bab 16

491 69 16
                                    

Gimana guys side storynya? Seru  gak?

Next yuk kita lanjut ke bab terakhir ya 🤗🤗

Happy reading

.

.

.

.

Siapa yang salah antara gelas yang retak dan air yang menetes dari gelas itu...

Tak ada yang salah dari keduanya, karena semuanya hanya salah sebuah " Keadaan".

Keadaan yang membuatmu menyakitiku, keadaan yang membuatku sangat terluka hingga bahkan kata maaf darimu tak mampu lagi mengembalikan semuanya.

Keadaan

Keadaan diantara kita yang patut di salahkan, keadaan di saat tanpa sengaja kau membuat semuanya berubah. Keadaan yang membuatku tak mampu membesarkan hatiku untuk memaafkan mu, keadaan ya keadaan...

Keadaan hati kita yang membuat semuanya seperti itu, jadi bukankah perpisahan akan jauh lebih baik daripada kita akan terus saling menyakiti saat mencoba tetap bersama?

Mew mengulang membaca sebuah kalimat dari buku yang di bacanya saat ini, entah mengapa kalimat itu seakan mampu membuat hatinya kembali berdenyut merasakan sakit.

Sebuah perpisahan, itulah yang Mew pilih dari hubungannya dengan Gulf...tidak, lebih tepatnya Mew merasa tak mampu bersama dengan sosok manis itu saat dia menyadari jika dialah sosok yang menyebabkan Gulf berada dalam jurang rasa sakit.

3 bulan setelah kejadian itu berlalu, Gulf tak lagi bisa di lihatnya. Pria manis itu bersama sang nenek meninggalkan tempat di mana mereka mencari nafkah selama ini, terlebih sekolah Gulf juga sudah berakhir.

Pria manis itu sengaja meninggalkan tempat itu untuk pergi ke tempat asalnya lagi, sehari sebelum itu Gulf menemui Mew. Tak banyak yang mereka katakan, hanya sebuah kata dari pria itu yang membuat Mew semakin merasakan sakit di dadanya.

" Terima kasih atas semua cinta yang kau berikan padaku phi...aku tak pernah menyesali apa yang terjadi pada kita saat ini, kau pernah menjadi duniaku. Namun sepertinya keadaan tak berpihak, cintamu membuatku lemah saat rasa sakit ku begitu kuat...jadi bisakah rasa cintamu untukku hanya kusimpan saat ini hingga keadaan memperbaikinya? Aku harap kita bisa bahagia phi Mew...maaf".

Mew hanya terdiam kala Gulf mengatakan itu, bukankah seharusnya pria tampan itu memohon agar Gulf tak pergi darinya? Tapi apakah dia masih pantas melakukan itu?

Mew masih mengingat jelas hari itu, hari di mana hubungannya harus berakhir dengan dua sosok yang selama ini mengisi hatinya meski dengan posisi yang berbeda.

** flashback on

3 bulan yang lalu

" Jadi bagaimana jika aku membunuhnya di hadapanmu saat ini juga Kana?".

" Tidak...jangan lakukan itu phi Tay".

" Kenapa? Apa karena kau masih mencintainya?".

" Tidak...hanya saja aku ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri phi...apa kau bisa mengabulkan keinginanku itu sebelum aku mati ditangan mu?".

Ucapan Gulf tentu saja sangat mengejutkan dua orang pria di depannya, meski Mew tahu itulah yang pantas dia dapatkan.

" Hahaha...tentu saja, kurasa mengabulkan permintaan terakhir orang yang akan mati itu bagus, terlebih kau adalah target istimewaku Kana. Jadi katakan apa yang harus aku lakukan?".

Numbers ( End) Where stories live. Discover now