Part. 8

283 70 294
                                    


*******

Sebentar. Dokternya... mereka?

Iya, gue gak salah liat. Mereka adalah Hoshi dan Dikey, beneran Dokter dari Rumah Sakit Jiwa.

"Eh, Ibu Jiyo?" Please jangan panggil gue 'ibu' segala, "Ketemu lagi kita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Eh, Ibu Jiyo?" Please jangan panggil gue 'ibu' segala, "Ketemu lagi kita."

"Loh? Bang- eh maksud gue... Dokter Hoshi kenal Jiyo?" Dikey bertanya dengan mata dan mulut yang membulat pertanda heran karna Hoshi menyapa akrab gue tadi. Kayaknya mereka deket banget sampe punya panggilan yang tidak menyangkut profesi lagi.

"Kenal." Gue udah siap banget bakal gorok leher Hoshi semisal dia bilang kalau gue pasiennya, "Kita satu SMA dulu." Syukurlah, ternyata dia mengerti isyarat mematikan dari mata gue.

"Widih. Kok samaan? Jiyo juga temen SMP gue. Alumni lo pada ngumpul disini, Yon. Mau kerja apa reunian lo?" Dikey dan bacotannya,

"By the way, kita bakal tiga bulan nih dimari." Sambungnya lagi sambil duduk diatas meja. Dua orang itu pakai snelli, kayaknya sih seragam dari RSJ gitu. Bahkan gue masih melihat adanya ID Card yang menggantung di saku bagian depan.

"Mba Jiyo, beneran kenal mereka?" Kali ini suara bisikan Juwita ke telinga gue, dan jawaban gue hanyalah sebuah anggukan kepala yang langsung membuat Juwita paham tanpa perlu ulasan kalimat lagi untuk menjelaskan.

"Kalian berdua ... serius?"

"Ya menurut lo?" Dikey menjawab, "Niatnya sih, sekalian refreshing."

"Bener, ripresing." Buset dah lidahnya, "Ketemu abang-abang napi. Waspadalah! Waspadalah!." Ucap Hoshi dengan ekpresi maksimalnya. Kayaknya hanya anak tahun 90-an deh yang paham jokes legend 'waspadalah' ala bang Napi itu.

"Nih kenalin. Dokter Lapas yang bakal lo bantuin."

"Salam kenal, saya Juwita. Panggil aja, Juwi."

Hoshi yang tadinya berniat menjabat tangan Juwi malah di hempas Dikey, "Maaf ya, Dok, yang bening begini... bagian gue." Dikey berbisik meski seluruh telinga yang eksis di ruangan ini tentu saja bisa mendengarnya.

Dia membersihkan tangannya lalu menjabat tangan Juwi dengan genit, "Dokter Juwi, kenalin saya Dikey. Saya mah orangnya baik hati, tidak sombong dan rajin menabung, cocok sih kalau di pasangan sama bidadari yang modelannya kayak Dokter Juwi."

Gue menggaplok kepala Dikey dengan gulungan kertas yang gue pegang, "Udah bersuami! Jaksa suaminya, di hukum mati tau rasa lo."

"Buseeett." Muka Dikey berubah panik, "Yailah.. Yon, gak ngomong dari tadi." Lalu dia mundur dan berbisik pada Hoshi, "Yah... Dok, kalah telak nih kita. Udah ber-anjing ternyata."

"Otak lo cewek mulu." Hoshi menambah gaplokan di kepala laki-laki berhidung runcing itu, "Ingat noh si Bella aja belum berhasil lo pepet."

Gue sering banget liat situasi begini. Dimana para jantan akan terpikat dengan visual Juwita yang emang mirip aktris-aktris china gitu. Visualnya pantas di sejejerkan dengan idol-idol kpop. Makanya banyak SDM Lapas suka cari perhatian ke dia. Jangankan mereka, para napi aja sering banget godain perempuan yang ramah senyum ini. Cuma mereka langsung pada mundur, ketika tau dia udah bersuami, apalagi punya nama di profesi-nya itu.

AD-APTAREWhere stories live. Discover now