dieciséis : Home Sweet Home

1.7K 264 32
                                    

Siang mulai berganti dengan sore, setelah pertarungan panjang akhirnya para chattel dan monarch bisa menghembuskan nafas lega mereka. Terlebih setelah rantai dan benang yang melilit tubuh Jeno, Jaemin, Jisung dan Yuta lepas.

"Hhh...akhirnya lepas..." ujar Jisung sembari meregangkan tubuhnya. Di sebelahnya terdapat Jaemin yang hanya mengulas senyumnya.

"Renjunie, kau baik-baik saja kan?" Winwin tiba-tiba menghampiri Renjun dan memeluk erat tubuh yang jauh lebih mungil darinya.

Renjun yang ditanya pun hanya mengedipkan kedua matanya kemudian mengulas senyum cerahnya. Ia membalas pelukan milik Winwin yang membuat Winwin menghela nafasnya lega.

"Kau benar-benar sudah bertambah kuat ya? Pasti mama, baba dan gegemu bangga." Ujar Winwin dengan nada terharunya yang membuat Renjun ikut mengulas senyum harunya.

"Hyung, lalu Khaos bagaimana?" Tanya Jisung tiba-tiba pada Donghyuck yang berdiri di sampingnya, membuat semua perhatian disana teralihkan pada Donghyuck.

"Tidak bagaimana-bagaimana. Omong-omong, kenapa kau ada disini?" Tanya Donghyuck tiba-tiba dengan wajah datarnya yang seketika membuat suasana menjadi hening.

"Donghyuck, Jisung dan monarchnya ikut membantu." Ujar Jaemin yang kini sudah berdiri tepat di depan Jisung.

"Hyung, maaf so-..."

"Tolong maafkan Jisung, aku yang salah sebagai monarchnya. Aku yang menyuruh Jisung dulu, jadi ini murni kesalahanku." Chenle tiba-tiba menyela sembari berdiri di samping sang serf. Membuat Donghyuck yang mendengarnya pun menatap datar sosok monarch dari Jisung.

"Memang salahmu, berterimakasihlah pada Renjun waktu itu kalau tidak kau sudah mati di tanganku." Dingin Donghyuck yang membuat Renjun dengan segera menghampiri sang serf.

"Hyuck, jangan membuat mereka takut. Lagian mereka kan sudah berubah jadi baik sekarang." Ujar Renjun dengan wajah galaknya yang malah terlihat lucu.

"Ya ya terserah saja. Hoy Jeno, kenapa bukan kau saja yang membantuku?" Tanya Donghyuck dengan wajah kesalnya pada Jeno yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Berempat saja kami hampir mati di tanganmu bajingan!" Emosi Jeno sembari menunjukan kepalan tangannya, yang membuat Donghyuck memasang senyum menggodanya.

"Hhh...sayang sekali chattel terkuat yang pernah melawan dewa perang harus meminta bantuan orang lain." Ujar Donghyuck dengan nada dilebih-lebihkan yang membuat Jeno segera mengeluarkan pedang besarnya diikuti dengan kilat yang sudah menyelimuti dirinya.

"Aku akan membunuhmu sekarang demon bajingan!" Dingin Jeno yang sudah bersiap melesat ke arah Donghyuck, namun terhenti saat Yangyang menahan lengan kekarnya.

"Kau tidak lelah apa bertarung terus? Ayo pulang." Ujar Yangyang dengan wajah datarnya yang kemudian beranjak pergi, membuat Jeno mati-matian menahan emosinya dan kemudian mengikuti langkah sang monarch. Meninggalkan Donghyuck yang tengah tertawa terbahak-bahak di tempatnya.

"Hyung, kami tidak memaksamu dan monarchmu untuk memaafkan kami. Tapi sebagai penebusan rasa bersalah kami, kami akan selalu siap membantu kalian." Ujar Jisung dengan senyumnya yang tidak dihiraukan oleh Donghyuck yang tengah membuang wajahnya ke arah lain, membuat Renjun yang melihatnya pun menghela nafasnya.

"Renjun, sekali lagi aku minta maaf." Chenle ikut membuka suaranya, membuat Renjun mengulas senyum ramahnya dan mengangguk.

"Kalau begitu, kami pamit pergi dulu." Ujar Jisung masih dengan senyumnya diikuti dengan tangannya yang menggenggam tangan milik sang monarch. Baru saja Jisung berniat beranjak dari tempatnya, namun terhenti saat Donghyuck membuka suaranya.

Monarch : Last Partie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang