O5 - Cih, Istri Paksaan

33 2 0
                                    

Kiara terduduk lemas bersandar pada almari berpintu kaca yang ada di butiknya. Beberapa hari ini ia tidak enak badan, tapi semua memang harus di paksakan. Setelah mendapat ijin dari Serina—mama Aron, Kiara bergegas pergi ke butik menemui Arabela yang sudah uring-uringan sejak beberapa hari yang lalu mencari keberadaannya.

"Gila aku gak bisa mikir, terus aku gimana kamu aja hilang-hilangan gini. What about my career?, Ra please kamu tetep jadi personal desainer ku. Ya walau aku tau suamimu konglomerat tapi pleasee I'm your best friend, right?".

Kiara berdecak malas mendengar rentetan kalimat yang Arabela ucapkan sedari lima belas menit yang lalu. Bayangkan saja, tubuhnya sedang tidak sehat dan Arabela terus saja berbicara dengan nada nyaring. Sepertinya ia salah memilih teman.

"Aku juga perlu ijin ke Aron, walau gimanapun kan sekarang dia waliku yang sah. Sabar dulu Aron sedang ada perjalanan bisnis," jelas Kiara meraih botol air di meja.

"Lama, ini bukan jaman batu. Kamu punya ponsel, Aron juga demikian. Kenapa sih di bikin susah, heran sama pasutri ini," cerca Arabela melenggang duduk bersama Kiara berlanjut bersandar pada bahu sahabatnya itu.

Kiara melirik dengan ujung matanya menaruh pelan botol air ke atas meja, "aku gak terpikirkan sama sekali Ra, kenapa kamu harus merasakan semua ini. I'm sad too,".

"Siapa juga yang terpikirkan hal-hal kaya gini, impianku tuh nikah sama pria yang bener-bener mendapatkan restu dari ayah sama bunda. Tapi aku juga bersyukur seenggaknya terjadi dengan Aron bukan pria gak jelas yang mau memanfaatkan aku itu,".

Arabela mengangguk lemas. Ia sudah mendengar kronologi penyebab Kiara bisa menikah dengan pengusaha TOP, Aaron Jesper. Ketika keduanya sedang termenung Rocky—asisten pribadi Kiara yang berpenampilan ala perempuan menghampiri keduanya dengan sebungkus cheese cake.

"Aduh eke habis cari bahan malah dapet gratisan dari opening toko kue, menggoda bingits khann say," pamernya membuka kardus cheese cake memperlihatkan isinya pada Kiara dan Arabela.

"Tau aja jeng Eky kita butuh cemilan, but gak deh aku jaga makan," tolak Arabela mencolek sedikit kue dan merasakannya.

Tidak lama setelah kardus dibuka dan dipamerkan pada Kiara, perempuan itu mendorong pelan kardus yang Rocky bawa langsung berlari ke belakang.

"Kenapa tuch mbak beb," heran Rocky mendapat gelengan tidak tau dari Arabela yang langsung menyusul Kiara kebelakang diikuti Rocky yang membuntut.

Keduanya saling menatap setelah berhenti di depan kamar mandi. "Ra, u okey?," tanya Arabela memastikan sambil mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali. Keduanya masih menunggu, tidak lama setelahnya Kiara keluar dengan muka pucat pasi.

"Please, jangan di bawa kemari. Bikin mual," titah Kiara menggeleng beberapa kali menunjuk kardus cheese cake yang Rocky bawa. Perhatian Arabela dan Rocky sontak beralih pada cheese cake yang Rocky bawa. Si pembawa mengangguk langsung kabur ke depan.

"Kenapa? Biasanya juga seneng banget cheese cake," tanya Arabela mengikuti Kiara yang tengah berjalan ke ruangan kerja perempuan itu.

Kiara menggeleng, "dunno, aku anti banget sama produk dairy akhir-akhir ini,".

"Serius?! Kamu gak lagi isi kan?,"

Mendengar pertanyaan Arabela, Kiara berhenti sejenak dari kegiatannya menyusun desain. Gak mungkin, batinnya melanjutkan apa yang ia kerjakan.

"Isi bubur, aku habis sarapan bubur," elak perempuan itu mendengus kearah Arabela.

— Goodnest —

Mr. GoodnestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang