( 22 ) Siapa Cewek Misterius Itu?

114 41 26
                                    

Alesha, benar-benar sangat kesal hari ini. Dirinya seakan ingin menonjok pria yang sedang berhadapan dengannya. Gadis itu menatap Leon sinis, sehingga Leon merasa aneh.

"Lo kenapa sih? Dari tadi liatin gue gitu," tanyanya kepada gadis di depannya ia menghisap rokok yang sedari tadi dia pegang.

"Lo ngapain ke sekolah gue? Lo nggak perlu jemput gue segala, ngerti? Gue udah bawa motor sendiri." Gadis itu berdecak kesal sembari menyilangkan tangannya di dada.

Pria yang sekarang berpenampilan layaknya pria berandalan itu melihat Alesha. "Sama tunangan sendiri, apa salahnya?"

Lagi-lagi, Alesha dibuat berdecak kesal. Andai saja waktu itu dia belum mengetahui soal pria yang berstatus sebagai tunangannya itu, pasti dia tidak akan semarah itu. "Gue tuh udah bawa motor, lo nggak perlu jemput. Harusnya lo tadi call gue dulu, " kata Alesha. Wajahnya terlihat sedang menahan amarah.

Pria di depannya malah mengangguk. Wajahnya seolah seperti orang yang tidak mempunyai salah, sangat tenang, aman dan damai.

Pria itu membenarkan jaketnya, ia mematikan rokoknya lalu membuangnya sembarangan, membuat Alesha melongo. "Ngapain lo buang di situ anjing!? Ambil, buang di tempat sampah!" pinta Alesha sembari menunjukkan tempat sampah yang berada tak jauh dari tempat mereka duduk.

Pria itu berdecak kesal. "Lo marah-marah mulu sih, capek kuping gue dengerinnya," keluh Leon sembari menutupi kedua telinganya.

Gadis itu berusaha untuk meredam emosinya. Ia tidak akan marah jika Leon membuang sampah sembarangan, tapi sekarang mereka sedang berada di sekolah. "Lo ngeselin anjing!" umpat Alesha. Gadis itu bangkit dari duduknya lalu memunguti sampah yang Leon buang, lalu menaruhnya di tempat sampah.

Ia mencuci tangannya, lalu duduk di samping pria yang sedang memainkan ponselnya dengan santai.

Leon menoleh, kemudian ia menatap ponselnya lagi. "Cowok tadi siapa?" tanya Leon.

"Galen," jawabnya, ia mengambil tasnya yang ia taruh di kursi lalu menggendongnya. "Kenapa?" tanya Alesha.

"Nggak papa." Leon mematikan ponselnya, ketika melihat Alesha yang memakai tas ranselnya lagi. "Bareng
gue," katanya, tangannya meraih lengan Alesha.

Alesha menepis kasar tangan Leon, sehingga pria itu sedikit kaget lalu menatap mata Alesha lekat. "What's wrong? Lo keliatan benci banget sama gue," kata Leon yang menyadari perubahan sikap dari gadis di depannya.

Alesha menggaruk kepalanya, ia sedikit frustasi akan hal ini. Sial, dirinya tak bisa mengendalikan sikapnya pada Leon setelah ia mengetahui siapa Leon. "Gue pake motor, Leon. Lo pulang pake mobil, terus gue pulang sendiri pake motor, oke?" katanya seraya menghaluskan suaranya.

Terlihat wajah Leon penuh rasa kecewa. Dirinya sudah berjauh-jauh dari rumah, eh maksudnya markasnya malah Alesha akan pulang sendiri karena dia ternyata memakai kendaraan sendiri. "Hargai dikit kek." Pria itu berdiri lalu berjalan menuju keluar gerbang sekolah.

"Bukannya gue nggak mau ngehargain lo, tapi gue emang nggak mau pulang bareng sama lo!" kata Alesha seraya berteriak, menyadari Leon yang sudah membuka pintu mobilnya, matanya melihat Leon yang sudah menyalakan mesin mobilnya.

Gadis itu berdecak kesal. Ia lalu berjalan menuju motornya yang terparkir di sana. Ia meraih helm full face lalu memakainya. Netranya melihat ke arah mobil Leon terparkir tadi, ternyata pria itu sudah pergi. "Kalo nggak ada tu cowok, gue pasti udah ada di rumah Aksa," gumamnya.

Ia menyalakan motornya lalu menjalankan motornya keluar. Jika Alesha tak lupa jalan rumah Angkasa mungkin ia tidak memohon-mohon pada Galen tadi. Sial, akhirnya dia tak dapat menjenguk Angkasa. Padahal dia sangat khawatir pada pria itu.

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang