Bagian 8 || KHB

52 13 8
                                    

Author POV

"Lo ada hubungan apa sama sih, Zayn, Zayn itu?" todong Aruna saat Sheilla baru datang ke kelas.

Sheilla memutar bola mata malas sembari meletakkan ranselnya di kursi. Ternyata gadis itu masih tak melupakan hal itu.

"Emang gue ada hubungan apa sama dia?" Sheilla balik bertanya dengan wajah datar. Yang mana malah membuat Aruna mendegus kesal.

"Kalian ngomongin apa sih? Kok gue ga tau?" tanya Cheryl bingung. Gadis itu melirik kedua temannya bergantian.

"Sheilla sekarang udah main rahasia-rahasiaan sama kita," jawab Aruna sinis. 

"Rahasia?" Cheryl membeo pelan.

Aruna mengangguk. "Iya, dia punya gebetan. Sih anak baru kemaren" kata gadis itu lagi.

Cheryl masih loading mendengar ucapan Aruna barusan. Dan dapat Sheilla pastikan jika sebentar lagi gadis itu akan heboh.

"What?! Sih Zayn anak baru dari anggota geng BlackMoon itu?!" Tuhkan, sudah Sheilla tebak.

Di jitaknya pelan kepala Cheryl sehingga membuat gadis itu mengaduh kesakitan.

"Ga usah ngadi-ngadi deh lo berdua!" ketus Sheilla kesal.

"Ya makanya lo jelasin anjing! Biar kita ga salah paham!" gemas Aruna bersiap akan menjitak Sheilla. Namun, gadis itu sudah terlebih dahulu mengelak.

"Ck, iya, nanti gue jelasin. Puas lo?" Sheilla menatap Aruna jengkel.

"Nah gitu dong."

Bersamaan dengan itu, Zayn tiba-tiba muncul dari balik pintu kelas.

"Nah, gebetan lo udah datang, Shei," bisik Cheryl pelan sembari cekikikan.

"Jangan salahin gue kalo besok lo udah ga bisa liat matahari lagi!" ketus Sheilla.

Sedangkan Cheryl dan Aruna tertawa cekikikan melihat raut kesal di wajah gadis itu.

_oOo_

"Cepat jelasin!" ujar Aruna tak sabaran.

Ketiga gadis itu kini sudah berada di kantin. Dengan mangkuk bakso dan gelas minuman  yang sudah ludes berada di hadapan mereka.

"Sabar dong, gue baru selesai makan nih," degus Sheilla.

"Ga usah banyak alasan deh, Shei. Cepetan sebelum gue mati penasaran nih," pungkas Aruna.

"Cerita aja deh, Shei. Gue juga udah penesaran nih," timpal Cheryl memajukan kursinya agar bisa mendengar cerita Sheilla saksama.

Menghembuskan nafas panjang, Sheilla memutar bola mata malas. Baiklah, dia akan menceritakan pada kedua makhluk menyebalkan di hadapannya ini.

"Sebenarnya gue di titipin bokap sama anak sahabat bokap yang baru pindah di kompleks rumah gue, bersamaan waktu papa Gue balik ke Australia. Dan ya, gue di titipin sama Zayn." jelas Sheilla ogah-ogahan.

Aruna dan Cheryl sama-sama mengerjapkan mata. Masih belum loading dengan cerita Sheilla barusan.

"Maksudnya, lo bakal di awasin terus sama tuh anak?" tanya Aruna akhirnya.

Sheilla mengangguk malas. "Makanya waktu itu gue kesel banget. Mana pas waktu itu, dia pagi-pagi udah standby di depan rumah gue. Gimana gue ga kesel coba." Sheilla mendegus kesal mengingat hari pertamanya bertemu Zayn.

"Bokap gue emang bener-bener nyebelin tau gak! Gue pengen bebas kayak dulu lagi, Run, Cher." Sheilla merengek seperti anak kecil.

"Yaudah lah, sebenarnya ada bagusnya juga om Bram nyuruh sih Zayn ngawasin lo. Biar lo ga bisa bolos lagi." Cheryl tertawa mengejek.

Ketika Hujan Berhenti  [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang