Ch 24: Keseharian

15K 1.2K 15
                                    

Rumah Alessia sekarang bertambah satu ruangan, dan bertambah enam penghuni. Sudah sejak minggu lalu anak-anak dan suaminya tinggal di rumah ini.

Saat ini si kembar sedang belajar diawasi oleh William dan Rean menonton televisi dengan Elleon. Alessia yang teringat tentang sesuatu mengatakan pikirannya.

"Apa kalian tidak ada laporan nilai saat tengah semester?"

William menjawab menggantikkan adik-adiknya yang lain.

"Ada ma, lusa pembagian nilai di sekolah kami. Biasanya nenek, dan sekretaris papa yang mengambilnya. Di jenjang SMA nilai langsung diberikan kepada siswa untuk mid semester, jadi nenek mengambil milik Rean, punya Orion dan yang lain diambil oleh sekretaris papa?"

Alessia tetap memotong sayuran dengan pisau dapur sambil menanggapi pembicaraan dengan William. Hari ini adalah hari dirinya memasak sendiri setelah enam hari jadwal piket anggota keluarga yang lain.

"Apa harus James? Mama bisa mengambilkannya untuk kalian jika boleh."

"James itu asisten papa untuk urusan di rumah ma, kalau di kantor sekretaris papa itu tante Ara."

Alessia menghentukan acara potong memotongnya, jika dia teruskan bisa saja jarinya yang teriris.

"Tante Ara?"

Pikiran asal terlintas di kepala Alessia. Apa Ara yang dimaksud adalah Arabella? Bagaimana bisa Elleon membiarkan selingkuhannya berada lebih dekat dengan anak-anaknya dibanding ibunya? Bagaimana jika hubungan terlarang mereka ketahuan? Apa pria itu percaya diri tidak akan ketahuan? Dan bagaimana bisa kenyataan sangat menyedihkan bagi Alessia yang asli? Sudah diselingkuhi, bahkan anak-anaknya juga akrab dengan selingkuhan suaminya.

Jika keadaannya ternyata memang anak-anak lebih dekat dengan selingkuhan Elleon, jelas saja Alessia yang asli kabur. Jika itu benar terjadi, bahkan Alessia juga ingin pergi. Mana ada perempuan waras yang mau bertahan.

William mengangguk tidak berhasil menangkap sinyal mencurigakan dari suara mamanya, begitu pula dengan saudaranya yang lain. Tetapi Elleon yang menonton televisi bisa merasakan bahwa dirinya ditatap tajam oleh istrinya itu.

"Dia cuma sekretarisku Al, jika ada yang ingin kau tanyakan mari diskusikan nanti."

Alessia yang sadar bahwa saat ini anak-anaknya mulai menatap khawatir ke arahnya hanya bisa mengangguk. Karena sekarang mereka tinggal bersama, ada banyak waktu untuk berdiskusi. Dia tidak ingin memendam semuanya sendiri, termasuk keraguannya.

.

.

.

Malam ini sudah malam kesekian Alessia dan Elleon tidur bersama. Hanya saja, baru kali ini Alessia tidak memejamkan mata lebih dulu dari Elleon. Elleon yang memejamkan mata bukan berarti pria itu tidur, dia bisa merasakan bahwa Alessia menatap lanhit-langit dengan gelisah.

"Apa kau masih memikirkan tentang Ara?"

Alessia menjawab itu dengan anggukkan.

"Apa kau ingin mengambil nilai si kembar? Aku akan mengabari Ara agar dia tidak usah mengambilnya lusa, dan istriku ini yang akan mengambilnya."

Alessia yang merasa malu karena dipanggil 'istriku'. Dia menutup kepalanya dengan bantal, meskipun Elleon tetap bisa dengan jelas melihat bahwa istrinya itu mengangguk. Dia sekarang sedang mengalami krisis, dia ragu tapi juga tersipu.

Elleon tertawa, sebelum Alessia membuka mulutnya.

"Lain kali ceritakan padaku tentang dia."

Elleon tersenyum dan memeluk istrinya dengan semakin erat dari samping. Sedangkan Alessia, dia berusaha yakin bahwa Elleon yang memeluknya adalah Elleon miliknya.

Gedith WomanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora