesai bersiap dengan memakai pakaian terbaik pilihannya. Seokjin keluar dari kamar berjalan menuju ke arah dapur untuk menyiapkan sarapannya sendiri. Tadi saat dia membuka mata orang itu sudah tidak ada di kamar..

Seokjin melangkah lebih dalam menuju kearah dapur, sesaat melewati meja makan sang bibi yang tengah menata makanan di atas meja menyapa Tuannya dengan ramah..

"Pagi Tuan.. Silahkan duduk saya akan segera selesai menata makanannya" ujarnya dengan ramah dan sopan..

Seokjin menatap makanan yang tersaji di atas meja itu.. Lali beralih menatap sang Bibi yang baru kembali lagi dari dapur untuk menghidangkan makanan terkahirnya..

Dan Seokjin masih enggan mendudukan diri.. Ia tetap berdiri di tempatnya dengan diam..

"Tuan semua hidangan ini, Tuan Jungkook yang memasaknya. Katanya dia ingin membuat semua makanan yang spesial karena hari ini, hari kebahagiaan"cerocos sang Bibi, masih belum menyadari suasana hati Tuannya yang berubah tidak senang..

"Bi. untuk besok dan seterusnya saya bisa membuat makanan saya sendiri, jadi saya tidak akan memakan masakan siapapun. Bisa di mengerti"seru Seokjin dengan acuh.. Lalu ia berjalan menuju keluar rumah, nanti ia akan mencari breakfast di kampusnya saja, meninggalkan sang Bibi yang menatap bengong Tuannya yang semakin menghilang dari ruangan.

Bersamaan dengan itu, Jungkook nampak berjalan bersama putranya memasuki ruang makan. Tadi mereka berdua sedang bermain bersama di halaman belakang lalu sekarang akan sarapan bersama mengingat waktu terus berjalan, tetapi saat memasuki ruang makan ia melihat sedikit siluet Seokjin yang berjalan keluar rumah..

Dan ruangan tersebut begitu hening..

"Ada apa Bi?"tanya Jungkook.. Sambil menatap hidangan di atas meja yang masih rapi, belum tersentuh sedikit pun..

Dapat di lihat kalau dengan diamnya sang bibi.. pasti Seokjin menolak untuk makan masakannya terlihat makanan yang masih utuh di atas meja makan itu..

Jungkook menghela nafas.. Lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi, dengan JiSeon yang sedari tadi terus mengoceh dengan memainkan mainannya di mulutnya yang sekarang mainan itu penuh dengan air liur nya...

"Terimakasih Bi"jawab Jungkook, kepada Bibi yang baru selesai mengambilkan makanan untuknya..

"Dan tolong siapkan bekal dengan lauk yang komplit"lanjut Jungkook.. Yang langsung dipatuhi oleh sang Bibi dengan cekatan..

Mobil yang dikendarai Jungkook itu sudah tiba di halaman kampus... Dia pun turun dengan membawa tentengan di tangannya, area itu cukup sepi hanya beberapa mahasiswa saja.

Jungkook berjalan dengan pasti untuk mencari keberadaan suaminya itu. Disetiap langkahnya Jungkook cukup menyita banyak pasang mata yang berpapasan dengannya, bagaimana tidak akhir-akhir ini dirinya lebih mementingkan penampilannya. Kalau dulu ia sangat cuek sama fashion nya sekarang sangat berbuah sekali. mungkin karena Seokjin..

"Astagaa siapa namja itu. dia tampan sekali"

"Beruntung sekali seseorang bisa mendapatkannya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang