( 20 ) Kehujanan

162 60 19
                                    

Angin berhembus sejuk di antara mereka. Alesha, gadis itu sedang duduk sembari menikmati ice cream cokelat yang ia beli. Netra Alesha melirik pria yang sedang duduk di sebelahnya, ada rasa tidak enak di hatinya ketika Angkasa tahu bahwa dirinya sudah mempunyai tunangan.

Apa dirinya salah mempunyai tunangan? Menurut Alesha tidak, karena ia hanya menuruti apa kata Papahnya pada saat itu. Kesalahannya hanyalah tidak memberitahu Angkasa tentang dirinya yang harus dijodohkan dengan Leon.

"Kenapa ngeliatin gue terus?" Angkasa menoleh ke arah Alesha. Pandangan matanya sangat jelas bahwa pria itu tengah marah kepada dirinya.

Bukannya menjawab Alesha malah memalingkan mukanya, ia melihat ke arah depan.

"Lo harus jauhin Leon," pinta Angkasa ia melihat ke arah Alesha.

Alesha kembali menoleh ke arah pria di sampingnya, ia membuang nafasnya berat. "Caranya? Apa aku harus putusin tunangan kita, gitu?" tanyanya.

"Itu emang harus dilakuin, tapi gue ngga yakin kalo bang Rayyan bakal setujuin ini, dan kalo Leon tau dia pasti bakal curiga kalo lo udah tau siapa dia sebenarnya," balasnya seraya menjelaskan.

"Terus? Apa yang harus gue lakuin?" Alesha kini di buat bingung sendiri, menggunakan aku atau gue? Sementara Angkasa sudah mengubahnya.

"Intinya, lo harus waspada jangan mau diajak jalan sama dia," jelas Angkasa. "Ngerti?" sambung Angkasa bertanya.

Alesha mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Cukup pusing rasanya saat ini, pusing memikirkan tugas sekolah karena posisi Alesha yang masih sekolah serta pusing memikirkan masalahnya dan masalah kembarannya.

Sebenarnya jika dia masih ada di tubuhnya yang dulu, saat ini dia sedang sibuk skripsian. Karena antara Alesha dan Queen bersekolah beda tahun.

Netra Alesha melihat ke arah langit yang mendung itu, rintikan hujan mulai turun. Saat itu pula Alesha berdiri sembari menutupi kepalanya dengan tangan. "Sa, hujan!" katanya.

Angkasa mendongak, merasakan tetesan air hujan yang menetesi mukanya. Dia juga beranjak berdiri, menggandeng lengan Alesha untuk berteduh di sebuah toko kecil.

Hujan besar mulai turun. Padahal baru saja mendung tadi, tapi hujan langsung turun begitu derasnya.

Alesha mendongak, melihat mata Angkasa yang tertuju pada jalanan. "Sa, hujan-hujanan yuk!" ajaknya sembari tersenyum.

Angkasa menoleh. "Jangan, nanti sakit," jawab pria itu singkat.

Alesha menekuk mukanya. Padahal asyik sekali jika bisa hujan-hujanan.

"Kalo mau, ya sana. Tapi gue disini aja, liatin lo," sambungnya.

"Really? Yes!"

Alesha melangkahkan kakinya maju ia memposisikan dirinya agar menjauh dari atap toko itu. Ia berlari ke arah jalanan yang sepi itu.

Ingatannya berputar kembali, ketika ia sedang bermain air bersama Vero, kakak angkatnya. Ada rasa ingin bertemu di hati kecilnya, namun dia takut All Star masih mengejarnya, dia tak ingin Vero terlibat dalam masalahnya lagi.

Gadis itu berlari, merasakan guyuran hujan yang mengguyur dirinya. Walaupun sifatnya memang terkenal dingin, kadangkala dia menunjukkan sifat kekanak-kanakannya.

Sembari bersedekap dada Angkasa tersenyum tipis, netranya melihat kemana gadis itu pergi seakan tak ingin melepasnya.

Alesha mendekatinya, seketika lamunanya pudar. Angkasa menaikkan satu alisnya.

Alesha terkekeh, ia memercikan air ke wajah Angkasa. "Sorry, sengaja."

Tangan pria itu mengadah ke air yang bercucuran, kemudian ia memercikan lagi ke arah Alesha.

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Where stories live. Discover now