lamaran penuh siasat

135 7 4
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Bapak ngga mau nyari sarapan dulu?"
Tanya Biana yang masih setia menjadi supir pribadi dari bosnya itu. Perempuan dengan penampilan yang terlihat kaku, dengan celana bahan dan blouse berwarna biru muda melekat di tubuh perempuan itu.

"Sebentar Bi".
Ucap Sadam yang terlihat sibuk mengangkat telepon. Sudah beberapa kali Biana melihat bosnya mengangkat telepon dengan orang yang bahkan Biana tidak tau. Biasanya semua orang yang akan berurusan dengan Sadam, harus menghubungi Biana selaku sekretaris laki-laki itu. Tetapi kali ini Sadam mengambil alih langsung telepon itu.

Perempuan itu kembali fokus untuk menyetir. Kini mereka menuju ke arah kantor. Setelah beberapa saat lalu mampir ke suatu tempat.

Akhirnya Sadam selesai berurusan dengan ponsel miliknya. Biana kembali menoleh, ragu untuk bertanya. Bosnya terbiasa untuk sarapan. Saat menjemputnya tadi, Sadam mengatakan belum sempat makan. Tapi ini sudah kedua kalinya Biana menawarkan dan dua kali juga terpotong oleh panggilan telepon itu.

"Ba.."

"Mampir dulu cari bubur aja Bi. Saya udah laper banget".
Perkataan Biana terpotong. Dia mengangguk atas ucapan bosnya. Tepat beberapa meter sebuah warung bubur berada. Biana segera membelokkan mobilnya tersebut.

"Bi".
Panggil Sadam saat Biana sudah bersiap untuk turun.

"Kenapa pak?"
Tanya Biana bingung.

"Kamu mau bantu saya?"
Tanya Sadam terlihat serius. Biana mengernyitkan dahi bingung. Memangnya dia bisa menolong apa?

"Bapak butuh apa?"

"Nikah sama saya gimana?"
Kali ini Biana lebih terkejut mendengar perkataan sang bos.

~~~°°°~~~

"Hai Ren. Lama ngga ketemu".
Laki-laki itu menepuk bahu Naren dengan wajah terlihat tersenyum ramah. Naren pun membalas senyuman itu.

"Baik mas. Mas sendiri gimana?"
Naren bertanya balik.

"Gue? Lo bisa liat sendiri. Muka gue keliatan stress? Ngga keurus?"
Ucap laki-laki itu sambil tersenyum frustasi. Genta yang saat ini sedang berjalan di samping Naren. Keduanya berada di perusahaan Jordana. Kalian tidak salah dengar. Naren memang berada di gedung milik Jordana itu.

"Pasti menyenangkan mas. Apalagi dengan kandungan kak Geisha. Mas Genta belum terbiasa aja".
Ucap Naren berusaha menghibur laki-laki yang akan menjadi seorang ayah itu.

"Lo ngomong seakan pernah punya anak aja".
Sindir Genta yang dibalas kekehan oleh Naren. Kabar Naren yang menghamili adik Ikal itu sudah sampai di telinganya. Bahkan Geisha dan Arin yang jauh di sana pun sudah tau. Berita menyebar begitu cepat.

Falling Into You [END]Where stories live. Discover now