Blooming

129 12 0
                                    

Putera berjalan menuruni tangga kelas yang berbentuk auditorium untuk menghampiri seorang gadis yang terlihat sedang sibuk sendiri dengan buku dan pena nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putera berjalan menuruni tangga kelas yang berbentuk auditorium untuk menghampiri seorang gadis yang terlihat sedang sibuk sendiri dengan buku dan pena nya. Senyum lelaki itu terkembang ketika dilihatnya kening gadis itu berkerut-kerut dan sesekali pipinya menggembung seperti sedang berpikir keras. Kaca mata yang lumayan lebar untuk wajahnya yang kecil juga terpasang dengan mantap di hidungnya yang mancung.

Semua pasang mata sudah menatap ke arah Putera dengan tatapan penuh keheranan dan juga kekaguman. Mereka sangat mengagumi sosok Putera yang dalam sekali lihat saja sudah sangat terlihat berwibawa dan berkarisma tinggi. Caranya berjalan, tersenyum dan melihat, telah berhasil membuat gadis-gadis di ruangan itu kelabakan! Semua pasang mata terus mengekori pergerakan Putera hingga akhirnya si Pangeran tampan duduk tepat di sebelah Dinda.

Gadis itu masih belum menoleh, dia masih sibuk mencatat dan menggaris bawahi beberapa poin penting di bukunya menggunakan stabilo berwarna ungu muda. Sampai tiba-tiba indera penciumannya menangkap aroma yang begitu familiar dan menjadi favoritnya belakangan ini. Gadis itu mulai mengangkat wajahnya lalu menoleh ke arah sebelah kanannya. Lalu matanya membulat karena apa yang ditangkap oleh matanya sekarang membuat jantungnya berdegup dengan sangat cepat!

"Loh kok kamu..?"

Putera tersenyum memamerkan deretan giginya yang rapih dan putih.

"Kenapa? Kaget yaa?"

"Kok kamu bisa di sini?"

"Aku sengaja!"

"Mau ngapain?"

"Belajar komunikasi" Jawab Putera enteng. Ini memang merupakan kelas komunikasi masa untuk para mahasiswa yang mengambil jurusan minor komunikasi.

"Iih serius! Kamu ngapain ke sini? Ini rame orang Put! Nanti orang-orang pada curiga! Lagian kamu kan bukan mahasiswa komunikasi?"

"Kauaknya mulai semester depan aku akan ambil beberapa matkul komunikasi juga buat menuhin sks aku yang kurang"

"Ya kan masih semester depan!"

"Ya latihan dulu sekarang!" Senyuman sumringah masih belum hilang dari bibir Putera.

"Ish! Mana bisa begitu? Dosennya pasti sadar kalau ada penyusup!"

"Aku udah izin sama dosennya."

"Hah?"

"Iya, Prof  Theodor kan?"

Dinda menatap Putera dengan tatapan tidak percaya. "Terserah kamu deh! Kalau tiba-tiba orang pada curiga dan mulai gosipin kita yang macem-macem, pokoknya salah kamu!"

"Paling digosipin pacaran sama kamu, itu sih aku mau!"

"Kalo Gisel dan Meta tahu gimana?"

"Gapapa, biar sekalian. Semua orang harus tau kalau Dinda dan Putera memang ada hubungan spesial!" Dengan yakin Putera meraih jemari Dinda menggenggamnya dengan erat. Mata Dinda mendelik tak percaya! Lelaki ini sangat nekat! Denga panik Dinda mencoba melepaskan cengkraman tangan itu tapi jelas kekuatan Dinda tak ada apa-apanya. Genggaman tangan itu malah semakin menguat.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang