CHAPTER 22(Luar Dalam)

60 45 1
                                    

Rafael menarik Caca pergi dari UKS.

"Ih, lepasin tangan gue!!" Caca melepaskan tangannya dari cengkraman pria itu "apa maksud lo ngomong kaya tadi?!"

"Dengerin ya, nyonya Caca Calista, pulang nanti tungguin gue di gerbang sekolah!"

"Ngapain?!, gak sudi gue nungguin lo!!"

"Galak amat, pokoknya gue gak mau tau, pulang sekolah nanti lo tungguin gue di gerbang sekolah!, kalau lo pergi gitu aja, gue akan bilang ke orang tua lo kalau lo itu kerja!" ancam Rafael.

Caca yang mendengarnya benar-benar terkejut, bagaimana bisa pria itu tau kalau dia bekerja tanpa sepengetahuan orang tuanya.

"Lo kaget?, gue tau kalau lo itu kerja tanpa izin orang tua lo. Jadi, kalau lo gak mau gue laporin ke orang tua lo, mending lo nurut aja sama gue."

"Sampai ketemu digeebang sekolah" Rafael pun meninggalkan Caca. Dia pergi ke arah yang berlawanan menuju kelasnya. Itu berarti dia akan membolos kali ini.

Sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Rafael, Caca menunggunya di gerbang sekolah saat bel pulang berbunyi. Suara motor terdengar yang perlahan mendekati Caca. Dan dia adalah Rafael, yang menaiki motor Kawasaki Ninja ZX-25R berwarna merah hitam itu, menghampirinya yang membuat semua mata tertuju kepada mereka.

"Ternyata nurut juga ya lo" sahut Rafael.

"Udah deh gak usah basa-basi, ngapain lo nyuruh gue nungguin lo disini?!" tanya Caca kesal.

"Galak amat jadi cewe" ucap Rafael sembari cekikikan.

"Gue mau bawa lo kerumah gue!" Rafael menjawab pertanyaan Caca.

"Hah!!" Caca terkejut.

"Gak usah kaget segala kali, kan udah gue bilang lo bakalan jadi perawat pribadi gue seharian ini" ucap Rafael dengan santai.

"Ya gue gak bisa!, lo tau sendiri kalau gue harus kerja!"

"Coba lo liat HP lo" titah Rafael agar gadis itu membuka ponselnya.

Caca melakukan apa yang dikatakan oleh Rafael, dan terlihat ada sebuah pesan dari pak Dani yang dimana dia adalah bos tempat dia bekerja, dalam pesan tersebut pak Dani mengatakan bahwa dia memberikan izin kepada Caca untuk tidak bekerja. Caca pun heran apa yang dimaksud dengan pesannya.

Rafael yang melihat Caca menaikkan satu alisnya dengan wajah kebingungan, menjelaskan apa yang dimaksud oleh pak Dani.

"Gue yang minta izin ke pak Dani supaya lo gak kerja hari ini buat ngerawat gue!!" Caca pun terkejut.

"Kok lo bisa tau pak Dani sih?"

"Gue kan pelanggan VIP di sana, dan om Dani itu pamannya sahabat gue Malik" jelas Rafael.

Caca benar-benar tidak menyangka bahwa pak Dani adalah paman dari sahabat pria ini.

"Ya udah buruan naik!" titah Rafael.

Caca pun menurutinya, ia pun menaiki motor mewah tersebut.

Saat di tengah perjalanan , Caca teringat dengan perkataan Rafael kepada Raissa.

"Rafael!" Sahut Caca kepada Rafael.

"Apa sayang~" jawab Rafael.

"Dih, jijik!!" Caca menepuk punggung pria tersebut.

"Gue mau nanya"

"Nanya apa?"

"Lo sama si Raissa udah putus?"

"Iya, kenapa emang?, lo mau jadi pacar gue?"

"Dih, geer amat lo, gue tuh cuman nanya!!" Caca pun cemberut.

5 Kisah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang