Kata orang cinta pertama itu tidak akan bertahan dan bisa tergantikan kapan saja. Namun, hal itu tidak berlaku untuk Aden, cinta pertamanya justru awet. Hatinya benar-benar tertambat pada sahabat kakaknya yang bernama Galuh. Meski perbedaan usia menjadi penghalang dan penolakan juga ia terima, pantang mundur sebelum ada janur kuning melengkung di depan rumah Galuh.
Hingga bertahun-tahun setelah janur kuning itu melengkung, Aden dipertemukan lagi dengan sosok cinta pertamanya secara tidak sengaja. Status keduanya sudah berbeda, situasinya pun berbeda, tetapi degup jantung Aden masih sama seperti yang dulu.
Meski sedikit rumit, Aden masih percaya pada peribahasa Jawa, "Jalaran tresno soko kulino" dan ia masih berharap kisahnya ini bisa berlanjut sampai pada pelabuhan terakhirnya.
