𝒒𝒖𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒑𝒂𝒓𝒕𝒆 ⊹

119 14 0
                                    

Lee Haechan & Huang Renjun
.
.
.
.
.
.
.
LA ESPERA TERMINÓ

"yok ren gw anterin"

"hah? elo ngapain disini?"

"kan tadi gua udah bilang gua itu mau nganterin lo kesekolah"

"berangkat bareng?? kan gua gak pernah minta" hersa mengangguk dan terkekeh geli dengan ekspresi bingung milik renan, memang hari ini hersa sudah niat datang pagi-pagi sekali tepatnya jam 5:45 ia sudah datang hanya untuk menunggu renan agar berangkat sekolah bersamanya, 25 menit lebih hersa telah mati kebosana menunggu renan padahal jam masuk mereka jam 7 tapi menurut hersa lebih baik menunggu renan didepan rumahnya lebih awal daripada renan berangkat duluan seperti kemarin

"gak ada sih gua cuman pengen aja udah ayo naik nanti keburu telat"

"nih sesuai janji gua udah beli helm baru khusus untuk lo" hersa memberikan helm berwarna hitam dengan corak titik-titik putih abstrak, menurut renan bagus tapi kenapa warnanya harus hitam? "selera hersa memang jelek" pikir renan

"gak usah gua mau pergi sendiri aja" ucap renan dengan nada dinginnya dan berangsur pergi tetapi harus terhenti kembali kala hersa memegang tangannya

"ck jual mahal terus lo mah" renan menatap datar hersa yang dengan telaten memasangkannya helm, ternyata memang renan itu yang tidak bisa pakai helm bukan kerna helm itu seken atau mahalnya

setelahnya renan segera naik kemotor sport milik hersa dan setelah itu hersa ternyum dibalik helmnya ketika renan tidak melawan lagi dan segera menancapkan gas meninggalkan pekarangan ruman renan

"renan"

"udah lo fokus liat jalan aja napa nanti kecelakaan gua gak mau mati konyol bareng lo"

"gua cuman mau bilang kayaknya kita udah mau telat deh mendingan lo pegangan ke gua takutnya jatuh soalnya gua mau ngebut"  renan memilih abai dengan perkataan hersa dan memilih menatap langit yang masih orange didepannya

"ren lo serius mau jatuh nih? kalo gitu jangan salahin gua ya" hersa segera menggas motornya dengan kecepatan tinggi renan yang terkejut langung memeluk pinggang milik hersa demi apapun tadi renan hampir jatuh dibuatnya renan menempelkan badanya dengan hersa dan memeluknya erat sembari merapalkan beberapa doa agar ia selamat sampai sekolah

"ren lo serius mau jatuh nih? kalo gitu jangan salahin gua ya" hersa segera menggas motornya dengan kecepatan tinggi renan yang terkejut langung memeluk pinggang milik hersa demi apapun tadi renan hampir jatuh dibuatnya renan menempelkan badanya d...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The visual

"HERSAA PELAN-PELAN BEGO GUA MASIH MAU NAPASS"

"UDAH TELAT RENAN PEGANGAN LEBIH ERAT" renan tambah mengeratkan pelukannya bahkan badanya sudah bergetar, sedangkan hersa ia sedang tersenyum puas ia memelankan sedikit laju motornya dan mengelus tangan renan yang memeluknya erat, kesempatan tidak boleh disia-siakan

HES || HYUCKRENWhere stories live. Discover now