23.1

3 1 0
                                    

Main Story
Bab: 23.1
[Pelelangan Buku Sastra Tianwen]
Si Duo yang sedang panik kalang kabut akibat Oliver kabur tanpa membayar seluruh pesanan teh yang dipesan.

Bahkan, pelayan pun datang dan menagih Si Duo. Sebenarnya pelayan itu merasa iba dan ingin menggratiskan seluruh pesanan itu, namun bisa-bisa mereka rugi habis jika menggratiskan seluruh pesanan teh yang jika ditotalkan. Menyentuh harga 1.342 ribu yuan.

Esther menyumpahi Oliver untuk segera terkena musibah dengan cepat, Yusta yang sedang merogoh uang yang berada didalam tas kecilnya, berharap cukup untuk membayar seluruh tagihan.

Clekk
Pintu kedai teh dibuka oleh seseorang yang membuat pelayan dan Si Duo melihat siapa yang masuk, rupanya Oliver datang dengan senyuman khasnya.

"Hahaha, aku hanya bercanda. Jangan menganggap aku sebagai orang yang buruk." Ujar Oliver dengan tawa kecilnya yang membuat ketiga orang tersebut mendengus kesal.

"Sialan kau, aku bersumpah kau akan bangkrut." Sumpah serapah Esther terhadap Oliver.

Yusta bernafas lega karena ia tidak perlu merogoh uang lagi. Setelahnya, Oliver membayar seluruh tagihan teh dengan menggunakan kartu hitam.

Pelayan itu terkejut dengan kartu hitam yang diberikan oleh Oliver, kartu hitam yang berasal dari Negara Dominion Of Amerigo. Amerigano Express Centurion.

Kartu yang katanya berisi sekitaran 180.000 Rmb yang bisa membeli segalanya, bahkan bisa menyewa dan membeli 1 kota distrik sekaligus.

Para pelayan di sana dibuat kaget dengan kartu hitam tersebut, kartu hitam yang hanya dimiliki untuk orang-orang konglomerat saja.

Awalnya pelayan itu ragu untuk menerima uang dari Oliver, sebab Negara Amerigo adalah negara yang misterius dan tidak ada informasi tentang negara tersebut, ditambah rumor buruk yang menambah kesan bahwa negara itu adalah negara yang buruk.

Namun, pada akhirnya pelayan yang menerima kartu tersebut berjalan kaku ke tempat kasir untuk segera menggesek kartu itu dengan mesin edc (Electronic data capture) yang bentuknya hampir mirip dengan mesin enigma.

Pelayan itu menggesek kartu itu dan tertera berapa nominal yang ada didalam kartu tersebut, 278.489 Rmb.

Yang nominal yang fantastis, pelayan itu mengetik total harga tagihan teh itu.

(Mirip kalkulator? Maaf ya)

Setelah melunasi tagihan teh, pelayan itu mengembalikan kartu itu kepada Oliver dan Si Duo keluar dari kedai teh itu diikuti dengan Oliver.
.
.
.
.
.
Si Duo dan Oliver sedang berjalan-jalan di alun-alun kota, terdapat air mancur dan anak-anak kecil berlarian kesana kemari.

Oliver menyempatkan untuk mengajak Si Duo ke ibukota beijing, tujuan yang sama dengan Si Duo.

"Akan ada pelelangan, banyak barang-barang antik yang mungkin membuatmu tertarik? Oh, mungkinkah sesuatu seperti artefak mistis yang mampu memberikanmu sebuah kekuatan kepada pemiliknya?" Tanya Oliver untuk menggoda Si Duo untuk datang ke tempat pelelangan yang akan diselenggarakan olehnya.

"Aku tidak memiliki banyak uang seperti dirimu dan aku tidak tertarik dengan pelelangan mu." Jawab Esther dengan ketus.

"Hmm, aku tidak mengatakan kau harus membeli barang lelang ku, aku hanya mengajakmu dan melihat-lihat suasana pelelangan."

"Tidak, lagipula juga apa manfaat bagi kami?"

"Banyak, mungkin saja kau tidak tau apa manfaatnya sekarang, tapi kuyakin suatu saat nanti pasti kau akan merasakan manfaat itu."

"Kenapa kau memaksa sekali?" Esther mengerutkan dahinya.

"Kenapa?" Oliver menaikkan alis satunya, "Tentu saja untuk-"

The Tales Of Journey EsthersDonde viven las historias. Descúbrelo ahora