17. KELILING KOTA BANDUNG

113 11 0
                                    

Jakarta,1 Desember 2017

Sekumpul anak-anak lelaki berdiri di tengah lapangan. Mereka semua tampak berfikir, sambil sesekali bercanda. Berbeda dengan tiga lelaki dengan wajah yang datar, mereka tampak berfikir begitu keras.

"Jadi, gimana?" tanya Faldo.

"Kita udah lama bersahabat, bukan? Jadi, sekarang kita buat rumah, gimana?" tanya Rashaka meminta persetujuan kepada mereka.

"Boleh," bales Kaivan.

"Gue punya satu ide," ucap Albara, membuat semua mata tertuju pada dirinya.

"Apa?" tanya Kanaka menaiki satu alisnya.
Lekaki dengan sebutan Albara tersenyum tipis,"Raidres."

"Raiders, kita bangun rumah itu bersama-sama. Kita berproses bersama-sama, hingga rumah itu banyak yang suka," tuturnya. Sedangkan mereka, tampak mencerna semuanya.

"Geng?" tanya Kanaka memastikan.

"Iya,geng. Tapi, kita jangan geng pecundang, jangan meresahkan warga. Kalau rumah itu,udah banyak yang tinggal. Jangan di robohkan,ya? Kita harus jaga sampai tua, sampai anak-anak kita yang jadi penerusnya."

"Ketua?" tanya Faldo.

Kanaka merangkul Albara,"Albara, dia yang buat ide." Lalu Kanaka merangkul Rashaka,"Wakilnya Rashaka, Rashaka bijak sana."

Mereka tersenyum,lalu saling merangkul.
"1 Desember rumah itu jadi, dan akan jadi rumah sampai kapanpun!"
Tepat pada tanggal Jakarta,1 Desember 2027
Rumah itu jadi,dan Jakarta sore ini jadi saksi.

                                        🪐

"Katanya jangan roboh?" tanya Kanaka pada Albara. Kali ini, mereka sedang merenungkan awal mereka membuat Raidres. Dan mereka masih ingat, hari itu,sore itu, tanggal itu, ucapan mereka itu.

Soal Kaivan, lelaki itu masih belum bicara dengan Albara. Bahkan lelaki itu entah kemana, hingga tidak melihat batang hidungnya. Markas juga sepi, biasanya Devan, Kaivan, Faldo suka berantem.

"Sorry, gue ke bawa emosi," ucap Albara yang sedang nyebat. "Kaivan, bukan gue," nasihat Kanaka.

"Sekarang, rumah yang kita buat, banyak yang suka ya?"

"Iya, udah kokoh, bukan?"

"Kalau waktunya, kita lepas jabatan,Kan." Kanaka terdiam. Ya, mereka akan melepaskan jabatan mereka setelah lulus ini. Maka ketua Raiders bukan Albara lagi, wakilnya bukan Rashaka lagi, intinya bukan mereka lagi, semuanya akan berubah. Akan ada yang lebih baik dari mereka saat ini.

"Kita nikmati, di waktu yang tersisa," tutur Albara. Lelaki itu membayangkan dirinya lepas jabatan, lalu mengejar mimpi yang sesungguhnya.

"Gimana nanti Raidres?"

Albara tersenyum tipis,"Nanti punya benteng yang baru,kan. Bakal tetap kokoh, walaupun bentengnya bukan kita lagi," tutur Albara.

Kanaka? Ah, lelaki tersebut sedang membayangkan. Apakah Raidres tanpa mereka akan kokoh? Apakah akan tetap rumah? Banyak pertanyaan yang ada di kepala Kanaka.

"Habis ini, kita kejar mimpi kita masing-masing. Tapi, harus tetap jadi sahabat. Sahabat sampai tua, kita buktikan ke anak-anak kita, bahwa sahabat sejati itu ada. Dan itu adalah kita."

"Ekhem kita gak diajak?" Mereka menoleh bersamaan, ternyata Faldo dan Rashaka sudah berada di belakang mereka.

"Sini." mereka ikut duduk di samping Albara.
Mereka menatap langit malam, paling bener malam waktunya merenungkan semuanya.

BANDUNG DAN KISAH KITA Where stories live. Discover now