18. HAL YANG TIDAK MUNGKIN

88 7 0
                                    

Aleanora kali ini sedang rebahan di kasurnya.
Rumahnya begitu sepi,orang tuanya yang keluar kota sedangkan Natan pergi bersama teman-temannya.

Bosen? Tentu, pembantunya juga sedang libur. Jelas begitu sepi rumahnya, hanya Aleanora seorang.
Detak jam memecahkan sepinya rumah tersebut.
Angin yang masuk, karena pintu balkon yang di buka. Rumahnya begitu sepi, seperti kota mati.

Inilah nasibnya menjadi anak terakhir, ia ditinggal sedangkan yang lainya sibuk dengan urusan masing-masing.

"Wkwk, nasib jadi anak terkahir," gumam Aleanora. Sekalipun ada Natalie sama Velly, mereka sibuk. Karena memiliki urusan masing-masing.

Drtt Drtt Drtt

Kebetulan sekali Albara menelpon, segera Aleanora mengangkat telpon tersebut.

"Halo"

"Iya?"

"Lo sendiri? Sepi banget"

"Kok tau?"

"Menurut lo? Orang gak ada suara apapun"

"Al"

"Hm?"

"Pernah ngerasain kesepian gak?"

"..."

"Belum pernah,ya?"

"Ra,lo ada masalah? Sini cerita sama gue,kita saling berbagi cerita"

"Kok aku harus sendirian sih?"

"Ra,lo lupa? Ada gue, gue pacar Lo. Kalau lo ngerasa kesepian, telpon gue. Mau sesibuk apapun, kalau buat pacar gue,gue ada. Oke?"

"Makasih"

"Iya mau dimatiin atau tetep?"

"Matiin aja, kalau kamu sibuk"

"Kata siapa? Walaupun gue sibuk,lo tetep prioritas gue"

"Thanks"

                                             🪐

Markas Raidres begitu sepi, walaupun banyak yang datang. Bagaimana tidak sepi? Albara menyanyi lagi 'rahasia hati' membuat mereka hanyut dalam lagi tersebut.

Mereka hanyut mendengarkan suara Albara yang bagus, dengan angin yang masuk , membuat kesan itu tambah galau.

"Bila aku harus mencintai
Dan berbagi hati
Itu hanya dengan mu
Namun bila ku harus tanpamu
Akan ku arungi hidup tanpa bercinta"

Albara menyelesaikan lagu tersebut, sebenarnya ia bernyanyi buat Aleanora. Agar perempuan itu tertidur, karena telpon mereka belum terputus.

"Emang ga pernah gagal suara si bos!" puji Kaivan bertepuk tantang."Baru nyadar lo?"

"Enggak, kan emang the best dari dulu!"

"Iya lah, emang kaya lo. Suara kaya tikus ke jepit," ejek Faldo.

"Tapi gini-gini gue laku!" sombongnya. Ah, emang Faldo gitu-gitu gamon. Bukan gak laku, hanya saja ia tidak tertarik selain dia.

"Fak kata gue teh!" Faldo mengacungkan jari tengahnya tepat di wajah Kaivan. Ia bosen, Kaivan selalu membawa bahwa ia gamon.

"Kan emang fakta!"

"Fakta juga kalau Suara lo kaya tikus ke jepit!"

"HAHAHAHA!" Spontan mereka tertawa, kedua pemuda tersebut sama-sama tidak mau kalah.
"Anjing ngakak!" ucap salah satu anggota.

BANDUNG DAN KISAH KITA Where stories live. Discover now