다섯-05

938 120 3
                                    

Happy reading!

.

.

"Good job everyone!" seru anne sambil bertepuk tangan dan diikuti oleh karyawan nya.

"Saya bangga sama kalian, setelah ini semua selesai, kalian boleh pulang. Tapi sebelum itu, datang ke ruangan saya dulu, saya akan memberi kalian bonus." sambung anne.

Para karyawan yang berjumlah sekitar 8 orang berseru senang saat mendengar itu. Mereka merasa sangat beruntung memiliki atasan yang sangat baik, dan royal pada mereka.

Anne kembali ke dalam ruangannya untuk beristirahat, melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 9 malam. Sekujur tubuhnya pegal bukan main, coba kalian bayangkan, membuat 26 kue dalam sehari, apa kalian sanggup? Sejujurnya anne juga tidak sanggup, jika ia mengerjakan semua itu sendirian. Tetapi beruntungnya ia memiliki karyawan yang dengan senang hati lembur untuk membantu nya membuat semua pesanan.

Tok Tok Tok

"Masuk" ujar anne mengizinkan. Setelah mendapat izin dari pemilik ruangan, pintu ruangan berwarna coklat itu pun terbuka, sebanyak 8 karyawan masuk ke dalam ruangannya yang tergolong luas, jadi cukup untuk menampung mereka.

"Saya kasih kalian bonus 200 ribu ya....  Maafin saya kalau misalnya kalian merasa kurang puas dengan nominal bonus yang saya kasih," tutur anne.

"Nggak apa-apa kok kak! Kita malahan bersyukur banget bisa dapat bonus, plus, dapat atasan sebaik kakak!" celetuk salah satu karyawan perempuan yang bernama Talita.

"Hahaha, thank you for you guys! Makasih banyak udah rela lembur sampai tengah malam gini. Sekarang, kalian baris, ya. Ngambil bonusnya satu-satu, jangan langsung gerombolan," titah anne. Semuanya menurut, berbaris dan secara bergantian mengambil bonus mereka, tidak lupa mengucapkan terima kasih juga.

7 orang sudah mendapatkan bonus mereka dan langsung pulang ke rumah, sekarang tersisa kiara yang kebetulan tadi berada di barisan paling belakang.

"Ini buat kiara ya.."

"Loh, kak ini kok 300 ribu? kelebihan 100 ribu," ucap kiara seraya menyodorkan kembali uang 100 ribuan.

Anne terkekeh, ia mendorong tangan kiara yang menyodorkan uang 100 ribu itu padanya. "Nggak kok. Itu emang sengaja kakak lebihin buat kamu, nanti bisa di tabung atau buat kamu jajan." ujar anne lembut.

Mata bulat kiara berkaca-kaca saat mendengar itu. Ia langsung berhambur ke dalam pelukan anne, anne yang di peluk sama sekali tidak menolak, ia malah membalas pelukan itu dan mengusap punggung sempit kiara agar gadis itu tenang.

"Makasih banyak, kak.." lirih kiara.

"Sama-sama, udah ah, kok malah jadi melow gini?" balas anne terkekeh kecil.

"Aku nya aja yang cengeng, hehe," cengir kiara setelah pelukan keduanya terlepas.

"Yaudah, ayo pulang, kakak anterin," tutur anne sambil membereskan beberapa barang-barang nya untuk di masukkan ke dalam tas.

"Eh, nggak usah kak, takut ngerepotin!" tolak kiara.

"Nggak, udah ayo." anne menarik tangan kiara untuk berjalan mengikutinya.

••••

"Hello, my son!" seru anne. Berjongkok dan merentangkan kedua tangannya bersiap untuk menangkap tubuh niel yang sedang berlari mendekati nya.

"Bundaaa, i miss you sooo muchhh!!!" Pekik niel senang. Anne yang merasa gemas dengan tingkah niel langsung membubuhkan beberapa kecupan ringan di seluruh sisi wajah niel, Membuat niel terkikik kesenangan.

"Hihihi, geli bundaa,"

"Gemes banget, anak siapa sih?" tanya anne.

"Anak bunda!" jawab niel.

"Bunda siapa?"

"Roseanne adeline!"

Anne mengulas sebuah senyuman.  "Good boy.." puji nya, mengecup hidung niel.

Jadi ceritanya, anne baru saja menjemput niel setelah menginap di rumah jordan selama 4 hari, dan selama 4 hari itu juga, anne selalu sibuk di toko roti nya, membuatnya selalu pulang malam dan kekurangan waktu untuk menjaga niel. Awalnya anne ingin menitipkan niel pada jian, tetapi, mengingat jian yang baru saja melahirkan membuat ia mengurungkan niatnya dan berakhir menitipkan niel pada jordan.

"Kak, makasih ya, udah mau jagain niel," ucap anne pada jordan yang duduk bersebrangan dengan nya.

"Iya ann, sama-sama." balas jordan.

"Lain kali kalau mau nitipin niel, jangan ragu-ragu. Saya malah seneng kalau ada niel disini, rumah berasa lebih berwarna," ujar jordan.

Anne mengangguk. "Iya, kak. Makasih sekali lagi," jordan menanggapi itu dengan sebuah senyuman.

Anne melirik pada niel yang sedang fokus pada iPad yang berada di tangannya. Sepertinya niel sedang menggambar, terlihat dari jari nya yang bergerak kesana-kemari.

"Niel lagi ngapain?" tanya anne.

Niel menoleh. "Lagi gambar bunda," jawab niel lalu kembali fokus pada iPad nya.

Anne menggeleng-gelengkan kepalanya, putranya ini sepertinya memiliki hobi menggambar. Kemana pun mereka pergi, iPad, buku gambar, pensil warna, kanvas, serta cat air nya tidak pernah tertinggal dan harus selalu dibawa.

"Gambar nya lanjutin di rumah aja, kita pulang dulu, emang niel nggak kangen rumah?"

"Kangen kok! Kangen banget malah!" kata niel antusias.

Anne mengalihkan atensinya pada jordan yang sedari tadi hanya menonton interaksi ibu dan anak itu. Sangat hangat, dan menggemaskan, menurutnya.

"Kak, aku sama niel izin pulang, ya. Sekali lagi makasih karena udah mau jagain niel selama 4 hari ini." tutur anne tulus.

"Terimakasih kembali. Nyetir mobil nya jangan ngebut-ngebut. Take care.." balas jordan.

"Iya kak, niel, salim dulu sama om jordan," perintah anne langsung di laksanakan oleh niel. Niel berjalan mendekati jordan lalu menyalimi tangannya.

"Om jordan, makasih ya, udah mau jagain niel, niel jadi makin sayang sama om Jordan!" ucap bocah kecil itu.

Jordan terkekeh. "Sama-sama, jagoan. Om juga makin sayang sama kamu."

Setelah acara berpamitan selesai, jordan mengantarkan anne dan niel sampai depan rumah.

"Dadahh om jordannn!! Om jordan harus kangen niel ya!!" teriak niel heboh sambil melambai-lambaikan tangannya dari dalam mobil.

"Dadah.. iya, om bakal kangen sama niel kok!" sahut jordan sedikit berteriak.

Setelah mobil anne yang berwarna putih hilang dari pandangannya, jordan berbalik berniat untuk masuk ke dalam rumah, namun sebuah pekikan nyaring yang menyapa gendang telinga nya membuat langkah kakinya seketika terhenti.

"Kak jordan!!"







To be continue....

Jevan & Anne | JaeròseWhere stories live. Discover now