𝒄𝒖𝒂𝒓𝒕𝒂 𝒑𝒂𝒓𝒕𝒆 ⊹

103 15 0
                                    

Lee Haechan & Huang Renjun
.
.
.
.
.
.
.

LA ESPERA TERMINÓ

"ihatlah dia sudah salah tapi tidak merasa bersalah sama sekali" hersa menaikan bibirnya sinis melihat renan yang tengah duduk dibawah pohon rindang sembari mengawasinya dari jauh

"gila panas banget sih hari ini padahal ramalan cuaca bakal mendung tapi kenapa panas gini? sialan!" rengutnya dengan menendang beberapa kerikil untuk melampiaskan kekesalannya

"Hersa Sandewa"

"e-eh....ya ren kenapa?" hersa menatap gugup renan yang tengah memanggilnya sekarang, memang hari ini hersa terlambat kesekolah, sebabnya dikarnakan pria didepannya ini dan hersa mau marah juga tidak bisa ia tidak punya cukup nyali untuk sekedar memberikan umpatan pada renan, sebenarnya bukan salah renan juga sih ini karna hersa yang sudah terlewat baper dengan renan

renan menatap hersa dengan datar setelah itu menggerakan jarinya tanda memberikan printah agar mengikutinya, hersa kebingung dibuatnya tetapi ia tetap mengekori renan dibelakang

"mau kemana ren?" renan tidak menjawab hersa, dia lebih memilih tetap melangkahkan kakinya hingga mereka berdua telah sampai disebuah dipintu yang dicat berwarna biru dengan tulisan student council room atau yang lebih dikenal dengan ruang osis

hersa meneggukkan ludahnya kasar ia sudah mengerti kenapa renan membawanya kemari, renan menatap datar hersa dibelakang dan menyuruhnya untuk masuk

"ren bisa sama lo aja gak? sumpah gw rela dapet hukuman sama lo ketimbang sama davin" renan menghela nafasnya dan melebarkan matanya tanda printah, hersa meneguk ludahnya sekali lagi sebelum tangannya terangkat untuk memegang gagang pintu tersebut

*cklek*

"Assalamu'alaikum....warohmatulohi... wabarakatuh......." hersa berkeringat dingin ketika dihadapkam dengan wajah dingin nan menusuk milik davin, demi apapun davin ini orangnya sangat disiplin dan saat anggota atau temannya sendiri yang melanggar peraturan davin tidak akan segan-segan untuk memberikan hukuman

"waalaikumsalam"

"duduk sa" hersa mendaratkan bokongnya sembari mengelap beberapa kringat yang berada diplipisnya

"lo tau kan apa salah lo hersa sandewa?, udah gua bilang berapa kali kita ini anggota osis sa kita yang jadi panutan buat adik kelas kita kalo anggota osis aja kelakuannya kaya gini gimana sama adik kelas kita?!"

"tapi vin gua juga kan baru sekali telat gua juga gak telat setiap hari ini karna gua nungguin seseorang aja tadi mangkanya telat" ucap hersa dengan senyum nyengirnya, davin menghela nafasnya sembari memijat pelipisnya, sebenarnya ini bukan masalah besar jika mereka masih diangkatan davin tetapi anak-anak jaman sekarang mulutnya sangat pedas davin gak mau jabatannya sebagai ketua osis selama 2 tahun ini jadi banyak masalah

"maaf vin gua emang salah tapi gua janji gak bakal diulangin lagi lepasin gua ya kali ini lu kan temen gua vin masa tega ngeliat temen lo kesiksa kaya tadi gak ada belas kasian apa lo?" hersa melengkungkan bibirnya dengan mata yang seakan berkaca-kaca

"ewhh jijik lo sa gua tadinya gak mau hukum lo tapi gua berubah pikiran mendingan lo bersihin salah satu toilet laki-laki sono"

HES || HYUCKRENWhere stories live. Discover now