07

423 38 0
                                    

"Mama.." panggil Jeika yang masih mengerjapkan matanya agar terbiasa dengan terang cahaya dalam ruangan.

"Tante linda keluar buat nyari sarapan sama om Hesa." ucap Seorang wanita yang langsung menghampiri Jeika.

"Mama.." panggil Jeika dengan nada bergetar seperti ingin menangis. Rissa pun di buat panik karena Jeika tiba-tiba ingin menangis.

"Eh jangan nangis dong, lo gapapa kan? Apa ada yang sakit? Gue panggilin dokter ya?" panik Rissa gelagapan panik.

"Mau mama~" ucap Jeika pelan sambil sesenggukan.

"Eh sayang udah bangun?" ucap Linda saat memasuki ruangan Jeika.

"Kenapa nangis? Ada yang sakit?" tanya Linda memeluk Jeika dan Jeika hanya menggeleng di pelukan Linda.

"Makasih ya Rissa udah mau jengukin dan jagain Jeika pagi-pagi, Rissa udah sarapan? Apa mau sarapan sekalian? Tante telfonin om Hesa ya?" tanya Linda bertubi-tubi pada Rissa.

"Eh gausah tante, Rissa juga mau berangkat sekolah ini. Yaudah ya tante Rissa berangkat sekolah dulu." tolak Rissa lalu berpamitan untuk berangkat sekolah.

"Mau di anterin sama om Hesa? Klo sendirian takut kenapa-kenapa nak." tawar Linda.

"Gausah tante, lagian Rissa udah sering naik bis umum kok." tolak Rissa lagi

"Yaudah klo gitu hati-hati ya sayang." ucap Linda ramah.

"Iya tante." balas Rissa lalu langsung pergi keluar dari ruangan Jeika.

"Jeika perutnya sakit? Atau yang lain?" tanya Linda beralih ke Jeika.

"Enggak." jawab Jeika yang masih sedikit sesenggukan.

• • •

"Jadi lo yang selama ini nge bully Jeka." ucap Kaisa dengan nada suara serius dan menakutkan.

"Klo iya emang kenapa?" tanya Raka yang malah menantang Kaisa dengan posisi tubuh terikat di kursi.

*Plakk

Suara tamparan yang menggema mengisi ruangan. "Lo pikir lo lagi ngomong siapa?" tanya Kaisa dengan menjambak rambut Kaisa.

"Gue tau lo kayak gini cuma biar lo di anggep sangar kan? Cuma biar dapet atensi sekitar." ucap Kaisa yang semakin geram.

"Gue ga segan tau klo gue harus menggal kepala lo pake tangan gue sendiri."

"Klo semisal kan Jeka ga selamat, gantian lo ya yang gue kulitin." bisik Kaisa dengan raut wajah puas.

"G-gue minta maaf, maaf udah nge bully Jeika!" tiba-tiba Raka berteriak ketakutan.

"Gue gapeduli sama orang tua lo sih." balas Kaisa.

"Gue.. udah ga punya ortu lagi, gue udah jauh dari mereka." lanjut Raka.

"Bagus dong, jadi gue ga harus mikirin gimana reaksi orang tua lo." ucap Kaisa.

"Gue biarin lo disini sehari lagi ya, semoga lo ngerasin apa yang di rasain Jeka." lanjut Kaisa lalu pergi meninggalkan Raka di dalam dengan anak buah Kaisa.

• • •

"Untung perut Jeika ngga ada yang luka dalam atau luka serius, cuma di hidung Jeika. Tapi tenang Jeika masih bisa cium mama kok." ucap Linda mengajak Jeika bercanda.

"Jeika! Papa belikan martabak manis nih, Jeika pasti suka!" ucap Hesa memasuki ruangan dengan menenteng plastik berisikan kotak martabak manis.

"Jeika pengen!" ucap Jeika antusias.

"Eitt, meskipun perut Jeika aman bukan berarti bisa makan kayak gini ya, Jeika harus makan yang lembut dulu." saut Linda menahan tangan Jeika yang sempat terangkat menerima kotak martabak.

"Tapi Jeika bosen makan bubur maa." rengek Jeika.

"Iyaa, tunggu sebentar lagi ya sayang." bujuk Linda lembut tetapi Jeika malah langsung menghentakkan tangannya ke pahanya menandakan Jeika sedang marah.

"Sayang jangan gitu dong, nanti klo udah sembuh Jeika boleh makan martabak manis sampe mulut Jeika berbusa." bujuk Linda lagi sedikit bercanda.

"Hai mama papa!" sapa Kaisa memasuki ruangan dan langsung duduk di sofa.

"Tumben jam segini udah pulang?" tanya Linda.

"Lagi males aja." jawab Kaisa singkat.

"Jeika ga di sapa!!" marah Jeika.

"Gausah." ketus Kaisa lalu fokus dengan hp nya.

"Sstt udah-udah, nggak di rumah nggak di dimana-mana kok berantem terus. Nurut sama mama ya dek, adek gamau kan mama punya adek baru?" tanya Linda dan membuat Jeika menggeleng lucu.

"Wih, martabak manis nih!" ucap Kaisa saat melihat kotak martabak di tangan Hesa.

"Kakak klo mau makan martabak makan di luar, jangan bikin adek ngerengek lagi!" marah Linda.

"Yahaha kasihan ga bisa makan martabak, liat gue je liat gue." ucap Kaisa menggoda Jeika dengan memakan satu potong martabak di depan Jeika.

Jeika pun hanya bisa menghentakkan kaki nya di atas kasur.

"Kakak!!" teriak Linda dan Kaisa langsung lari keluar dengan membawa sekotak martabak.

"Tunggu adek sembuh ya nanti papa belikan yang banyak." tenang Hesa.

Susah memang kalau bayi besar sudah merajuk. Bakal susah untuk di bujuk, untung saja yang di bujuk anak baik yang selalu menurut.

[{★}]

































































TBC...
Makasih ya udah baca sampai siniii
Tunggu chapt selanjutnya yaaa

JEIKA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang