21. ALBARA,DEVAN,VARGA

85 7 0
                                    

Sampai jam istirahat, kabar Albara masih belum ada. Membuat Aleanora khawatir, apalagi chatnya masih belum di bales juga. Nanya sama anak Raiders juga tidak ada yang tahu. "Nanti juga ada kabarnya, Ra," ujar Velly.

"Tapi kapan sih Ly?" tanya Aleanora sedikit frustasi.
Velly dan Natalie menghela napas, untuk kesekian kalinya mereka mencoba menenangkan Aleanora namun tetap saja tidak ngaruh.

"Lo secinta itu ya sama Albara?" tanya Natalie membuat atensi Aleanora sepenuhnya kepada Natalie. "Gue? Ya, secinta itu gue sama Albara," kata Aleanora tersenyum.

"Pantes aja Harga suka sama lo nggak di terima, orang pawangnya Albara!" sahut Velly membuat Aleanora tertawa. "Di tambah sekarang Devan," celetuk Natalie ikut-ikutan.

"Lo emang cantik sih Ra, gue aja insecure," celetuk Velly menatap Aleanora dari bawah hingga atas. Aleanora itu benar-benar sempurna, entah dari segi apapun perempuan itu cantik.

"Jangan insecure dong bestiii! Kita perempuan pasti kita cantik lah!" ujar Aleanora. "Iya lah perempuan, yakali cowok!" sahut Natalie membuat mereka tertawa.

"Udah ah, gimana ini kabar pacar gue?!"

"Mulai khawatir lagi nih," sindir Velly membuat Aleanora mendengus. "Iya lah! Pacar gue nggak ada kabar!"

"Bucin banget dia.." gumam Natalie tak habis pikir. Namun detik selanjutnya Natalie tersenyum tipis, mengingat jika Aleanora secinta itu, untung nemu pasangan yang cocok.

"Eh Ra," panggil Velly.

"Paan?" tanya Aleanora malas. "Berarti yang suka lo itu nambah satu, Devan," ujar Velly terkekeh.

"Tapi gue masih nggak nyangka Devan bisa langsung suka sama lo, apalagi kabarnya dia masuk vagos," ucap Natalie menggeleng kepala heran.

"Diantara Varga, Devan, Albara, ketua Raiders tetep pemenangnya," kata Natalie, lagi. Perempuan tersebut terkekeh mengingat begitu banyak yang menyukai Aleanora, tapi tetep saja ketua Raiders itu pemenangnya.

"Karena dia lelaki yang selama ini gue cari. "

🪐

Albara, lelaki pemilik mata tajam yang sedang di khawatir malah sedang asik-asiknya nyebat di kamarnya. Lelaki itu lagi tidak mau berinteraksi dengan manusia, ini lah kebiasaan Albara jika punya masalah. Ia lebih baik diem seharian di kamar daripada emosinya meledak jika bertemu orang-orang.

Untuk kesekian kalinya lelaki itu menghela napas panjang. Ia melirik jam di tangannya, udah sore, yang pertanda anak smava sudah pulang.

Lalu ia melirik handphone yang sedari malam tidak ia hidupkan. Karena mengingat Aleanora dan inti Raiders yang pasti khawatir, ia segera mengambil handphone tersebut untuk menghidupkan kembali.

Setelah handphonenya hidup kembali, begitu banyak notif yang bermunculan. Mulai dari Aleanora dan inti Raiders. Ia tersenyum tipis saat melihat 100 pesan dari Aleanora.

Semesta gue 🖤

sepi banget smava nggak ada kamu:(
kamu lagi nggak baik-baik aja ya?
kenapa ga pulang ke aku? Aku rumah kamu, ayo
bagi-bagi lukanya
aku nyerah deh chat kamu

maaf Ra
jangan marah, ya?

Albara menghela napas saat nomor Aleanora yang tak aktif. Karena takut Aleanora pulang sendiri, ia segera tellfon Kanaka untuk menanyakan Aleanora pulang sama siapa, sekalian memberi kabar.

BANDUNG DAN KISAH KITA Where stories live. Discover now