✨TAHAJUD✨

43 10 8
                                    

Ibu sedang mendengarkan ceramah dari layar HP tentang tahajud, Ayla menghampiri Ibu yang duduk diruang tamu, "Mau tahajud juga Ibu nanti malam," ucap Ayla duduk disamping Ibu.

"Iya rencananya," balas Ibu.

"Kakak iya juga rencana mau tahajud nanti malam, kalau Ibu duluan yang bangun tolong bangunin kakak juga ya Bu," pesan Ayla.

"Iya nanti Ibu bangunin," jawab Ibu.

Sore ini Ayla selesai halangan dan segera mandi wajib untuk sholat, azan Isya telah berkumandang Ayla dan Mia bergegas ambil wudu untuk sholat. Setelah sholat Ayla bermain sebentar melihat media sosial miliknya dan lanjut tidur, sesuai pesan Ayla kemarin sore Ibu membangunkan Ayla untuk sholat tahajud.

"Kak bangun tahajud." Ibu menepuk tangan Ayla.

"Iya Bu." Ayla meregangkan badannya.

Setelah membangunkan Ayla, Ibu segera ambil wudu dan lanjut sholat tahajud. Selesai sholat mereka lanjut tidur sambil menunggu waktu subuh, karena Ayla belum terbiasa bangun malam jadi Ayla subuhnya kesiangan. 

Selesai sholat subuh Ayla kembali tidur tiduran dalam kamar, beberapa menit kemudian Ayla bangun dan memainkan HPnya sebentar sebelum mandi. Ibu dari arah ruang tamu memanggil Ayla, "Kak beli dulu sarapan," ucap Ibu.

"Iya Bu." Ayla bangun dari kasur.

"Si adek mana Bu? Kenapa enggak adek aja yang beli sarapan?," tanya Ayla.

"Adek lagi beri makan ayam," jawab Ibu.

Ayla mengeluarkan motor dari ruang tamu dan segera membeli sarapan, setelah sarapan Ayla langsung mandi dan disusul dengan sholat duha. Selesai sholat Ayla lanjut membaca alquran Al-Waqiah.

Setelah semuanya beres Ayla lanjut melihat media sosial miliknya diruang tamu, Mia yang baru selesai sholat lanjut menyapu dan beberes rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 9 Ibu segera pergi ke kontrakan warung.

Malam harinya pulang dari kontrakan warung Ibu menanyakan kepada Mia ada enggaknya orang yang belanja, "Ada orang belanja tadi dek?," tanya Ibu.

"Enggak Bu," jawab Mia.

"Tempat tante Tari gimana? Banyak orang yang belanja." Ibu duduk dekat Mia.

"Enggak adek perhatiin juga Bu, karena warung tante Tari terhalang sama warung kita jadi enggak kelihatan banget sama adek," ucap Mia.

Ayla keluar dari kamar dan menghampiri Ibu dan Mia, "Enggak usah Ibu pikirin banget tante Tari itu, ingat kata tante Jessika kalau kita harus yakin sama Allah." Ayla duduk di kursi.

"Gimana Ibu enggak kepikiran kak? Kita masih makan juga tapi orang enggak ada belanja gimana caranya mau beli beras," ucap Ibu.

"Kitakan udah berusaha agar orang belanja tapi mungkin belum sekarang doa kita dikabulkan," sambung Mia.

"Kita enggak boleh nyerah!! Karena niat tante Tari memang membuat kita tutup," tambah Ayla.

Setelah diredakan sama anak anaknya Ibu sedikit merasa mendingan, Ibu berusaha untuk tetap positive thingking sama Allah pasti ujian ini akan cepat berlalu.

Beberapa bulan kemudian warung tante Tari dibongkar dekat jempatan rumahnya, awalnya Ayla dan Ibu merasa senang karena tante Tari tidak jualan lagi namun kesenangan mereka tidak begitu lama.

Suatu sore Ayla pergi ke grosiran untuk membeli rokok warungnya, digrosiran tersebut ada anak tante Tari juga lagi belanja. Awalnya Ayla pikir anaknya tante Tari itu belanja untuk kebutuhan rumah ternyata tidak, anak tante Tari belanja juga digrosiran itu untuk membuka kembali warung dirumahnya.

KEISTIMEWAAN TAHAJUDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang