Novia Nin Harianja

225 8 0
                                    

'kreeeek'
Pintu kamar Bin terbuka. Novia masuk membawa nasi goreng spesial dengan telur diatasnya.

"Bin... Bin... Sabina..." Novia membangunkan Bin dengan berbisik sambil memutar-mutar piring berisi nasi goreng dihadapan Bin agar aromanya membuka mata Bin.

Hidung Bin peka seketika. Matanya masih tertutup tapi hidungnya terus mengendus. Novia menyimpan piring itu di nakas dan menjepit hidung Bin dengan jarinya. Bin langsung terbangun karena sulit bernafas.

"ADUHHH! TOLONGLAH, NOV. INI MASIH PAGI!!" Bin setengah berteriak. Ia meronta-ronta karena kesal.

"Hehee.. Jangan tantrum gitu dong, sayang. Nih, Novia masakin nasi goreng spesial buat Sabina" tutur Novia lembut.

"Mau apa lu?" Bin curiga. Sudah pasti Novia versi lembut hanya saat ada maunya dan Bin sudah melihat senyum penuh arti diwajah Novia.

"Ini minggu pagi ya, Nov. Gua mau tidur lebih lama. Tolong jangan katakan keinginan lu."

Novia mulai membuka mulut, hendak mengatakan keinginannya.

"Nggak. Nggak. NGGAKKKK" Bin menutup telinganya tapi Novia semakin mendekat.

Masih dengan senyumnya, Novia menjauhkan kedua tangan Bin dari telinganya, "Cebokin gua" senyum jailnya semakin melebar.

"BIADAP!!" Bin melempar Novia dengan bantalnya. Novia berlari menjauh dari Bin.

"Hahahahahaa ampunnn" Novia tertawa terbahak-bahak. Bin mendengus kesal. Pandangannya tak lepas dari Novia sedangkan yang ditatap masih terduduk dipojok kamar Bin dengan tawanya yang menyulut amarah.

"Ampunn, gua bercanda, Bin. Hahahahaha. Cepat dimakan makanannya. Habis itu kita jogging. 15 menit lagi Edgar jemput" Novia keluar dari kamar Bin dengan sisa-sisa tawanya.

'Tau banget gua pasti disuruh jadi fotografer, videografer dan editor konten bucin mereka nih. Udah tau ujung-ujungnya pasti begitu' batin Bin sambil menyuap sarapannya. Seketika matanya melotot, 'Enak bangettt'. Suapan demi suapan, emosinya berangsur mereda. 5 menit kemudian, piring itu sudah kosong.

"NOV, AIRNYA MANA?" teriak Bin. Tidak lama, Novia membawakan air putih untuk Bin. Mereka saling tersenyum. Emosi Bin sudah hilang, Novia pun senang.

Ya, mereka memang saling memanfaatkan.

*****

Novia Nin Harianja

Seorang Jakartan berdarah Batak. 5 tahun yang lalu, ibunya berpulang ke Rahmatullah. Tapi sekarang ia sudah punya ibu tiri yang dipanggilnya Mami. Bapaknya menikah lagi tahun lalu. Hubungan mereka baik-baik saja. Maminya adalah seorang dokter anak yang baik hati. Dari pernikahan orangtuanya, Novia jadi memiliki abang yang sama-sama sekolah di Institut Seni. Ya, maminya pun seorang single parent sebelum bertemu dengan bapaknya.

Selama ini Novia tidak pernah kekurangan kasih sayang. Tapi kenapa dia ngekos padahal orangtuanya pun tinggal di Jakarta? Sejak lulus SMA dia memutuskan untuk tinggal sendiri, belajar mandiri. Walaupun berat bagi bapak untuk melepas anak satu-satunya, Novia berusaha memberi pengertian pada bapak, mengatakan bahwa jika bukan sekarang, kapan lagi ia keluar dari zona nyamannya.

*****

'Tiiinn tiiinnn'

Suara klakson mobil dari bawah terdengar. Novia dan Bin segera turun. Edgar sudah melambai-lambaikan tangannya pada Novia. Novia menyambut lambaian tangan itu dengan ceria. Sedangkan Bin melengos dengan wajah muak.

"Kenapa muka kau?" tanya Edgar pada Bin.

"Muak kali lah aku tengok klen berdua" jawab Bin sambil menunggu disamping mobil.

"Makanya, jangan jomblo kau. Udah masuk sana" Edgar menyuruhnya masuk kedalam mobil.

"Nggak mau aku masuk kalau nggak dibukain pintu" jawab Bin lagi.

"Emang manja kali adek si Kevin ini..."

"Udah udah. Masih pagi udah berantem aja kalian" Novia memotong omongan Edgar.

Tiba-tiba pintu mobil disamping Bin terbuka. Mereka terdiam sejenak sebelum akhirnya Edgar berbicara.

"Nah, masuk kau. Sudah dibukakan pintu sama pangeran"

Bin bingung. Ia mengintip kedalam mobil. Ternyata ada seorang laki-laki disana. Novia juga ikut mengintip.

"Lah, kenapa ada si Maliq?" tanya Novia.

"Iya, abang ajak dia juga biar kawanmu itu ada temannya, dek" jawab Edgar menunjuk Bin.

"Siapa ini?" tanya Bin setengah berbisik pada Novia dan Edgar. Tapi mereka berdua langsung masuk kedalam mobil, tak menggubris pertanyaan Bin. Mau tidak mau Bin juga masuk. Duduk dengan rasa penasaran disamping orang yang tidak ia kenal.

I'm Dedicated to YouWhere stories live. Discover now