BAB 7 (HGJ)

420 14 0
                                    

Gus Alva tengah gugup, mulutnya berkomat kamit mengucapkan beberapa do'a dan juga senantiasa berdzikir untuk sedikit menenangkan kegugupannya.

"Jangan gugup dong gus, mana Alvaskar yang saya kenal"ucap Rangga

"Kalau saja kamu sudah merasakan apa yang saya rasa, saya pastikan kamu juga akan gugup sama halnya dengan saya"jawab gus Alva sedikit tak terima dengan perkataan sahabtnya itu.

Semua orang tertawa mendengar obrolan keduanya.

Rangga Raditya merupakan sahabat gus Alva yang baru saja kembali dari london, selama ini Rangga tinggal di london karena Ia harus mengurus beberapa perusahaan yang berada disana. Rangga pulang ke Indonesia beberapa hari lalu setelah mendengar kabar bahwa sahabatnya-gus Alva akan menikah.

"hehe, cariin dong yang  seperti Nazira"jawabnya membuat gus Alva melotot 

"Tidak Nazira hanya milik saya, dan perlu kamu tahui bahwa Nazira tidak memiliki kembaran dia hanya satu dan dia akan menjadi milik saya selamanya"jawab tegas gus Alva, membuat semua orang takjub kepada gus Alva sama halnya dengan Gunawan

"saya tidak salah pilih"batin Gunawan.

"Ya Allah gus saya tahu, maksud saya yang mirip akhlaknya gus"

"Ouh, bilang dong kan saya ngga harus jawab penuh dendam"jawab gus Alva, membuat Rangga mengelus sabar

Jawaban gus Alva juga mengundang gelak tawa semuanya. Sampai-sampai Nazira, Umi, dan Dina mendengarnya.

"Ih itu kenapa ya kok rame, harusnya suasananya itu tegang trs sunyi di detik detik mau ijab qabul"ucap Dina bingung dan diangguki kedua orang disana-Nazira dan Umi Putri.

"Maaf pak penghulu apakah masih lama?"tanya gus Alva yang sudah tidak sabar ingin mengeluarkan suara emasnya saat menyebut nama Nazira nanti.

"Gimana pak? calon menantu saya sudah ngga sabar sepertinya"

Gus Alva menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Alhamdulillah sudah, benarkan kamu sudah siap?"tanya pak penghulu

Gus Alva mengangguk" Bismillah saya siap"

Kemudian Gus Alva mulai menjabat tangan ayah Gunawan,

Bismillahirahmanirrohim

"..."

"Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha bil Mahril madzkur Haalan" Artinya: "Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah."

"Bagaimana sah?"

S A H !  !

jawab seluruhnya.

"Alhamdulillah"ucap gus Alva lega akhirnya.

Air matanya luruh kebawah.

"Aaa seneng banget akhirnya sahabat aku udah jadi istri orang"seru Dina.

Nazira menangis dipelukan umi Putri

"Alhamdulillah nak,  bahagia terus ya"ucap umi Putri diangguki oleh Nazira.

"Alhamdulillah id, saya senang kita sudah jadi keluarga" Gunawan memeluk Abi Zaid, Gunawan pun tak bisa untuk menyembunyikan kebahagiaan nya.

"Alhamdulillah, saya juga senang sekali" balas Abi Zaid.

Gunawan melepaskan pelukan nya beralih menghampiri Gus Alva

Gunawan menepuk pundak gus Alva serya berkata"saya titip Nazira sama kamu, jaga dia sayangi dia, seperti saya menyanyanginya jangan pernah berikan goresan sekecil apapun untuk putri saya, jika hal itu terjadi saya tidak akan ragu
untuk merebut putri saya dari kamu"

Gus Alva mengangguk dan berhambur memeluk Gunawan"Alva pasti akan selalu jaga Nazira dengan baik, saya tidak akan banyak berjanji banyak hal, tapi saya akan berusaha untuk selalu buat Nazira bahagia, mulai sekarang seulas senyum yang Nazira tunjukan adalah hal yang harus saya jaga, senyuman itu sangat berarti bagi saya, ayah"kata ayah lirih gus Alva ucapkan ia sangat bahagia akhirnya Nazira telah menjadi miliknya.

"Terima kasih, ayah tahu kamu orang baik, dan ayah tidak salah memilih kamu sebagai pendamping hidup putri ayah"

Kyiai Zaid, Rangga dan semua orang disana tersenyum haru melihat obrolan keduanya.

"Sekarang temui Nazira nak, dia sudah menunggu" ucap Kyiai Zaid dibalas anggukan oleh Gus Alva

Gus Alva berjalan menaiki anak tangga sampai ketika ia berbelok ternyata uminya dan Dina sudah berada di luar kamar.

Umi Putri tersenyum mendekat kearah gus Alva, gus Alva menyalami tangan Umi Putri

"Temui Nazira nak, umi harap kamu bisa menjaga Nazira dan senantiasa menyanyanginya, jangan buat semua orang yang sudah mempercayakan mu kecewa"

Gus Alva tersenyum memeluk uminya sebentar, kemudian berjalan mendekati pintu kamar milik Nazira

Umi Putri dan Dina juga sudah turun kebawah

Tangan Gus Alva mendekat kearah knop pintu dan dengan mengucapkan Bismillah terlebih dahulu akhirnya pintu terbuka menampilkan Nazira yang tengah duduk di tepi ranjang

Satu kata saat melihat Nazira adalah cantik kata itu terucap begitu saja dari bibir gus Alva

Gus Alva tersenyum melihat Nazira yang sudah mendongakan kepalanya

"Assalamualaikum Zaujati"ucap gus Alva.

Pipi Nazira merona seketika

Nazira berdiri dan mulai mendekati gus Alva dengan pandangan menunduk, malu rasanya karena ia tahu pipinya sudah merona.

"Waalaikumsalam Zauji"jawab Nazira

Gus Alva terkekeh" bisakah kamu melihat kearah wajah tampan suamimu saja ya Zaujati?"

Nazira masih menunduk" sungguh rasanya saya cemburu kepada lantai ini, kenapa istri saya jauh lebih memilih memandanginya dari pada memandang suami tampannya ini"

"Ih gus!" kesal Nazira mengangkat kepalanya, saat ini wajah merona itu sudah tergantikan oleh wajah merah yang ingin menyeruduk mangsanya.

Gus Alva tertawa, kemudian menutup pintu setelahnya kembali mendekatkan dirinya kepada Nazira.

Gus Alva sedikit menunduk agar wajahnya sejajar dengan Nazira yang tinggi nya hanya sebatas bahunya sungguh Nazira sangat pendek jika disandingkan dengan gus Alva.

Gus Alva meletakan telapak tanganya di atas kepala Nazira dan mulai mendo'akan do'a,

Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih." Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya.

Nazira terpaku, wajahnya sangat dekat dengan laki-laki yang selama ini menjadi musuh bebuyutan nya, yang selalu ia kata katai dengan GUS JELEK! sungguh ia sangat terpesona oleh ketampanan suaminya itu.

"Tampan kan saya Zaujati, hm?"

Nazira kaget langsung mundur tapi sayang gaun yang ia pakai terinjak jadi ia akan jatuh namun tangan gus Alva dengan sigap menarik pinggang Nazira jadilah wajah Nazira terbentur tubuh tegap gus Alva.

"Aduh"ringisnya.

"Astagfirullah, mana yang sakit Zira?"tanya gus Alva khawatir.

Nazira menggeleng

"Maafkan saya"Gus Alva terus saja mengusap kening Nazira.

"Ih ngga papa gus, udah Zira baik-baik aja kok"kesal Nazira.

Gus Alva tersenyum, suara istrinya saat kesal telah kembali.

Gus Alva menyodorkan tanganya, Nazira yang tahu maksudnya pun langsung menerima uluran tangan itu untuk ia cium.

Gus Alva mencium kening Nazira

"Ya Allah Nazira baper"batin Nazira

HAI GUS JELEK! [Revisi Setelah End]Onde histórias criam vida. Descubra agora