03.

14 0 0
                                    


happy reading everyone

★★★


Pukul 05.00 Calesta sudah terbangun dan melaksanakan sholat subuh, setelah selesai sholat ia pun langsung berjalan kearah kamar mandi dan pergi bersiap-siap untuk ke sekolah

Tidak membutuhkan waktu yang lama gadis itu menyelesaikan semuanya tanpa ini itu, setelah selesai bersiap-siap ia pun berjalan menuju ruang makan untuk ikut sarapan bersama keluarganya mungkin?
gadis itu berjalan menuruni anak tangga dan duduk di kursi dekat Nadine sang mama

"Pagi cal" sapa ayah sambung nya

"Hm, juga" balas Calesta tanpa menatap empu yang menyapa nya, mendengar jawaban dari anaknya Nadine menghela nafas panjang

"Mau sarapan apa?" tanya Nadine

"Susu, roti selai strawberry" jawab Calesta, Nadine pun langsung membuatkan susu dan roti selai strawberry untuk putrinya

Hening, tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali kecuali dentingan garpu dan sendok yang beraduan dengan piring, tidak membutuhkan waktu yang lama Calesta pun selesai dengan sarapannya tidak lupa pamit dan bersalaman dengan orang tuanya

Kini Calesta tengah melajukan motornya dengan kecepatan tinggi banyak orang yang menyumpah serapahi gadis itu, tidak butuh waktu lama Calesta pun sampai di sekolahnya dan memarkirkan motornya

Ia pun berjalan di koridor sendiri tanpa memperdulikan orang yang berlalu lalang dan menatapnya, ia hanya menunjukkan ekspresi wajah yang datar yang selalu ia tunjukkan pada orang-orang  tidak berubah sama sekali dengan temannya saja ia agak sedikit cuek, semua temannya berpikir jika ada orang yang bisa membuat temannya yang satu ini luluh dan tersenyum maka mereka anggap orang itu hebat

Kini Calesta sudah berada di depan pintu kelasnya dan menatap datar pintu tersebut dan menghela nafasnya panjang ia pun memasuki kelasnya, dan saat memasuki kelasnya baru saja dua langkah masuk dan

BUKK

Semua orang yang ada di kelas pun langsung terdiam termasuk keempat temannya melihat wajah datar yang di tunjukkan oleh Calesta pada orang itu, bagaimana bisa ia terkena penghapus bor dan mengenai wajahnya yang cantik itu

"Sialan, lo gabisa diem gitu? ini tuh penghapus bor bukan bola tenis yang bisa lo lempar' dan lo mainin bangsat" ucap Calesta yang langsung melemparkan kembali penghapus bor tersebut pada orang yang telah melempar nya

"Aduhh, sorry cal gua gak sengaja" ucap lelaki tersebut sembari merintih kesakitan karena di lempar lebih keras

"Ck, simpen balik gausa di mainin lagi" tegas Calesta lalu berjalan menuju bangkunya

"Cal lo kenapa? masih pagi tuh muka kek jalan tol" ucap Karina

"Gapapa" balas Calesta yang mendapat tatapan mengintimidasi nya

"ck, gausa natap gitu aneh kesannya" ucap Calesta

"Lagian lo itu ya kalo ada apa' tuh cerita" ucap ishaira

"Cerita apaan coba, orang gua beneran gapapa lagian muka gua tiap hari kan emang kek gini" balas Calesta

Bagaimana bisa ia cerita masalahnya pada mereka bahkan waktu dulu ia lagi hancur saat ingin bercerita dan pas iaenceritakan pada mereka malah di abaikan dan sibuk dengan dunianya masing-masing saat Calesta selesai dengan ceritanya ia melihat temannya tangah sibuk dengan handphone nya dan saat mereka tersadar di tatap oleh Calesta hanya bilang "eh iya gimana", sejak saat itu ia trauma bercerita tentang apapun jadi ia berpikir lebih baik dipendam sendiri dan itu jadi prinsipnya sekarang

Akan tetapi dibalik sikap Calesta yang sekarang datar, cuek, bodo amat, anti laki-laki, ia dulu adalah gadis yang periang, ceria, ramah dan friendly. Namun sikap dulu yang ia miliki itu di kubur dalam-dalam sejak kejadian orang tuanya bercerai, setelah kejadian itu ia berubah drastis dengan sikapnya hingga sekarang

"Cal, kok ngelamun mikirin apaan si?" tanya ishaira

"Hm? ngga gua cuma mikir besok kan libur kita nginep di rumah salah satu dari kalian gimana?" ucap Calesta mengalihkan topik

"Wihh boleh tuh, kita pesta piama kalo gituu" seru ishaira

"Mau di rumah siapa?" tanya Katherine yang sedari tadi diam

"Di rumah lo deh, kan basecamp kita itu di rumah lo ehehehe" ucap Ishaira yang di angguki Calesta, Karina dan Hailey

"Huh, yauda mau dateng jam berapa?" tanya Katherine

"Abis isya, gua mau ke suatu tempat dulu and ntar abis magrib siapa aja bantu gua ijin ke nyokap biar di bolehin nginep" ucap Calesta

"Hadeh anak street parents dasar, udah tau di kekang tapi malah ngajak nginep mana harus ada jadi tumbal lagi buat jadiin alesan" dengus Karina

"Bacot lu, kathe lo ikut abis magrib gua jemput lo" ucap Calesta yang di angguki pasrah oleh sang empu

Jam pelajaran pun sudah di mulai, kini semua murid kelas IPS 3 tengah memerhatikan penjelasan dari Bu Enung yang mengajar pelajaran matematika, ia termasuk guru killer yang di takuti semua murid

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam istirahat, Bu Enung pun pergi dari kelas IPS 3 tidak lupa pamit dengan semua murid kelas tersebut, setelah Bu Enung keluar semua murid IPS 3 langsung ricuh kembali bak di pasar

"Kantin" ucap Calesta yang di angguki temannya

Mereka pergi menuju kantin, di sepanjang koridor selalu banyak orang yang memperhatikan mereka terlebih lagi pada gadis yang selalu menunjukkan wajah datarnya tapi gadis itu hanya menganggap semua orang yang menatapnya itu ghaib, ntahlah tidak tahu arah jalan pikiran gadis itu bagaimana bisa orang-orang ia anggap ghaib

"Permisi kak Cales" panggil seseorang, yang di panggil hanya mengangkat sebelah alisnya saja, lelaki itu tau arti dari ekspresi wajah Calesta yang menanyakan 'ada apa?'

"Eum anu, ini buat kakak di terima ya kak" ucap lelaki tersebut sembari memberikan barang yang dibungkus dengan kertas kado dan di tambah pita, tanpa berpikir panjang Calesta menerimanya dengan sedikit senyuman ingat hanya sedikit sekali tidak ada yang akan sadar dengan senyuman tersebut, tetapi lelaki itu melihat Calesta dengan senyumannya sangat 'manis' pikirnya

"thanks, lo bisa pergi sekarang dan mohon minggir terlebih dahulu gua mau ke kantin" ucap Calesta, lalu laki-laki tersebut menepi dan memberi jalan untuk Calesta dkk mereka pun melanjutkan jalannya yang sedikit tertunda

"Widih affaan tuch" ucap Karina kepo

"Mana gua tau" balas Calesta yang mendapat dengusan kesal dari Karina, sedangkan yang lain hanya menertawakannya

"Nyebelin banget si tuh anak" ketus Karina pelan, namun masih dapat di dengar oleh Calesta

"Gua masih bisa denger, kalo mau ketusin gua langsung sini depan gua" ucap Calesta

"Tuh telinga atau piso si, tajem banget" ucap Karina sebal, Calesta hanya mengangkat bahu nya acuh

Tanpa sadar mereka telah sampai di depan kantin karena sedari tadi melihat perdebatan Calesta dan Karina yang berakhir Karina lah yang kalah, saat sudah memasuki kantin dan ingin duduk di meja yang kosong malah dapat tamparan dari Calesta

"Masing-masing pesen nya, gausa pada manja masih punya kaki ya gunain kalo gamau di gunain yauda amputasi saja percuma punya kaki tapi ga berguna" ucap Calesta menjleb

"Tertampar oleh ucapan teteh Calesta" ucap Hailey

"Ampun puhh sepuhh" ucap keempat temannya yang di balas tatapan tajam dari sang empu

Mereka pun pergi berjalan untuk memesan makanannya masing-masing.

TBC

heyyoo, ayoo vote komen and follow yaa samyang ntar ku kasih izekiel awkwkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KIELES [IZEKIEL CALESTA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang