Eight

1.1K 102 26
                                    

Malam ini Nasya terlihat begitu cantik dan anggun menggunakan dress berwarna hitam dengan kombinasi pashmina berwarna mocca membuatnya semakin cantik berkali kali lipat.

Namun, sayang gadis itu terlihat murung dari pagi tadi,orang yang sangat ia percaya untuk membantu nya keluar dari masalah ini malah menghilang tiba tiba.Sampai sekarang pun Ale tidak ada kabar sama sekali,ia sudah berusaha mencari Ale melalui teman teman terdekat nya namun nihil tak ada satu pun yang tau keberadaan Ale.

Ia terlihat masih betah mentap layar HP nya." Ternyata Lo nggak se-serius itu sama gue Le, sakit banget rasanya udah terlanjur berharap gini."gumam Nasya dalam hati. Ia menyeka air mata nya dengan kasar.

" Dek, udah siap?." Tanya Alvi yang tiba tiba muncul dikamar Nasya.

Nasya hanya mengangguk pelan, lalu mengikuti Alvi untuk turun ke bawah. Di ruang tamu terlihat Juna dan Eja sedang menunggu mereka.

"Cya gimana Ale belum ada kabar juga?."bisik Eja kepada Nasya.

Nasya menggeleng pelan serta mengangkat bahu nya tanda tidak tahu.

Eja menepuk nepuk pelan bahu Nasya untuk memberikan semangat kepada adiknya.

Setelah itu mereka berangkat bersama dengan kendaraan yang berbeda, Juna dan Nasya menggunakan mobil, sedangkan Eja dan Alvi masing masing menggunakan motor.

Sepanjang perjalanan Nasya hanya diam, ia hanya fokus menatap jalanan dan sesekali membuka layar handphone nya, berharap ada kabar baik dari Ale.

"Pacar kamu gimana sya jadi dateng?."

Nasya sama sekali tak menggubris ucapan Juna.

"Kamu kenapa sih sya? abang perhatiin dari semalam sikap kamu dingin banget ke abang? apa karna masalah perjodohan ini?."

"Menurut abang? ada lagi selain itu?."

"Kenapa abang ngerasa ada masalah lain ya?."

Nasya hanya terdiam menatap arah jalan dengan tatapan tajam.

Juna juga tidak melanjutkan percakapan setelah itu, ia kembali fokus menyetir.

Sekitar 10 menit suasana hening sama sekali.

"Kenapa harus Ririn bang?."ucap Nasya memecahkan keheningan.

Entah kenapa Juna refleks menginjak pedal rem mobil nya setelah mendengar ucapan Nasya.

"Maksud kamu apa?."

"Kenapa harus sahabat Nasya?."

"K-kamu udah tau?."Ucap Juna gelagapan.

"Udah berapa lama abang pacaran sama Ririn?."

Suara gadis itu terdengar begitu dingin,ia menatap laki laki yang berada disamping nya itu begitu tajam dengan kedua tangan yang ia lipat dibawah dada nya.

"Sya dengerin penjelasan abang, kamu jangan nyalahin Ririn ya, setelah acara ini abang akan jelasin ke kamu."

Juna terlihat panik melihat Nasya yang tampak marah dan kecewa.

"Nasya masih gak habis pikir ya bang..."

"Sya abang mohon kita bahas ini nanti ya!."

Ya, ternyata laki laki yang bersama Ririn kemarin adalah Juna, setelah mengamati foto hasil paparazi nya kemarin Nasya baru menyadari bahwa laki laki yang bersama Ririn adalah Kakak nya, makanya saat makan bersama Ale ia mendadak diam saja.

Setelah sampai dirumah, Nasya mencoba mencari tau untuk memastikan kalau Juna pacar Ririn atau bukan, Nasya diam diam masuk ke kamar juna untuk mencari bukti apakah dugaan nya itu benar atau salah.

The Possessive BrothersOnde histórias criam vida. Descubra agora