Hasil Buruan Pertama

86 9 5
                                    

Hari pertama berburu.
Jadi, mulai hari ini aku akan menjalani hidup yang berbeda dari kebanyakan orang di Rhea City. Ah, tidak sebenarnya mulai minggu lalu, tetapi aku baru bisa memulai menulis jurnal ini sekarang. Anggaplah, hari-hari kemarin adalah masa pengamatan dan percobaanku. Yah, begitu saja lebih tepat.

Semoga keputusan menjadi pemburu dan pendagang liar tidak membuatku terkucilkan di kota yang damai ini. Meskipun hidupku dipenuhi dengan kegelapan, sebagai seorang pemburu burung gagak dan kelelawar di area Rhea City Cemetery. Jurnal ini akan mulai kutulis dengan catatan pemburuan tadi.

Tentu saja pekerjaan ini tidak akan selalu membuahkan hasil, tidak setiap hari aku mendapatkan uang seperti halnya minggu lalu. Entah apakah hari ini aku akan pulang dengan tangan kosong lagi dari pemakaman berlantai granit ini. Namun, jika tidak mendapatkan buruan, aku tidak akan punya sesuatu untuk dijual di Tengahe, pasar tersembunyi.

Ketiadaan kehidupan di pemakaman Rhea City Cemetery pada siang hari, justru sangat menyenangkan. Orang-orang sering beristirahat dan berteduh di dekat semak-semak berbunga putih dan kuning pemakaman yang langsung menghadap lautan yang membentang, sambil menikmati semilir angin dan bau ombak asin dari laut sana. Namun, Ketika malam hari, angin sejuk itu berubah selalu menjadi getaran misterius.

Bulan bersembunyi di balik awan abu-abu. Betul, warna yang hampir mirip dengan rambutku. Awan-awan itu mulai meninggalkan langit ke dalam keadaan gelap gulita. Pada saat itulah, aku dan Zoey baru pergi ke pemakaman granit di dekat lautan Pulau Serena. Sudah seminggu setelah aku memutuskan untuk menjadikan pemakaman ini sebagai tempat berburu gagak. Tidak ada yang tahu alasan sebenarnya mengapa aku memilih pekerjaan ini, termasuk nenek dan kakekku.

Gagak akan terjual mahal jika dijual pada Nona Stephani di Tengahe, itulah alasannya aku memutuskan untuk berburu gagak. Pada siang hari tentu saja aku tidak akan bisa berburu burung gagak, karena banyak orang yang akan mampir untuk sekeda berbaring di granit dingin menikmati angin atau beristirahat memandang laut. Mau tidak mau, aku dan Zoey harus berburu di malam hari. Namun, satu hal pasti, aku bukan tipe perempuan yang takut dengan kegelapan. Meskipun di pemakaman sekali pun, dengan banyaknya gagak atau kelelawar yang berterbangan. Aku yakin kelelawar juga pasti akan berharga tinggi di Tengahe.

Anjingku Zoey adalah pendamping yang sangat setia. Dia sedang hamil, tetapi selama masa pengamatan dan uji coba berburu, Zoey masih sangat berstamina dalam berburu. Aku harus bertanggung jawab untuk melindunginya dan calon anjing-anjing kecilnya. Meskipun Zoey berjenis Husky yang kuat dan besar, aku tetap harus berhati-hati membawanya keluar di malam hari, apalagi ke kuburan.

Malam ini gelap seperti biasanya, tetapi hawanya lebih dingin. Aku dan Zoey memasuki wilayah pemakaman. Suara-suara desir angin dan semak belukar tidak membuat bulu kudukku berdiri sama sekali. Zoey tahu bahwa kami harus terus maju, ada seekor gagak besar yang bertengger di dahan sebuah pohon. Kami berdua melanjutkan perjalanan kami dengan hati-hati, bergerak di antara batu nisan yang usang dan semak yang tumbuh di sekitar granit nisan kuburan. Langkah kami pelan dan lembut.

Ketika aku dan Zoey mendekati area di mana burung gagak sering berkumpul, aku merasakan andrenalinku bergejolak saat melihat mata burung itu menyala dalam malam. Gelap dan misterius, Rhea City Cemetery menawarkan tempat yang sempurna bagi para burung gagak untuk berkumpul. Aku yakin sekali malam ini adalah malam yang baik.

Saat aku menembakkan busur crossbow, suara erangan burung pun terdengar. Saat itulah aku yakin berhasil menembak si burung gagak yang bertengger sendirian dari kawanannya di dahan pohon. Burung itu segera jatuh dengan bulu hitam yang berkilau. Zoey segera berlari mendekatinya, tetapi saat dia mendekati burung itu tadi, dia tampak agak ragu-ragu, mungkin karena dia sedang hamil.

Aku merasa lega, akhirnya setelah sekian lama melakukan pengamatan pada burung-burung dan kelelawar, aku berhasil menangkap mangsa besar. Namun, ada sesuatu yang aneh muncul dari balik nisan kuburan. Terdengar suara-suara gemetar, bisikan yang mengisi telingaku. Aku khawatir, kalau itu tadi adalah bunyi Langkah kaki seseorang yang melihatku berburu. Padahal, aku memakai crossbow, agar tidak mengeluarkan bunyi ledakan seperti halnya senapan.

Untitle Plan BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang