Chapter 8 : Siapa Kamu?

399 52 4
                                    

Pesan misterius itu membawa tanda tanya besar. Tapi sekeras apapun mereka berdua memikirkan siapa pelakunya, hasil akhirnya hanya kebutuan dan sakit kepala. Jadi keduanya memutuskan tidak lagi ingin mempermasalahkan persoalan itu lebih jauh. Toh, berkat pesan itu juga Fourth bisa selamat, andaikan memang itu pesan yang dibuat oleh roh. Maka roh itu pasti bukan roh jahat.

"Gue baru ingat kemaren gak sengaja pecahin kaca jendela kamar lo gara-gara gue ngelempar tongkat sapu ke kepala hantu." ujar Gemini ketika keduanya keluar dari restoran.

Fourth mengangguk, "Sebenarnya selain jendela, semua lampu di kondo aku pecah karena kejadian itu kak. Aku baru ngehubungin teknisinya waktu keluar dari rumah sakit. Katanya sih perlu tiga hari perbaikan." Cowok itu menghela napas sedih, "Sekarang aku harus cari tempat tinggal sementara."

Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Gemini seketika merasa bersalah karena bagaimanapun tragedi itu dimulai dari dirinya. Ketika Fourth berjalan ke mobil, Gemini mendapat ide dan mengusulkan, "Gimana kalau lo tinggal di kosan gue."

Tangan Fourth yang akan membuka pintu mobil terhenti di udara, cowok manis itu menatap Gemini, "Serius kak?"

"Itupun kalau lo gak keberatan tinggal di kosan kecil gue." sambung Gemini.

Cowok manis itu merenung, dia tampak menimbang-nimbang. Melihat keraguan di raut wajahnya, Gemini menjadi malu. Berpikir, bagaimana mungkin pria berkulit halus terawat seperti Fourth mau tinggal di tempat kasar seperti kosan.

Namun Fourth tiba-tiba bersuara, "Beneran gak ngerepotin kak?" Fourth meremas ujung hoodie-nya, "Aku takut bikin kakak terganggu kalau aku tinggal sama kakak."

Gemini tertegun. Ah, si cowok manis ini cuma takut ngerepotin ternyata. Melihat sikap menggemaskan itu, Gemini menggodanya, "Lo ngorok kalau tidur?"

Mata jernihnya membesar mendengar pertanyaan Gemini. Fourth cemberut dan kepalanya menggeleng, "Nggak kok!"

"Atau lo suka ngupil dan naroh upil lo di bawah meja makan?"

Kening Fourth mengerut dalam dan dia memasang ekspresi jijik, "Emang ada orang kayak gitu kak?"

Gemini tertawa lebar dan berkata, "Ya sudah, kalau lo bukan seperti orang yang udah gue sebutin, artinya lo gak ngerepotin."

Fourth terdiam lalu baru sadar bahwa pria di depannya sedang menggodanya. Cowok manis itu seketika melotot, "Kak Gem ah! Bercanda mulu."

Gemini tidak bisa menahan senyum, berjalan menghampirinya dan mengambil kunci mobil di tangan Fourth, "Biar gue nyetir, ayo kita ambil baju-baju lo dulu." ucapnya dan duduk di kursi kemudi.

Fourth tertawa dan menyusul Gemini untuk masuk ke mobil.

Langit berawan menutupi sinar matahari, udara sejuk membungkus sore. Fourth melihat keluar jendela mobil lalu menoleh pada Gemini yang fokus menyetir. Ketika mobil berhenti di lampu merah, pria tampan tinggi itu menguap.

Fourth bertanya, "Kurang tidur kak?"

"Gara-gara lo salah masang jimat dan gara-gara dokter bego. Gue jadi harus gak tidur dari kemaren ngerjain tugas dosen, tahu?"

Fourth tidak bisa menahan tawa, "Aku kan gak ngerti simbol kak hehe."

"Malah ketawa lagi lo." Gemini terinfeksi tawanya dan ikut tertawa sembari mengacak rambut Fourth dengan satu tangannya yang bebas.

Menahan tangan Gemini di kepalanya, Fourth memuji, "Tapi hebat banget kak Gemini bisa bikin jimat sendiri. Kakak belajar atau ada yang ngajarin?"

"Nope." Gemini menggeleng, "Gue belajar sendiri, Nenek moyang gue juga omyouji atau pengusir setan. Jadi dirumah kakek ada semacam banyak buku peninggalannya. Gue belajar dari sana. Awalnya cuma buat ngelindungin diri sendiri sih."

Something Behind Us [Geminifourth Fanfiction] [END]Where stories live. Discover now