4. Tidur Bersama Pangeran Jahat

4 1 0
                                    

"Tuan Sura, tolong siapkan kereta kuda. Saya akan kembali ke Istana Putra Mahkota", perintah Bandung Bondowoso.
" Baik, Yang Mulia".

Sura adalah pengawal Putra Mahkota. Dia adalah pria yang gagah dengan usia yang sedikit lebih tua dari sang pangeran. Selain pengawal Putra Mahkota, dia juga merupakan perwira tingkat tinggi di militer Kerajaan Pengging.

Saat kereta kuda siap, Bandung menggendong Nala dan membawanya masuk ke kereta kuda.

"Cepatlah", perintah Putra Mahkota.

Kereta kuda pun melaju sangat cepat.

Sementara itu Nala yang sedang mabuk terus menggoda Putra Mahkota. Dia bahkan meraba dada sang Putra Mahkota yang kekar itu.

"Aku sangat suka laki - laki bertubuh kekar. Kau sangat sempurna", ucap Nala.
"Nona Dierja, tolong berhenti memprovokasi ku. Aku tidak akan memakan mu di kereta kuda".

Namun tindakan Nala sungguh tak terduga. Ia terus menciumi Bandung sehingga membuat Bandung sedikit terprovokasi. Bandung mulai menarik rok Nala dan meraba bagian kewanitaan Nala sambil menciumi bibirnya. Tiba - tiba kereta kuda terhenti.

" Yang mulia, kita sudah tiba di Istana Putra Mahkota ", ucap Sura.

Tanpa berkata apapun, Bandung segera merapihkan pakaian Nala, lalu ia menggendongnya keluar dari kereta kuda. Ia berlari memasuki Istana Putra Mahkota. Sebelumnya sang Putra Mahkota tidak pernah membawa seorang wanita ke dalam Istananya, sehingga ini menjadi hal yang luar biasa lagi para pelayan di Istana Putra Mahkota.

"Kira - kira apa yang akan yang mulia lakukan bersama gadis itu? " Tanya kusir kereta kuda kepada Sura.
"Jangan mengurusi urusan Yang Mulia jika kau masih ingin hidup dengan baik", ucap Sura.
" Sa.. Saya mengerti tuan Sura".

****

Di Kamar Putra Mahkota

Nala dan Bandung masih terus berciuman. Bandung menggendong Nala ke tempat tidur dengan bibirnya yang terus melahap bibir Nala. Kini ia sudah meletakan tubuh Nala di tempat tidur. Bandung perlahan membuka pakaiannya. Ia pun segera membuka pakaian Nala sambil perlahan menciumi tubuhnya.

"Ahh.. Ahh" Nala terus mengerang.

Bandung tidak berhenti meski Nala terus menjambak rambutnya ketika wajah bandung berada di sela - sela kedua kakinya.

"Ah, tolong berhenti',  ucap Nala sambil mendesah.

Bandung malah semakin bersemangat menyentuh Nala. Ia kembali mencium pipi Nala. Namun Nala hanya terdiam. Tidak ada suara desahan seperti sebelumnya. Bandung pun tersadar, ia takut jika ia telah menyakiti Nala. Ia memanggil nama Nala sambil membelai wajahnya. Tetapi Nala tetap terdiam.

"Baguslah dia masih bernafas", ucap Bandung sambil memeluk Nala, dan meletakan pipinya diatas pipi Nala.

Bandung merasa sedikit kecewa karena dia tidak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya karena Nala sudah tertidur nyenyak.

"Kamu ya, benar - benar membuat ku harus bersabar. Bagaimana bisa aku menyentuh wanita yang tertidur dalam keadaan lemah", ucap Bandung sambil mencium pipi Nala.

Meskipun malam itu Bandung telah gagal merebut malam pertama Nala, tetapi ia tetap tertidur dengan senyuman. Karena ia masih bisa tidur sambil memeluk Nala malam itu. Malam pun terus berlalu hingga tidak terasa pagi pun telah tiba.

Nala lebih dulu terbangun. Tubuhnya masih ada dipelukan Putra Mahkota Bandung Bondowoso.

"Uhhh, ini sangat nyaman", ucap Nala.

Tetapi jika dipikir lagi itu tidak sepenuhnya nyaman, sepertinya ia berada di pelukan seseorang yang tubuh nya cukup keras,  Nala mulai meraba - raba tubuh seseorang yang memeluknya. Tanpa ia sadari bahwa seseorang yang memeluknya pun sudah terbangun.

