01. [ orang baru. ]

8 0 0
                                    

“Aku bersyukur untuk hidup ku. namun, aku jauh lebih bersyukur tatkala tuhan mempertemukan diri ku dengan wanita yang memiliki sejuta kesempurnaan seperti diri mu.”
– Jonathan Raksa Argantara.
.
.
.
.

"kamu serius mau sekolah lagi sa?" Tanya Ferdi pada anak sulung nya setelah beberapa menit mereka bertemu di meja makan sekarang.

Aksa mengangguk cepat, "tentu, kenapa pah?" tanya nya balik. membuat Ferdi menghela nafas nya samar.

"bukan nya kamu sudah menyelesaikan sekolah di ausi selama tiga tahun di sana?"

kembali mengangguk, Aksa memasukan sesuap nasi kemulut nya. "lalu?"

"lantas kenapa kamu kembali mengulang bersekolah disini? bukan nya di sana jauh lebih tinggi di banding kan disini?"

Ting.

suara sendok yang di letakkan sedikit keras itu membuat Ferdi serta Aksa terdiam dan menoleh kearah kanan bersamaan.

"Joshua kenapa? Masakan nya ga enak ya?"  tanya tiara dengan memegang pundak Joshua namun langsung di tepis oleh sang empu.

"tentu, bukan cuman masakan. bahkan keberadaan Lo disini pun jauh dari kata enak." Tutur Joshua penuh penekanan di setiap katanya.

"cukup Joshua." mendengar itu, Joshua menatap Ferdi-ayah nya dengan tajam. "jangan jadi anak pembangkang! mau jadi ap-"

"jadi apa?" Joshua berdiri dari tempat duduk nya. "Papa mau apa dengan bilang pendidikan di ausi lebih tinggi dari disini?"

"kenapa? kamu tersinggung?" tanya Ferdi datar.

mendengus kasar, Joshua membasahi bibir bawah nya yang kering. "pendidikan itu sama pah. tergantung ke orang tuanya, puas atau masih serakah dengan kata angka."


BRAK!!

"JOSHUA HERMAWAN ARGANTARA!"

Tiara serta Aksa terhenyak ketika Ferdi menggebrak kasar meja makan. Aksa menatap ayah nya yang mana urat di lehernya bermunculan pertanda ia sedang marah sekarang.

melihat itu, bukannya membuat Joshua takut namun ia terkekeh. "kenapa? tersinggung?" berjalan mendekat kearah Ferdi, di tepuk nya pundak lebar  ayah nya  tiga kali lalu, "tersinggung iya, tapi sadar nya engga. Goblog banget ya si tua Bangka yang satu ini."

menabrak kan bahu nya kepada sang ayah, Joshua berjalan pergi lalu menutup pintu. meninggalkan Ferdi yang masih diam membisu.

entah kenapa bukan hanya rumah nya, ternyata suasana nya pun tak pernah berubah. Masih sama dari beberapa tahun yang lalu.

ya, membuat  buku lama yang sudah tersimpan apit serta rapat kini kembali terbuka.

"nda... Aksa pamit ya? Satya sama fajar ngechat, katanya, udah stay di luar." Alibi Aksa lalu berdiri dari tempat duduknya.

bukan karna ia menghindar, tapi, Aksa hanya memberi waktu kepada ibu serta ayah nya. ia tau, Tiara alias bunda nya selalu tidak ingin terlihat sedih di depan nya. terutama Ferdi. jadi, Aksa mencoba memberi jeda terhadap dua orang tuanya bahkan kemungkinan diri nya sendiri pun juga.  setelah kejadian beberapa detik yang lalu.

RUMAH UNTUK SENJA. [✓]Where stories live. Discover now