BAB 13 (HGJ)

298 11 0
                                    

Nazira duduk di meja belajar nya, untuk sekedar membaca novel favorit nya yang belum selesai ia baca.

Nazira mengehentikan bacaan nya beralih menatap gus Alva

"Tanya ngga ya, tapi kaya lagi sibuk banget"batin Nazira

"Bismillah lah tanya aja ngga mungkin marah juga"batinya lagi.

Mas?"

"Dalem sayang"jawab Gus Alva yang tengah sibuk dengan laptopnya.

"Besok Zira udah boleh masuk kelas kan?"

Gus Alva mengangguk,

"Berarti mulai besok, Zira tidur di asrama lagi kan?"tanya Nazira berbinar.

Gus Alva menghentikan kesibukan-nya,beralih menatap Nazira.

"Sejak kamu menikah dengan saya detik itu juga kamu harus selalu tidur bersama saya"ucap gus Alva.

"Yah mas, Zira kan mau tidur bareng Dina sama yang lainnya"ucap Nazira menunduk.

Gus Alva menghembus nafas pelan.

"Maaf Zira, kamu harus tetap tidur dengan saya"

"Zira tawar deh mas, gimana kalo setiap minggunya Zira tidur di asrama 2x nanti sisanya sama mas di ndalem?"

"Tidak Zira"dingin gus Alva.

Nyali Nazira menciut seketika, suara dingin gus Alva benar-benar telah membuat dirinya takut.

Nazira berdiri dari duduknya, ia berjalan kearah pintu kamar dan keluar dari kamar.

Gus Alva menatap kepergian Nazira sedih, ia tau saat ini Nazira tengah marah kepadanya.

"Maafkan saya humairah."batin gus Alva.

***

Nazira berjalan keluar dari ndalem, saat ia sudah berada ditaman pesantren Nazira tidak sengaja menabrak seseorang.

"Afwan, saya tidak sengaja"

Nazira mengangkat kepalanya satu yang ia lihat tampan!

"Astagfirullah"buru-buru Nazira bangkit dan menunduk.

"Tidak saya yang salah, permisi"baru beberapa langkah Nazira melangkah suara  laki-laki itu memanggilnya.

"Ukhti?"

Nazira berhenti dan berbalik.

"iya, ada apa?"

"Maaf sebelumnya apakah boleh kamu mengantarkan saya ke pak kyiai Zaid?"

"Ouh iya boleh, mari"Nazira berjalan berdampingan dengan laki-laki itu, ingat masih ada jarak diantara mereka.

"Assalamualaikum, abi, umi"salam Nazira setelah sampai didepan ndalem.

"Ouh dia anak dari Kyiai Zaid ternyata"batin laki-laki itu.

"Waalaikumsalam,"jawab umi Putri dari dalam.

"Siapa dia nak?"tanya umi Putri.

Nazira menggeleng,

"Nazira juga gak tahu umi, tadi cuma ngga sengaja ketemu. Dan dia minta tolong ke Zira buat nganterin ke abi"jawabnya berbisik.

Umi Putri mengangguk,

"Ouh ya udah mari masuk biar saya panggilkan suami saya."

Ketigannya masuk ke ruang tamu, Nazira dan laki-laki itu mendudukan diri di sofa,sedangkan umi Putri ke atas untuk memanggil suaminya.

Canggung. Keduanya sama sekali tidak mengobrol hanya suara denting jam yang terdengar sangking sunyinya.

Nazira ingin sekali balik ke kamarnya namun ia merasa tidak enak jika harus meninggalkan tamu abi Zaid.

Jadi Nazira memutuskan untuk pergi kedapur. Untuk membuatkan laki-laki itu minuman.

"Maaf, saya tinggal ke belakang tidak apa?"tanya Nazira.

"Silahkan"jawab laki-laki itu.

Nazira berjalan meninggalkannya detik itu juga sedikit sudut bibir laki-laki itu terangkat.

Melihat posisi gus Alva sekarang, saat ini gus Alva tengah mondar-mandir tidak jelas.

"Humairah,kamu kemana sih?"gumamnya terus menerus.

"Maafkan saya sayang, cepet balik saya kangen."

Gak tau aja gus Alva kalo istrinya udah di ndalem.

Nazira kembali dengan kedua tangan yang tengah memegang nampan berisikan secangkir teh dan beberapa cemilan untuk tamu abi Zaid.

"Nazira sini duduk dulu nak,"ucap umi Putri.

Nazira lantas ikut duduk disebelah umi Putri.

"Jadi mulai kapan kamu bisa membantu saya disini gus?"tanya abi Zaid, membuat Nazira kaget jadi dia seorang gus?.

"In Syaa Allah mulai besok pak kyai,"

Abi Zaid menganggukan kepalanya.

"Maaf pak kyai, apakah saya boleh bertanya"

"Silahkan"jawab abi Zaid.

"Apakah perempuan itu,anak pak kyiai dan bu nyai?"tanya laki-laki itu.

"Ouh ini, iya anak kami karena Nazira telah menikah dengan putra kami"jawab umi Putri sedikit curiga dengan pertanyaan tersebut

Laki-laki itu tersenyum namun tidak dengan hatinya.

"Ouh baik, apakah boleh saya berkenalan dengan nya?"

Kyai Zaid mengangguk

"Saya Arkanza Fatih El-Zayn,kamu bisa memanggil saya Zayn"ucapnya ramah dengan kedua telapak tangan disatukan didepan.

Gus Arkanza Fatih El-Zayn,merupakan seorang gus dari Pesantren Al- Furqan,ia berpindah akan mengajar di Pesantren Ar-Rasyid karena ingin menyambung tali silaturrahmi antar keluarganya dengan keluarga Abi Zaid. Abi Zaid sendiri merupakan sahabat kecil dari abinya yang bernama Fredy Al-Falah,namun karena memang saat ini abi Fredy tengah sibuk dengan pesantren Al-Furqan membuat keduanya jarang bertemu.

"Saya Nazira Kayla Adinata,gus boleh panggil saya Nazira"jawab Nazira tersenyum.

Gus Zayn tersenyum.

Tanpa disadari,ternyata ada yang tengah menatap gus Zayn tak suka.

"Ouh berarti kamu anaknya,khansa?"tanya umi Putri.

Gus Zayn mengangguk

"Sudah lama saya tidak bertemu, sampai saya lupa kalo kamu anaknya, Zayn.."umi Putri terkekeh.

"Bagaimana kabar umi kamu Zayn?"tanya umi Putri.

"Alhamdulillah baik Bu Nyai"

"Panggil umi saja"

Diangguki oleh gus Zayn membuat umi Putri tersenyum.

Nazira tengah merasa khawatir, tiba-tiba saja pikirannya tertuju kepada-gus Alva?

"Maaf umi, abi, gus Nazira pamit ya mau kekamar"

"Ouh iya, Zira masih disini rupanya. Umi lupa tadi Alva nyariin kamu, ya udah kamu coba temui Alva siapa tau ada yang penting nak"

Nazira mengangguk

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Dia mengingatkan saya pada seseorang"
Gus Zayn menatap kepergian Nazira.

HAI GUS JELEK! [Revisi Setelah End]Where stories live. Discover now