1. RAIDRES

1.2K 36 4
                                    


Bandung, kota dengan segala keindahannya. Bandung pagi ini cukup ramai, apalagi hari Senin. Banyak dari mereka melakukan aktivitas masing-masing. Seperti pagi ini, SMA ATMARIVA tampak ramai. Entah itu di parkiran, koridor dan juga luar gerbang.

Pagi ini mereka kembali menginjakkan kaki di SMAVA dengan senyum menyambut pagi hari ini.

Terlihat di bagian parkiran ada segerombolan anak berandalan. Mereka sudah tidak asing lagi dengan segerombolan itu, karena pada dasarnya, mereka akan nongkrong di parkiran terlebih dahulu setiap pagi.

"Kiw dek minta nomornya dong!" goda salah satu diantara mereka. Gadis yang di goda itu tersipu malu, lalu segera berlari.

"Huh dasar playboy Kaivan!" celetuk salah satunya, sambil memukul bahu lelaki yang bernama Kaivan itu.

"Heh lo ga sadar diri?!" tanyanya tidak santai.

"Lah? Gue mah setia!"

"Iya setia, setia gamon," celetuk lelaki yang berwajah dingin. Mereka kompak tertawa, memang benar yang dikatakan lelaki itu.

"Nih Do, cinta emang buta. Tapi jangan sebuta ini, bro!" Kanaka menepuk punggung Faldo. Faldo hanya diam menatap mereka tajam.

"Upacara gak bos?" tanya Faldo, lebih tepatnya mengalihkan topik.

RAIDRES, geng motor yang terkenal di Bandung. Dengan dipimpin oleh Albara, lelaki pemilik mata tajam. RAIDRES geng itu bukan hanya terkenal di Bandung tapi di Jakarta juga. 850 anggota di bagi dua, menjadi 425 Bandung 425 Jakarta. Mereka memang sengaja pindah kesini, dengan anggota inti dan sebagian lainya.

RAIDRES yang terdiri atas 6 anggota inti dan 850 anggota lainya bagian Raidres.

"Gak," jawab Albara cepat. Faldo dan Kaivan kecewa, padahal ia ingin santai tanpa harus berdiri dengan terik matahari.

"Kenapa?" tanya Kanaka,lelaki dingin melebihi Albara. Yang ditanya menghela napas,"come on kita udah mau kelas 12," tuturnya sambil menatap anggotanya.

"Oke," jawab mereka lalu mulai berjalan memasuki kelas. Karena upacara sebentar lagi di mulai.

                                              🪐
                                     

Sedangkan di sisi lain, seorang gadis mengamati pergerakan Albara. Gadis yang sedang menunggu temanya itu, terdiam.
"Udah?" tanyanya kepada temanya yang tadi mencari topinya.

"Udah, Ra, Ayok!" ajak sahabatnya untuk turun ke lapangan. Pasalnya kelas mereka berada di lantai dua. "Tunggu gue woi!"

Mereka mengehentikan langkahnya, hampir lupa bahwa mempunyai teman satu lagi.
"Gak solid lo pada ninggalin!" kesalnya dengan napas terengah-engah.

"Ya ampun Natalie yang cantik kita lupa!" ucap Velly sungguh-sungguh. Natalie hanya memanyunkan bibirnya. Bagaimana ia tidak kesal? Padahal ia sudah bicara untuk di tunggu.

"Jangan ngambek, ayok upacara mau di mulai." Walaupun mereka males,  tetap melangkahkan kakinya menuju barisan kelas mereka.

Suasana mendadak hening saat upacara di mulai. Tanpa Aleanora sadari, di barisan khusus terdapat lelaki yang menatapnya. Mereka memang di barisan khusus, karena atribut tidak lengkap. Apalagi baju yang di keluarkan, siapa lagi kalau bukan badboy sekolah mereka.

                                          🪐

Aleanora, gadis itu sedang menyusuri lorong sekolah. Ia baru saja di ruang guru, setelah mengantarkan tugas kelas mereka. Hingga matanya melihat segerombolan yang sedang di hukum. Siapa lagi kalau bukan Raidres.

BANDUNG DAN KISAH KITA Where stories live. Discover now