Chapter 12

3.3K 335 48
                                    


Begini memang,  Shani tidak akan pernah bisa lepas dari masalalunya, sebagaimana pun ia berusaha, karena berhenti hanya untuk mereka yang akhirnya mati.

Kejam.

Yah begitulah kenyataannya.

Namun, Shani tidak mau mati, dia tidak mau berpisah dengan Gracia secepat ini, dia tidak mau meninggalkan wanita itu juga kebahagiaan yang baru saja di dapat nya.

Lalu, apa jaminan jika kali ini ia kembali lagi?

Haruskah ia mempertanyakan itu.

"Kenapa?" Shani menoleh pelan, melihat Gracia yang baru saja bertanya padanya, mungkin heran melihat Shani yang sedari tadi hanya diam.

"Ngantuk" Shani menjawab, bukan itu padahal, namun dia tidak mungkin berkata jujur.

"Yaudah tidur sini" Gracia menepuk pundaknya untuk Shani menaruh kepalanya dan pergi tidur.

Mereka  tengah berada di pesawat dalam perjalanan menuju Lombok.

Shani tersenyum lalu menggeleng "Nanti kamu pegal" tolaknya, lagipula dia benar tidak mengantuk, "Kamu saja yang tidur sini" Shani balik menujuk bahunya.

"Kan kamu yang ngantuk, kenapa aku yang tidur"

"Dokter memang ngga ngantuk?"

"Ngantuk sih"

Shani lalu mengusap punggung tangan Gracia "yasudah tidur, nanti saya tidur kalau dokter sudah tidur"

Baiklah, Gracia tidak bisa berdebat karena dia juga Ngantuk sekarang "Hmm, yaudah" Shani lalu membuka lengan nya, Gracia mendekat dan langsung menjatuhkan kepalanya di bahu Shani, wajahnya tepat menghadap leher Shani, ia tersenyum saat mencium Aroma tubuh Shani yang benar sangat wangi itu, makin membuatnya betah.

Shani mengusap kepala Gracia dengan lembut, sesuatu yang makin membuat Gracia cepat menutup matanya untuk pergi ke alam mimpi.

Shani mencium puncak kepala Gracia begitu lama, menutup mata merasakan sesak kala takut itu kembali hadir.

Bagaimana rasanya jika mereka benar-benar berpisah nanti.

Apakah Shani sanggup meninggalkan Gracia?

Tentu saja tidak.

"Saya tidak mau pergi, saya benar-benar tidak mau meninggalkan kamu Gracia" Shani berbisik pelan, lirih, ia bahkan hampir menangis saat mengucapkan kata itu.

Sungguh Shani begitu mencintai Gracia.

*******
.
.

"Dia menolak?"

"Sejak kapan dia bisa menolak"

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

"Tunggu saja"

.
.

********
.
.
.

Shani menggenggam tangan Gracia, menuntun wanita itu berjalan menuju hotel, mereka telah sampai di lombok.

Wanita yang tangannya masih setia terkait dengan Shani itu tidak henti hentinya menebar senyum, sungguh Shani tau jika Gracia pasti tengah begitu bahagia sekarang.

Untuk itu Shani juga tak kalah bahagia.

"Dokter suka?" Tanya Shani di tengah jalan mereka.

"Hmm, suka banget" pantai, lombok, Bali, atau pantai indah di berbagai kota juga dunia mungkin pernah ia datangi, namun bersama Shani sensasi nya kali ini jauh lebih berbeda, jauh lebih membuat bahagia.

"Xavier"Where stories live. Discover now