37 - TIAP MASALAH PUNYA JALAN KELUAR

1.2K 188 22
                                    

S

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

S

EBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan. mampir yaa!!

•••

37 – Tiap Masalah Punya Jalan Keluar

•••

Aku menjalani hari dengan gondok yang kupikul setiap kali mengingat cewek yang datang ke Kosan Ceria malam itu. Saat berkumpul aku selalu merasa cemburu meskipun Akbar hanya makan, aku kesal setiap kali mengingat senyuman Akbar pada cewek itu meski aku sedang melayani pembeli di Yang Kusayang. Cewek itu benar-benar membuatku tidak fokus menjalani hari.

Aku tahu kalau Akbar harus disuruh memilih antara aku dan si Asa atau siapalah namanya itu pasti pilihan paling masuk akal bagi manusia-manusia yang meninggikan kecocokan tampang akan jatuh pada cewek si paling mengembalikan charger itu. Dan hal itu membuat aku tidak suka karena membuat garis penghalang yang tidak bisa menyatukan aku dengan Akbar semakin kelihatan.

Sudah beberapa hari ini aku keki. Pada semua penghuni Kosan Ceria aku sedikit cemberut, pada si Rian yang kalau dia membuatku kesal aku tidak akan sungkan melempar wajahnya dengan kanebo basah berdebu bekas mengelap meja, pada bu Kos yang seharusnya aku ceria karena dia sudah mendingan dari sakitnya tapi aku malah tidak begitu antusias. Seharusnya aku tidak sekeki ini kalau saja waktu itu kutanya si Malik memberikan jawaban memuaskan.

"Cewek yang kemarin ke sini ... pacar lu ya?" tanyaku berusaha sok asyik agar tidak dicurigai meski kesal masih berakar di hati. Tetapi si Malik yang tengah bermain game malah semakin budeg hingga membuatku harus mengulang pertanyaan beberapa kali.

"Shit! Dikit lagi. Ganggu sih lu!" keluhnya.

Ingin kulayangkan tinju ke mukanya yang tengil itu menyalahkanku padahal dia saja yang tolol tidak jago main game. Baru juga kuangkat tangan dengan kepalan, si Malik langsung memberikan senyum perdamaian.

"Serem lu ih. Apa-apa mau nonjok, apa-apa mau nonjok. Bisa-bisa gue sama kayak si Akbar, sering keluar masuk rumah sakit."

Dasar hati lemah. Mendengar Akbar yang akhir-akhir ini sering ke tempat pengobatan itu membuatku tidak tega, tapi hati ini masih gondok kalau belum menemukan jawabannya. Pikiran semakin liar saja, bagaimana kalau si Asa-Asa itu juga sering membantu Akbar?

Aku tiba-tiba saja meraih kerah si Malik, geram. "Jawab gue, cewek yang kemarin itu pacar lu, kan?"

"Sti, lu mau ngapain? Mau buka baju gue?" racau si Malik sedikit menyipit ketakutan yang langsung kuberi tamparan ringan supaya mulutnya tidak berkata sembarangan. "Bukanlah. Si Asa itu temen gue, tapi sejujurnya gue pernah suka sama dia sih," lanjutnya seraya merapikan pakaian.

"Terus kenapa gak lu lanjut suka sama dia?" Supaya gue bisa tenang suka sama Akbarnya.

"Waktu itu dia sempet kayak deket sama kakak tingkat, makanya gue gak mau ganggu."

KOSAN CERIAWhere stories live. Discover now