-8 =2-x

454 38 1
                                    

"Jangan pernah sekali-kali menyepelekan apapun yang kamu miliki, sebab mungkin apa yang kamu miliki itu sangat di inginkan oleh orang lain,"

- Vino G Bastian

***

Keesokan paginya, Ahza menuruni tangga saat dirinya sudah siap mengenakan baju yang biasa ia pakai berolahraga, seperti celana training hitam dan kaos berwarna abu.

Ia berjalan sembari membawa ransel hitam berisi bola basket, "Baru aja Umma mau panggil," kata Abila di ruang keluarga.

Di anak tangga terakhir Ahza tersenyum, "Umma pikir kamu engga jadi main basketnya," lanjut Abila.

Ahza menghampiri  Abila. "Jadi dong, Umma."

"Sarapan dulu yu, Abba sama si Kembar udah nunggu di ruang makan," kata Abila.

"Eum, engga deh kayaknya Umma, A'a mau makan bubur di deket lapangan," tolak Ahza. "Oh yaudah, pamitan dulu sama Abba," kata Abila.

Ahza mengangguk, mereka pun berjalan menuju ruang makan. Kehadiran mereka disambut oleh Biya dan Biyu. "A'a!" panggil adik kembarnya.

"Hey," sahut Ahza dengan senyum nya.

Ahza menghampiri Gus Azlan yang sudah duduk anteng di kursi makan, "Abba, A'a pamit main basket sama Rafan," kata Ahza sembari mencium punggung tangan Gus Azlan bolak-balik.

"Tanding bukan?" tanya Gus Azlan.

Ahza menggelengkan kepalanya, "Main-main aja biasa, berdua,"

"Oh yaudah hati-hati," kata Gus Azlan.

Abila menghampiri Ahza, "A'a," panggil Abila.

Ahza menoleh, "Iya Umma?"

"Umma boleh engga minta tolong A'a, Umma pengen banget masak-masak bareng Oci," kata Abila terdengar memohon.

"Boleh, nanti A'a bilang yaa," Mendengar ucapan tersebut membuat senyum Abila mengembangkan. "Yey, terimakasih," Abila mencium pipi Ahza.

"Ehem. Aku mau juga dong," kata Gus Azlan sembari mengetuk-ngetuk pipi nya menggunakan telunjuk

Ahza mencium punggung tangan Abila bolak-balik, terlihat Biya dan Biyu turun dari kursinya, mereka menghampiri Ahza untuk mencium tangan A'anya itu.

"Salim, A'a," pinta Biya. Ahza mengulurkan tangannya kepada Biya dan Biyu, kedua adik kembarnya itupun mencium punggung tangan Ahza.

"Awas lupa ya," kata Abila. "Siap, Ummaku sayang," kata Ahza.

"Kalo gitu, A'a berangkat ya, Assalamualaikum,"

"Waalaikumus'salam,"

Ahza pun berjalan meninggalkan ruang makan itu, Ahza berangkat menggunakan sepeda miliknya, dikarenakan Rafan tidak bisa menjemput, sebab ia berangkat bersama Oci suraci.

***

Ahza memperlambat laju sepedanya saat sudah berada di area lapangan basket, dari kejauhan ia melihat Rafan dan Oci yang sudah menunggunya di parkiran khusus sepeda yang ada disana.

Namun, Oci hari ini tampil berbeda, ia tidak dengan rambut kepang nya, melainkan Oci mengenakan hijab bergo hitam, terlihat beda sekali.

Ahza memberhentikan sepedanya, "Assalamualaikum," sapanya sembari turun dari sepeda.

"Waalaikumus'salam," balas Rafan dan Oci bersamaan, namun nada mereka berbeda, terdengar nada Oci sedikit lebih bersemangat.

Ahza berjongkok untuk memberikan gembok keamanan pada ban sepeda, agar tidak di curi.

Last DreamWhere stories live. Discover now