11

110 36 30
                                    

Hari cukup terik, membuat hampir seluruh orang yang keluar rumah hari ini pasti akan merasakan bahwa cuacanya panas. Terlebih, bagi mereka yang harus bekerja dan belajar di tengah cuaca yang terbilang panas.

“Wah, tidak bisa lebih panas daripada hari ini sepertinya,” Kata Hans yang sedang berjalan di koridor kampus.

Hari ini, kelas Hans dan James dengan kelas Jimmy dan Ray digabung dan akan menjalani proses pembelajaran di aula konferensi karena mahasiswanya terbilang banyak untuk ditempatkan dalam satu kelas saja.

Ray pun mengipas dengan kertas ke arah wajahnya, kertas yang digunakan untuk catatan sebelumnya.

“Sebaiknya kita cepat masuk, sebelum semakin panas di luar.” Kata Ray.

Jimmy mengangguk, “Jika begini terus, keringat akan seperti mandi.” Kata Jimmy.

James sontak tertawa, walaupun panas, tapi Jimmy masih bisa bergurau seperti itu. Memang sedikit heran, tetapi James tebak bahwa Jimmy hanya spontan berkata seperti itu.

Sesampainya di kelas, tampak dari jauh saja, mereka sudah tau bahwa Karina dan Winter sudah duduk di bagian atas. Kebetulan, kursi di sebelah mereka masih ada yang kosong.

Di sebelah Winter kosong dua, begitu pun di sebelah Karina. Tentu saja, Jimmy mengambil tempat di sebelah Karina, dan di sebelah Jimmy ada Ray.

James duduk di sebelah Winter, dengan Hans yang duduk di sebelah James. Kira-kira begitulah urutan duduk mereka.

Tak butuh waktu lama menunggu, lima menit kemudian, dosen masuk ke aula tersebut. Aula konferensi yang bisa dikatakan cukup besar, tetapi mahasiswa dan mahasiswi harus memenuhi kursi di depan lebih dulu.

Dosen pun memulai kuliahnya. Beberapa mendengarkan dengan baik, beberapa tak fokus karena cuaca yang terlalu panas, dan sebagiannya lagi tidak bisa fokus mendengarkan karena mengantuk. Tak terkecuali Winter.

Mata Winter sekarang benar-benar seperti tidak tahan lagi untuk tertidur. Matanya sekarang terasa sangat berat dan mengantuk.

Winter pun mengambil modul mata kuliah dari dosen yang mengajar dan membukanya, mendirikannya untuk menutupi wajahnya.

Tak beberapa detik, Winter pun tertidur, dengan sangat lelap dan tenang. Sampai James yang tak sengaja menoleh ke arah Winter.

Ingin memastikan, ia takut penglihatannya salah, James kembali menatap Winter lebih dekat. Dan ternyata, penglihatannya tidak salah. Winter benar-benar tidur.

Kedua sudut bibir James terangkat, ia benar-benar tidak menyangka bahwa Winter bisa tidur saat sedang kelas. Satu lagi sisi baru yang James dapatkan.

“Apakah ada pertanyaan sejauh ini?” tanya Dosen yang mengajar dengan mikrofon yang terdengar di satu aula konferensi ini.

Tidak ada jawaban satu pun. Mereka pun sibuk mengalihkan tatapan mereka.

“Jika tidak ada, saya yang akan bertanya,” ucap Dosen tersebut.

Mendengar itu, James sedikit terkejut dan takut, dikarenakan Winter yang masih tertidur, bahkan sejak kelas ini dimulai. James merasa tidak enak jika harus membangunkan Winter.

Tapi sekarang, mau tidak mau ia harus membangunkan Winter. Karena Karina yang di sebelah Winter pun bahkan ikut mengantuk juga. Tidak tertolong.

“Winter,” panggil James pelan dengan berbisik.

“Hm?” hanya itu balasan dari Winter, bahkan tanpa membuka matanya. Tidak tau ia merespon karena benar-benar mendengarkan James atau masih secara tidak sadar.

James akhirnya menepuk lengan Winter pelan.

“Winter cepat bangun!” seru James tetapi tidak dengan suara keras. Lebih dekat ke arah telinga Winter.

A Little SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang