3.I'm Not Good Enough

34 6 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen ✨






Hujan membasahi Seoul dengan cukup deras, membuat para pejalan kaki terpaksa berteduh ditemani segelas kopi panas untuk menghangatkan tubuh.

Hal yang sama dialami oleh pemuda tampan ini, berteduh di cafe dengan segelas coffe latte sambil menatap rintikan hujan dari kaca disamping.

Hujan memberinya ketenangan dan kedamaian, ia menyukai suaranya yang mengosongkan pikiran membuatnya menjadi rileks dan hampa.

Namun hujan tak selalu tenang, ia seolah membangkitkan kenangannya bersama seseorang yang baru ia kenal namun akrabnya luar biasa. Tanpa sadar senyum telah terbit diwajahnya yang menawan.

Namun senyum itu tak bertahan lama ... Seolah sesuatu baru saja menubruk keras mengembalikan akalnya menjadi rasional dan realistis.

Hujan masih sangatlah deras, namun ia dengan keras kepala menembus sambil berjalan pelan seolah menikmati setiap tetesan air yang jatuh mengenai tubuhnya.

Dalam perjalanan pulang ia berjalan seperti orang linglung, memikirkan banyak hal seolah ia seorang ilmuwan yang membutuhkan banyak pertimbangan.

Kakinya terus melangkah tanpa henti hingga akhirnya tiba dirumah.

"Aku pulang ..." Ucapnya

Seorang wanita datang tergopoh-gopoh melihatnya yang basah kuyup, dengan handuk ditangan ia membungkus tubuh pemuda jangkung tersebut.

"Kenapa kamu gak neduh dulu nak? Nanti kamu sakit."

"Gakpapa ma, aku kuat kok. Lagian aku udah lama gak ngerasain sensasi mandi hujan lagi."

"Kamu tuh bukan anak kecil! Bukannya belajar malah sibuk bersenang-senang!! Jadi begini kelakuanmu selama ini!!"

Pria itu menunduk sambil tersenyum miris, ia menguatkan tubuhnya yang sudah mengigil.

"Sudah pa ... Sky baru pulang, jangan dimarahin. Jangan ambil hati ucapan papamu ya sayang ... Mandi dulu sana. Nanti mama bawa teh hangat ke kamarmu."

"Makasih ma. Pa, aku naik dulu."

Namun hanya keheningan yang ia dapatkan, pria paruh baya itu sama sekali tak menanggapi ucapannya.

Ia berjalan lesu menaiki tangga dan tiba dikamar, tanpa ragu ia langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Kemudian mengeringkan rambut dan berbaring di tempat tidur.

Sebenarnya hari ini cukup menyenangkan, karena ia melihat kebahagiaan dari anak-anak muridnya yang senang memainkan biola. Tawa mereka memberikan afeksi untuknya yang memang membutuhkan motivasi.

Sebuah pesan masuk di handphonenya, namun ia sama sekali tak berniat bergerak dari posisi saat ini.

Sampai terdengarlah dering ponsel yang mengharuskannya bangkit dan mengangkat panggilan itu.

Senyumnya merekah melihat nama yang tertera pada layar.

"Hallo Harisss ..."

"Kaaaak!"

"Kenapa sayang? Kamu udah selesai rapatnya?"

"Udah, bahkan aku juga udah sampe rumah, dianter supir ... Kakak sekarang dimana?"

"Kakak dirumah, sama baru nyampe juga."

"Kak temanku ngajak ke Labuan Bajo esok, kita pergi yuk? Kebetulan kampus ngasih libur 5 hari."

"Kakak mau ikut Ris, tapi jadwal mengajarku gimana? Kamu bareng teman-teman kamu dulu ya?"

"Kak~ ayoo~ kita udah lama gak liburan bersama. Mau ya? Ya? Ya?"

SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang