30

1.4K 221 9
                                    

Dalam pertandingan ini, semua peserta yang telah berpasangan dari kedua negara diberikan sebuah karung, dan tugas mereka adalah menggunakan karung tersebut bersama-sama. Namun, karung-karung ini bukan sekadar beban berat yang harus dijinjing. Para peserta harus bekerja sama untuk menggulingkan tim musuh mereka dengan mengandalkan kekompakan dalam meloncat bersama sama.

Peserta yang masih tegak berdiri hingga akhir pertarungan yang akan meraih kemenangan. Pertarungan berlangsung dengan gairah dan semangat, semuanya terjadi dalam area permainan yang begitu dinamis. Apalagi hadiahnya adalah sebotol wine yang berharga bagi seorang tentara di tengah tugas mereka.

Peserta harus bersatu, karena untuk melangkah maju dengan karung yang mereka pakai bersama-sama, diperlukan koordinasi dan kekompakan yang luar biasa. Tidak ada tempat untuk ego di sini, hanya ruang bagi kerjasama dan harmoni.

Dengan semua mata tertuju pada pertarungan yang unik ini, semua peserta memancarkan semangat dan antusiasme yang tak tergoyahkan. Mereka siap untuk meluncurkan loncatan mereka ke arah musuh dan menciptakan kemenangan yang spektakuler. Dalam akhirnya, yang akan menjadi juara adalah mereka yang memadukan kekuatan, kerjasama, dan ketahanan dalam permainan ini.

Saat Philia dan Heiar memasangkan karung mereka. Mereka tahu bahwa saat peluit terdengar, permainan akan dimulai, tetapi mereka tidak bisa menahan senyum yang menyelinap di bibir mereka.

Mereka menatap sekeliling, melihat semua peserta yang sudah bersiap dengan ekspresi yang penuh semangat. Mereka bisa merasakan ketegangan yang memenuhi udara, tetapi juga ada getaran persatuan yang unik.

Philia tertawa ringan, mencoba meredakan tegangnya situasi. "Dunia ini memang aneh, ya?" katanya sambil menatap beragam peserta yang beberapa waktu lalu mungkin saja berada di pihak yang berlawanan dalam pertarungan hidup dan mati. "Belum lama ini mereka saling membunuh, dan sekarang mereka tengah bersenang-senang bersama."

Heiar tersenyum setuju, berdiri di samping Philia. "Benar sekali," ujarnya sambil, lantas dia  menunjuk Wheish yang sekarang tampaknya akrab dengan rekan timnya. "Lihatlah Wheish di sana, dia seperti menikmatinya."

Philia bergumam pelan, matanya terasa penuh dengan nostalgia dan harapan yang tak terungkap. "Andai saja aku dulu bisa merasakan keadaan seperti ini," bisiknya, menggambarkan kerinduan yang mendalam akan momen yang mungkin telah terlewatkan di masa lalu.

Priiiiiiiiit

Suara peluit memecah hening, dan saat itu, seluruh arena seolah menjadi panggung kekacauan. Para peserta mulai meloncat dan berebut sebotol wine, seakan-akan itu adalah harta karun yang paling berharga di dunia. Namun, anehnya, itu bukanlah tujuan utama dari semua pemain di sini.

Mereka bukan datang untuk mengukir namanya dalam sebagai pemenang sebotol wine. Mereka hadir untuk mengalihkan perasaan mereka dari kenangan perang yang panjang, yang merenggut banyak kehidupan dan meninggalkan luka yang mendalam di hati mereka. Itu adalah upaya untuk menemukan sedikit keceriaan di tengah puing-puing kehidupan yang hancur.

Namun, sayangnya, meskipun niat mereka tulus, belum berapa menit sejak pertandingan dimulai, banyak peserta yang sudah berjatuhan. Mereka tergelincir dan terjatuh karena keseimbangan yang buruk, akibat kurangnya koordinasi dan kompakan di antara mereka. Pertarungan untuk sebotol wine mungkin terlihat lucu, tetapi juga mengungkapkan tantangan yang nyata dalam merestorasi semangat mereka setelah pengalaman perang yang melelahkan.

"Ikuti instruksiku," ucap Philia dengan tegas, pandangannya penuh semangat saat dia menatap Heiar.

 "Lompat."

"Lompat"

Mereka berdua merespons dengan cepat, berlari melompat seiring waktu yang hampir terasa melambat, seperti sebuah tarian yang diatur dengan sempurna. Mereka berhasil mengangkat diri mereka bersama-sama, dalam serangkaian gerakan yang penuh sinergi.

Saat mereka mendarat, tim lawan mereka satu per satu terguling dan terjatuh, seolah-olah mereka adalah bagian dari rencana jitu yang tak terhindarkan. Philia dan Heiar membuktikan bahwa kekompakan dan gerakan mereka yang telah di latih dalam markas Kekaisaran, mereka dapat menghadirkan kemenangan yang gemilang di tengah-tengah Permainan. Walaupun mereka sadar bahwa keduanya tidak memenuhi aturan.

