🪐2 - Donat, Rumah Kahzi, Anak Baru

658 61 48
                                    

Motor merah milik Aksa, dengan lihai melaju membelah keramaian malam hari di ibu kota. Hanya dengan seperti ini ia dapat melupakan kejadian yang baru saja terjadi. Melelahkan. Selalu seperti itu, jika dirinya berada di rumah.

Dari jauh Aksa melihat seorang wanita tua sedang berdiri di pinggir jalan, ia langsung menepikan motornya dan menghampiri nenek itu. Sepertinya nenek itu ingin menyeberang namun kendaraan terus melintas dengan kecepatan tinggi.

"Nenek mau kemana?" Masih mengenakan helm full face hitam kesayangan miliknya, Aksa bertanya kepada nenek itu.

"Nenek mau ke seberang sana nak, tapi sejak tadi mobil dan motor pada ngebut." ucap nenek itu.

"Mari nek, saya bantu menyeberang." Aksa membantu membawakan barang nenek dan menuntun nenek itu menyeberang.

Aksa bersyukur karena Tuhan memberikan mata indah dan tajam, hanya dengan tatapan itu mampu membuat mobil dan motor mengurangi kecepatannya dan memberikan Aksa dan nenek untuk menyeberang.

Setelah sampai di seberang, Aksa penasaran dengan apa yang nenek itu jual, sepertinya dagangannya masih banyak yang belum terjual.

"Nenek jual apa?" tanya Aksa sambil memberikan barang yang ia bawa kepada nenek.

Nenek tersenyum, "nenek jualan donat, nak."

Aksa mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah, "saya beli semuanya, nek."

Nenek itu terkejut karena Aksa ingin memborong donat yang bertabur gula itu.

"Baik nak, sebentar nenek bungkus dulu." Nenek itu memberikan seplastik berisikan donat gula kepada Aksa. Aksa menerima dan memberikan uang tadi kepada nenek, "ini nek, kembaliannya buat nenek aja."

Nenek itu sangat terkejut, bagaimana bisa? Bahkan harga sekantok plastik itu saja tidak lebih dari dua puluh ribu. "Ya ampun gak usah nak, ambil saja." Nenek itu ingin menyerahkan kembali uang Aksa, namun cowok itu tidak menerimanya.

Aksa tersenyum, "gapapa nek, itu beneran buat nenek."

Nenek itu menangis tidak percaya, "Alhamdulillah terimakasih ya Allah, nak terimakasih banyak ya." Aksa mengangguk dan tersenyum.

"Nama kamu siapa nak?" Tanya nenek itu, "nama saya Aksa nek." Nenek tersenyum penuh arti kepada Aksa.

Nenek mengangguk, "terimakasih banyak ya nak, semoga Tuhan yang membalas kebaikanmu."

Aksa tersenyum, kalau gitu saya permisi ya nek."

"Iya hati-hati ya nak." ucap nenek itu.

Aksa kembali menyeberang dan berjalan menghampiri motornya. Satu hal yang ia syukuri adalah dengan segala sesuatu yang ia punya, Aksa dapat menolong orang yang membutuhkannya. Itulah Aksa, anak laki-laki yang tenang hidup di dalam kegelapan.

Aksa melanjutkan perjalanannya menuju sebuah tempat dimana dirinya bisa tenang, ya. Markas Xelanor. Itu adalah rumah baginya, bukan hanya sebagai tempat berteduh dikala hujan. Tempat itu adalah kehidupan baginya. Suka dan duka, semuanya ada di tempat ini.

"Wei bro!" Dari dalam Gavin menghampiri Aksa, ia mendengar deruman motor milik Aksa memasuki halaman markasnya.

Aksa tidak menjawab hanya menatap datar sahabatnya itu, ya memang seperti itu biasanya.

"Apa ini?" tanya Gavin ketika Aksa menyodorkan plastik berisikan donat yang ia beli tadi.

Aksa benar-benar tidak minat menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Ia memilih untuk menghampiri sofa yang memang diperuntukkan untuknya.

XELANOR [ON GOING]Where stories live. Discover now