BAB 12 (HGJ)

318 12 0
                                    

"Cukup!"tegas gus Alva.

"Sebaiknya kamu Dina dan Ustadzah Rina pergi"ucap gus Alva tak bisa dibantah.

Ustadzah Rina kesal ia menatap sinis ke arah Nazira.

"Awas kamu zira"batinya.

"Assalamualaikum Zir, yang sabar anggap aja ujian pertama pernikahan kamu"ucap Dina tepat ditelinga Nazira.

Nazira mengangguk,

Dina dan Ustadzah Rina pergi meninggalkan keduanya.

"Ikut saya Zira"dingin gus Alva.

Nazira mengikuti Gus Alva dari belakang,saat sampai didepan ndalem keduanya berucap salam.

"Assalamualaikum abi umi"

"Waalaikumsalam" jawab Abi Zaid dan Umi Putri yang memang sedang duduk diruang tamu.

"Zira kenapa?"tanya umi Putri khawatir,

"Ini juga kenapa dengan tangannya?"tanya umi Putri lagi.

"Ngga papa kok umi, ini tadi Zira cuma jatuh"ucap Nazira.

"Alva obati tangan Nazira, jadi suami harus bertanggung jawab"ucap abi Zaid.

"Iya abi, ini memang Alva mau mengobati tangan Nazira"

"Permisi abi,umi"Gus Alva menarik tangan Nazira dan membawanya ke kamar miliknya.

"Sini duduk dulu"Gus Alva mengambil kotak P3K.

Dengan sangat malas Nazira duduk, jujur saja ia masih kesal sama gus Alva, tadi saat dirinya difitnah sama Ustadzah Rina apa gus Alva membelanya? Tidak!.

"Sini'in tangannya humairah"lembut gus Alva.

"Udah deh, gus ngga usah perhatian sini biar aku sendiri"Nazira ingin merebut kapas serta betadine dari tangan gus Alva.

"Marah ceritanya?"goda gus Alva, berdiri dan meninggikan tanganya agar Nazira tak bisa menggapainya.

"Ih gus curang, udah tau Zira pendek"kesal Nazira menghentakan kakinya.

"Coba biar tambah tinggi ini"Nazira yang belum nyerah pun, kembali berusaha meraih betadine dari tangan gus Alva dan..

Brukk!

Keduanya terjatuh dikasur.Gus Alva berada dibawah sedangkan Nazira diatas gus Alva.

Jantung keduanya berdetak cepat, masing-masing bisa merasakan detak jantung mereka.

Gus Alva yang mencari kesempatan dengan sengaja memegang pinggang Nazira agar Nazira tidak cepat-cepat berdiri.

"Sudah kah kamu mau mengakui kalau suami kamu ini tampan humairah?"ucap gus Alva menaik turunkan alisnya.

Nazira tersadar, ia hendak berdiri namun sayang sekali gus Alva terlalu erat memeluknya.

"Ih gus lepas, Zira mau duduk"

"Bilang saya tampan dulu,baru kamu boleh duduk."

"Ngga mau nanti gus Alva ketawa!"Nazira menggembungkan pipinya lucu.

"Saya ketawa?"bingung gus Alva.

"Ck. Gus lupa?"

Flassback onn

"Kamu benar-benar tidak bisa melihat bagaimana tampan nya saya?"

"Ngga tuh.. Mungkin yang bilang gus tampan sakit mata"ketus Nazira.

"Sebenarnya sih tampan tapi gengsi,apalagi ngeselin gitu"batin Nazira.

"Saya tau kamu cuma berbohong, saya tau dalam hati kamu menyebut saya tampan"

"Ingat Zira jika suatu nanti kamu bilang saya tampan maka detik itu juga saya akan tertawa"

"Terserah gus"

Flassback off

Gus Alva tersenyum"Bagaimana kalo ucapan waktu itu saya ganti"

"Maksudnya?"

"Jika kamu mengucapkan saya tampan, maka saya akan memberikan kamu hadiah"

Nazira tampak tertarik hadiah apa?

"Apa hadiah nya?"tanya Nazira.

"Rahasia"

"Ck."Nazira berdecak.

Nazira menatap gus Alva dalam, membuat gus Alva salah tingkah?

"Kamu yang memulai Alva"batin gus Alva.

"Suami Nazira sangat tampan!"Nazira menenggelamkan wajahnya didada gus Alva, Nazira menahan mati-matian malu nya.

Gus Alva terkekeh, ia mengangkat wajah sang istri, mengusap lembut pipi Nazira dan cup.

Satu kecupan berhasil membuat Nazira tersentak kaget

"Itu hadiah dari saya, bagaimana?"

"Ih gus!"kesal Nazira kembali menenggelamkan wajahnya.

Gus Alva mengeratkan pelukannya, seolah olah tak mau jika Nazira pergi dari hidupnya.

"Humairah?"

"Em?"

"Jangan pernah berpikiran untuk meninggalkan saya."

"Tergantung"

"Kok tergantung?"

"Tergantung, gus bisa menjaga janji gus sendiri ke ayah atau engga"

"In Syaa Allah humairah, saya akan terus berusaha untuk membuat kamu tersenyum setiap harinya."

"Sepertinya saya harus menghukum kamu Zira"

Zira mendongak, menatap gus Alva bingung.

"Kenapa, kan hari ini Nazira yang sedang marah ke gus"ucap Nazira kesal.

"Kamu juga telah membuat saya marah sejak kejadian tadi dan baru saja"

Nazira mengernyit bingung.

"Apa yang membuat Gus marah sama Zira?perasaan Zira ngga berbuat apa-apa, apa jangan-jangan Nazira berat ya gus?"

Gus Alva menggeleng lalu mengecup semua inti wajah Nazira.

"Jangan pernah panggil saya lagi dengan embel-embel gus humairah, saya ini suami kamu"

Zira tertegun hanya karena itu gus Alva-suaminya, marah?.

Nazira mengecup kilat pipi gus Alva,membuat sang empu tersenyum.

"Sudah berani ya kamu?"ucap gus Alva mengelus pipinya yang telah Nazira kecup.

"Udah ih mas, Zira mau duduk"kesalnya.

Gus Alva pasrah. Ia membantu Nazira berdiri, memang sedikit susah karena Nazira berada diatasnya.

HAI GUS JELEK! [Revisi Setelah End]Where stories live. Discover now