Tiga

169 36 8
                                    

Sorry for typo(s)!

---

"...Ayam yang cocok untuk bocah kaya itu... Ayam apa?"

Setelah selesai bekerja, aku mencari ayam di supermarket.

Meski begitu, seperti biasa aku akhirnya mengambil potongan daging yang lebih murah; lagipula ayamnya akan empuk setelah kusiapkan. Tapi, mungkin lebih baik menukarnya dengan yang mahal?

...Ayo tukar saja. Aku tidak ingin mendengar 'kau membuat perutku sakit' setelah sembarangan memberinya makan daging murah.

Karena dia anak nakal, kuputuskan dia mungkin tidak terbiasa dengan daging murahan.

Aku juga sama. Nah, dalam kasusku justru sebaliknya. Kalau aku memakan daging premium, perutku jadi mual.

Ah, aku harus mengeluarkan uang yang tidak perlu karena Kim Myungsoo.

Tapi aku juga senang–. Mengatakan 'enak', dia dengan senang hati memakan makan siang yang kubuat.

Lagipula, dia tidak seburuk yang kukira.

Meski begitu, aku bertanya-tanya mengapa aku dengan riang mengatakan 'aku mengerti'.

...Dengan semua keterkejutan yang kuterima, aku mungkin menjadi bodoh.

...Itu benar.

Daripada memilih daging, ada hal lain yang harus kulakukan.

Setelah aku selesai berbelanja, aku kembali ke apartemen.

Tidak ada gunanya melarikan diri selamanya.

Ayo kita bicarakan dengan baik dan dicampakkan sepenuhnya.

"Aku pulang."

Aku melepas sepatu di pintu masuk dan memasuki ruangan. Minho sedang bermain game sambil berbaring di sofa.

Dia mungkin tidak bertemu dengan gadis itu hari ini.

"Selamat datang di rumah."

Minho asyik dengan permainannya, dia bahkan tidak melihat ke arahku.

...Mau bagaimana lagi.

Minho tidak lagi tertarik padaku.

Memikirkan hal ini membuatku sedih dan air mata mulai berlinang.

"...Aku akan membuat makanan, oke."

Aku melarikan diri ke dapur agar air mataku tidak terlihat.

Biarkan aku tenang saat aku memasak makanan.

Meski aku menangis, perasaan Minho tidak akan kembali.

Seorang wanita tidak keren yang ditipu. Meski begitu, aku ingin menyelesaikannya dengan cara yang keren sampai akhir.

Berhenti menangis.

Hari ini, ayo kita membuat kubis gulung favorit Minho.

Oh, aku juga harus membuat persiapan untuk dakgangjeong besok.

Aku harap Minho akan senang. Aku harap Myungsoo akan mengatakan makananku enak lagi.

Ayo berkonsentrasi dan memasak.

Ayo kita dicampakkan setelah makan malam.

Aku dengan rajin membuat makanan dan memindahkan hidangan yang sudah jadi ke ruangan tempat Minho berada, dan meletakkannya di atas meja.

Meskipun proses memasaknya sudah selesai dengan baik, dan ada aroma lezat yang tercium, Minho tetap asyik dengan permainannya bahkan tanpa melirik ke arah hidangan yang berjejer di atas meja.

So Many Tears [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora