Sikopet gila! [03]

20 7 2
                                    

---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

---

Pagi akhirnya tiba. Alenha berjalan gontai keluar dari kamar. Ia tersenyum kala beberapa pelayan menyapa dengan ramah. Sesekali ia mengedarkan pandangan guna menikmati suasana mewah di hunian megah milik keluarga Waradana.

Sedikit disayangkan. Rumah sebagus dan sebesar ini tampak seperti ada yang kurang. Entah mengapa Alenha merasa tak ada kehangatan menyelimuti rumah ini.

"Kamu sudah bangun?" Lamunan Alenha pecah kala ada seseorang menepuk pelan bahunya.

"Baru saja bangun," jawab Alenha singkat.

"Aku sama Refan sudah memesan makanan untuk sarapan. Kamu bisa mandi dulu setelah itu langsung ke ruang makan." Agha tak henti-hentinya menampilkan senyuman manis hanya untuk Alenha.

"Kalian selalu pesan makanan?" Agha mengangguk.

"Bukankah di rumah ini banyak pelayan? Kenapa tidak masak saja?" Agha tersenyum kemudian menggeleng. Ia kini mengambil posisi tepat di depan jendela. Menatap lurus pemandangan yang tersuguh indah di luar rumah.

"Tugas pelayan di sini sudah sangat banyak. Kalau masih harus memasak untuk kami, itu akan semakin mengurangi waktu istirahat mereka. Jadi kami memutuskan untuk membeli makanan dari luar." Alenha mengerutkan kening.

"Kedengarannya memang baik. Tapi bukankah itu pemborosan?" Agha hanya menggelengkan kepalanya.

"Memang, tapi setidaknya itu cara kami membantu meringankan pekerjaan para pelayan di sini." Meski masih merasa bingung, Alenha pada akhirnya memilih untuk bungkam dan tidak memperpanjang pembicaraan.

"Kamu mandi dulu. Aku tunggu di ruang makan." Agha berjalan meninggalkan Alenha setelah mendapatkan anggukan dari gadis berparas cantik tersebut.

Namun niat Alenha sedikit berubah. Karena rasa penasaran yang tinggi, Alenha membawa kedua kakinya berjalan perlahan menuju ke sudut ruangan.

Pintu kamar Adriel sedikit terbuka. Setelah memastikan tak ada yang melihat, Alenha mencoba untuk mengintip apa yang sedang Adriel lakukan di dalam kamar.

Alenha terkejut mendapati Adriel justru berbaring di atas lantai sembari memejamkan kedua matanya.

"Kenapa dia tidur di bawah? Aneh sekali." Alenha berbisik pelan. Kedua matanya masih terkunci pada sosok Adriel. Tapi tanpa disengaja Alenha justru menekan kenop pintu sehingga menimbulkan suara yang sukses membuat Adriel menatap ke arahnya.

"Ngapain?" Suara dingin Adriel terdengar. Alenha yang gugup akhirnya memilih untuk menutup pintu kamar Adriel dan bergegas masuk ke dalam kamarnya sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 06, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MANGATAWhere stories live. Discover now