"Apa kau ingin melakukan nya di pagi hari?" Ucap Bandung Bondowoso.

Nala pun sangat terkejut mendapati dirinya yang sedang tidur bersama Putra Mahkota Kerajaan Pengging, lalu ia pun melepaskan pelukan pria itu. Saat itu Nala belum sepenuhnya tersadar hingga ia terus melihat wajah pria yang memeluknya, ia pun semakin terkejut.

"Yaaa... Yang Mulia Putra Mahkota", teriak Nala.

Sang Putra Mahkota hanya tersenyum dan memegang dagu Nala.

"Jangan bilang kau telah melupakan apa yang terjadi diantara kita tadi malam lalu ingin kabur", ucap Putra Mahkota.

Nala berusaha mengingat apa yang telah terjadi tadi malam. Akhirnya potongan kenangan tadi malam muncul di benaknya. Saat dia mencium Putra Mahkota, lalu saat Putra Mahkota menggendongnya sambil menciumi dirinya. Dan.... Ia ingat semua yang terjadi sebelum ia tertidur pulas.

"Ampun, Yang Mulia. Semalam saya salah minum, saya akan melapor pada ayah saya dan membayar ganti rugi kepada anda".
"Ganti rugi? Hmmm... Menarik".

Sang Putra Mahkota sedang memikirkan bagaimana caranya seseorang yang mencuri malam pertamanya untuk ganti rugi.

"Jadi apa yang anda inginkan? Saya akan berusaha mengabulkan nya meskipun anda meminta saya untuk menjadi pelayan".
" Apa? Pelayan?"

Putra Mahkota tersenyum sambil berpikir bahwa Nala adalah gadis yang sangat lucu, sehingga ia tidak tahan untuk menggoda nya.

"Mana bisa malam pertama ku diganti dengan menjadi pelayan?"
"Ampun, Yang Mulia. Anda boleh mengatakan apa yang anda inginkan.
"Hmmm begitu ya".

Senyum Sang Putra Mahkota terlihat sangat menakutkan bagi Nala. Mungkin saja dia tidak bisa selamat hari itu.

"Saya ingin kau menjadi istri ku".
"APPPAAAAA?"

Nala sangat terkejut mendengar permintaan Putra Mahkota.

"Tidak mungkin aku menikahi seorang tiran yang mengutuk seorang gadis menjadi batu", Nala seperti menjerit di dalam hatinya.

Sementara sang Putra Mahkota tetap tersenyum penuh dengan cinta sambil memeluk Nala kembali.

Hati Nala saat ini sangat kacau balau. Bagaimana bisa dia tidur dengan Bandung Bondowoso, pria yang selalu ia hindari. Padahal ia hanya ingin hidup tenang sebagai Putri bangsawan tingkat rendah dan tidak ingin bersosialisasi dengan bangsawan tingkat tinggi maupun keluarga kerajaan. Namun semuanya pupus karena ulahnya sendiri.

"Yang Mulia, apakah tidak ada permintaan lain? Saya tidak bisa menjadi istri anda, saya hanyalah Putri kepala desa. Anda dan saya tidak sesuai", jelas Nala.

Namun Bandung tetap ingin menikahi Nala. Dia tidak mempermasalahkan status Nala yang hanya seorang Putri kepala Desa.

Nala terus berpikir bagaimana cara yang tepat untuk menolak Putra Mahkota. Tiba - tiba terlintas di pikirannya sebuah Drama Korea dimana Ibu dari seorang laki - laki yang tidak setuju putranya menikah dengan gadis miskin datang menemui kekasih putranya lalu memberikan sejumlah uang. "Ambil ini, dan tinggalkan Putra saya".

Nala pun berpikir bahwa meskipun Bandung jatuh cinta padanya, itu tidak akan berhasil selama Ratu tidak menyukai Nala. Ratu pasti akan memisahkan mereka. Akhirnya, Nala hanya bisa mengulur waktu hingga Ratu menemuinya dan memintanya untuk meninggalkan Putra Mahkota.

"Ah, aku mengerti, tapi saat ini aku masih siswi tingkat 2, jadi tidak mungkin aku menikah. Bagaimana jika menikah tahun depan?"

Dari wajah Bandung Bondowoso terlihat bahwa dia sangat kecewa mendengar pernyataan Nala. Tetapi dia juta tidak ingin membuat Nala putus sekolah.

"Baiklah, tahun depan setelah acara kelulusan. Aku akan mengumumkan pernikahan kita".
"Terima kasih atas pengertiannya Yang Mulia".

One Night with My Villain PrinceWhere stories live. Discover now