Akhirnya, Philia dan Heiar berpapasan dengan Wheish, yang menatap mereka dengan ekspresi terheran-heran di wajahnya.

"Tunggu sebentar, bagaimana mungkin kalian berdua satu tim?" ujar Wheish dengan kaget, tetapi sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, keduanya telah melangkah cepat menerjang ke arahnya mengikuti instruksi taktis dari Philia. Wheish segera terjatuh dengan dramatis, seolah-olah ia adalah salah satu korban terbaru dari kedua orang ini yang telah melaggar aturan.

Philia mengangkat alisnya, menggoda Wheish dengan nada tinggi, "Maaf saja, sepertinya kamu terlalu banyak berbicara 'tentara Kekaisaran'," ucapnya dengan suara mengejek. Gadis bersurai perak itu tersenyum dan melewatinya seakan dirinya benar benar orang Grasia karena seragam yang dipakainya.

Permainan akhirnya mencapai puncaknya dengan semua peserta berhasil digulingkan oleh Philia dan Heiar. Mereka membuktikan bahwa kekuatan kolaborasi dan taktik cerdas dapat mengatasi seberapa besar pun perbedaan latar belakang atau pengalaman.

Suara tepuk tangan merayakan akhir dari permainan yang seru, diikuti oleh sambutan hangat saat sebotol wine diserahkan kepada dua orang yang telah mengambil alih pertandingan.

Philia menyentuh botol besar yang dingin di tangannya, senyum lebar terpangpang di wajahnya. "Nah, ini adalah surga kehidupan," katanya, merangkul botol itu dengan penuh kebahagiaan, tetapi Heiar dengan cepat merebutnya darinya.

Heiar menggelengkan kepalanya dan menarik botol itu tinggi tinggi "Tidak Komandan, apakah kau ingat saat terakhir kali kau mabuk karena minum ini?"

Philia terlihat cemberut "Oh, ayolah! Lagipula, perang telah berakhir disini. Aku butuh mengobati perasaanku yang sedang tidak bersahabat," katanya sambil mencoba merebut kembali botolnya. Namun, karena perbedaan tinggi mereka, Heiar dengan mudah mempertahankannya, sementara keduanya terus memperebutkan botol itu seseorang mendekati mereka.

"hei Kau !" Sebuah panggilan terasa familiar yang entah bagaimana terasa memanggil ke arah Philia dan kini sedang berdiri dipojok lapang bersama Heiar yang tengah memperebutkan botol wine. Philia dan Heiar tiba-tiba berhenti sejenak, mereka segera melirik ke arah suara yang mendekat.

"Aku telah mencari carimu ke mana-mana, dan akhirnya menemukanmu di sini," ucap Pangeran Artuk, yang didampingi oleh James, salah satu bawahannya.

Philia dengan cepat memberikan penghormatan kepada anggota kerajaan tersebut, yang membuat Heiar sedikit bingung.

Heiar penasaran dan bertanya, "Kau kenapa Komandan? Siapa dia?" ucapnya sambil menatap ke arah pria itu dengan tidak sopan

Philia mengingatkan dirinya sendiri bahwa Grasia saat ini adalah negara vasal dari Kekaisaran, dan dia tidak lagi perlu bersikap seperti sebelumnya.

Philia tiba-tiba memberikan tendangan ringan pada kaki Heiar, mencoba memberikan peringatan yang cepat. Dia berbisik dengan pelan, sambil mengingatkan bahwa pria yang berdiri di depan mereka adalah pangeran mahkota.

Artuk, yang telah memperhatikan kedekatan mereka sejak tadi, merasa ada sesuatu yang aneh tentang hubungan antara kedua orang tersebut. Keduanya terlihat sangat akrab, tidak seperti dua orang yang baru-baru ini berperang dalam kubu yang berbeda.

"Kalian berdua tampak sangat akrab," komentar Artuk, mencoba memecah keheningan. "Apakah permainan barusan membuat kalian saling jatuh cinta?"

Philia dan Heiar secara bersamaan menjawab dengan suara pelan yang terkesan serius, hampir seperti peringatan, "Haaah."

Artuk tersenyum, merasa bahwa pertanyaannya yang tadi adalah hal yang konyol, terutama saat ia melihat ekspresi terkejut dari Philia dan Heiar. Meskipun begitu, dia merasa tidak memiliki kepentingan dalam urusan mereka berdua. Artuk hanya memiliki urusan dengan gadis di depannya yang sampai saat ini belum ia ketahui namanya.

"Maafkan aku jika aku mengganggu waktu berdua kalian," ucap Artuk dengan sopan, "tapi aku memiliki suatu urusan denganmu. Bisakah kau mengikuti aku?" katanya sambil menunjuk ke arah Philia.

Philia yang merasa tidak keberatan oleh itu segera dengan lembut mengangguk, memberi izin dengan ramah, lalu memberikan isyarat kepada Heiar untuk tetap menunggu dan memberikan tatapan mengancam untuk tidak membuang botol wine yang mereka dapatkan.

NEMESIS Fire On The Western FrontWhere stories live. Discover now