( 21 ) Sakit

142 50 18
                                    

Kalo ada typo tandain ya.

Happy Reading!


   _________________________________________

Angkasa membuka matanya perlahan. Matahari menyeruak masuk ke dalam kamarnya, membuat Angkasa mau tak mau harus bagun dan mengawali harinya lagi.

Tangan kekar seseorang menggeser gorden. Angkasa menetralkan pandangannya, melihat Galen yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Gue kesiangan ya?" tanyanya pelan. Entah kenapa ia merasakan lemas di sekujur tubuhnya, disertai rasa yang dingin sehingga dia ingin terus menutupi dirinya dengan selimut.

"Lo mending nggak usah berangkat deh, gue tau lo sakit, kan?"

Angkasa menaruh tangannya sendiri di dahinya. Benar, dia sakit sekarang dia demam.

Galen duduk di samping Angkasa.
"Kayaknya karena lo hujan-hujanan deh. Waktu itu juga gini kan, lo demam gara-gara kehujanan," kata Galen sembari mengingatkan.

Angkasa menggeleng cepat. "Nggak ah, ini mah bukan karena itu. Ini cuman karena penyakit gue, kambuh kayaknya."

"Ada hubungannya."

***

Alesha berangkat ke sekolahnya, kali ini menggunakan motor milik Rayyan.

Gadis itu turun, ia membuka helmnya lalu melangkahkan kakinya untuk memasuki sekolahan. Dia berjalan, melewati kelas Angkasa, tapi tak ada tanda-tanda pria itu di sana. Sepertinya dirinya yang berangkat terlalu awal hari ini.

Gadis itu duduk di kursinya yang penuh dengan coretan, coretan yang tulisannya tidak bermakna dan tidak berfaedah juga. Ia memutar bola matanya malas, ketika melihat Lia yang baru berangkat dan duduk di kursinya.

"Hai, udah lama nggak ketemu. Nggak kangen sama gue?" kata Lia, ia mendekat ke arah Alesha.

Alesha tersenyum, senyuman itu seolah mempunyai makna di mata Lia. "Eh, hai Lia. Lo kangen ya sama gue? Hahaha ... Siap-siap oke? Gue bakalan bongkar semuanya," jawab Alesha tenang padahal ia sampai detik ini belum merencanakan apa-apa.

Lia berdecak kesal. "Bongkar semuanya? Silahkan, nggak ada yang bakal percaya sama lo! Mereka pasti lebih memihak ke gue!" katanya penuh dengan rasa percaya diri, meski wajahnya sempat terlihat kaget nan takut.

"Oh gitu ya? Oke, kita liat aja nanti," kata Alesha tenang, wajahnya di penuhi oleh seringai jahatnya seakan ingin menghabisi Lia pada saat itu juga.

Lia berbalik, sangat nampak jelas gelagat gadis itu, ia sangat takut. Takut semua orang tau yang sebenarnya.

Mata Alesha mengarah ke arah pintu, ketika melihat Rara dengan dandanan khasnya masuk dan berjalan ke dalam. "Hai menor, kangen gue nggak?" tanya Alesha dengan nada terkesan mengejek, sontak Rara menoleh dan melihat ke arah Alesha.

"Menor, menor. Pala lo menor, lo bilang sekali lagi, awas lo!" katanya tak terima. Baru saja ia berangkat, seketika emosinya memuncak karena terpancing oleh Alesha.

Alesha tertawa pelan. Ia kemudian menatap wajah Rara penuh arti, sejenak ia melihat sekitar. "Ra, lo tau kan kalo gue nggak bersalah?" tanya Alesha. Wajahnya sangat serius.

"Lah, apa maksud lo? Mau nyogok gue lo? Sorry nggak bisa!" katanya ketus, ia membalikkan badannya agar tidak melihat Alesha lagi.

Sesaat, Lia kembali lagi.

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Where stories live. Discover now