The Unpredictable Moment

8 2 0
                                    

Dalam dunia ini yang paling manusia butuhkan untuk hidup adalah air. Setidaknya manusia bisa bertahan 1 minggu tanpa makan, namun manusia tidak akan bisa bertahan tanpa air paling lama 3 hari. Itu saja jika ada seorang tentara yang terlatih paling lama 5 hari saja dia bisa bertahan. Maka dari itu, untuk terus bertahan hidup di dalam kekacauan ini, setidaknya persediaan makan dan minum harus mencukupi.

Kami memasuki supermarket dan langsung bersembunyi dibaling tembok. Keadaan supermarket 11 12 dengan keadaan yang ada di sekolah, namun zombie di dalam tidak terlalu banyak seperti yang ada di sekolah. Beberapa lampu sudah rusak tapi tidak semua, berarti listrik masih ada di beberapa tempat.

"Sudah sekitar 4 jam semenjak aku bangun tadi. Berarti kemungkinan terjadinya bencana aalah di siang hari di mana banyak orang yang pergi untuk istirahat makan siang. Pantas saja jumlah zombie di sini sangat sedikit."

"Apa kamu hafal denah dari tempat ini?" tanyaku

"Aku sering ke sini bareng temanku setelah pulang sekolah," ucapnya denga wajah sedih.

Aku mendekati mulutku ke telinga Rika, Rika sedikit kaget dengan tindakanku.

"Aku ingin kamu untuk membuat denah tempat ini dan barang apa saja yang dijual." bisisikku sambil menyodorkan hpku.

Di hpku sudah kubuka aplikasi gambar yang pernah kudownload sebelumnya. Rika mengambil hpku dan menggambar denah, walaupun tidak detail itu tidak apa, yang penting dimana barang-barang yang diperlukan saja bisa diketahui itu sudah sangat membantu.

 Rika mengambil hpku dan menggambar denah, walaupun tidak detail itu tidak apa, yang penting dimana barang-barang yang diperlukan saja bisa diketahui itu sudah sangat membantu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Rika, kamu ke bagian makanan dan minuman, terutama persediaan air. Cari bahan makan yang awet untuk jangka panjang. Sebelum itu ambil beberapa tas, dan sebisa mungkin jangan menimbulkan bunyi. Aku akan mengambil perlengkapan untuk kedepannya."

"Baik,... Eh? Kita mau mencuri?"

"Huh? Sekarang kau baru sadar? Di situasi yang kacau begini mana ada orang yang bisa menaati aturan."

"Y-ya gak salah sih."

Aku mengeluarkan hp untuk mengecek jam.

"16.02, 40 menit lagi nanti kita kumpul lagi di sini. Kalau salah satu dari kita belum kembali, buatlah bunyi 2 kali, jika tidak balasan maka langsung pergi dari sini."

"Eh? T-tunggu.."

Aku langsung meninggalkan Rika tanpa menanggapinya lagi. Aku menuju tempat perkakas dan mengambil beberapa peralatan.

"Setidaknya kita butuh palu dan paku, lilin, minyak tanah, gas kaleng, korek api, dan masih banyak lagi."

Aku mengambil tas camping besar yang berjatuhan dan memasukan barang-barang yang diperlukan. Tidak semua barang yang kupikir pasti ada, karena banyak barang-barang yang jatuh dan rusak, jadi setidaknya yang bisa berguna akan kuambil.

"Oh iya, kalau gak salah ada kapak dan benda tajam yang bisa digunakan. Ambil beberapa saja untuk jaminan."

Aku mengambil beberapa benda tajam yang tergeletak di lantai, beberapa ada yang sudah rusak akibat terjatuh dari rak. Aku hanya bisa mengamankan pisau dapur dan kapak.

"16.35," pikirku sambil melihat hp.

"Mungkin aku langsung balik sa-"

"TOLONG DIA"

Kakiku langsung melesat ke arah tempat makanan dan minuman. Perasaan gak enak sebelum masuk ke dalam mulai menghantui lagi. Aku secepat mungkin untuk mencari Rika.

"RIKA?!"

Aku menemukannya tergeletak dengan luka cakar dimana-mana, aku langsung berlalri ke arahnya. Namun sebelum sempat mendekatinya, dari arahnya tiba-tiba ada siluet bayangan besar.

"Yang benar saja?! Setelah zombie sekarang ini?!"

Yang kulihat bukanlah singa, memang makhluk ini termasuk 1 jenis dengannya.

"Bagaimana bisa, seekor kucing bisa sebesar ini?"

Aku langsung mengeluarkan pisau yang tadi kuambil, bersiap untuk membunuhnya.

"Walaupun aku punya senjata tapi bagaimana aku bisa mengalahkannya?"

Ini bukan di dalam game RPG yang bisa hidup lagi jika mati, ataupun setiap pemain mempunyai skill khusus untuk bisa mengalahkan monster. Ini adalah kenyataan pahit, segila apapun situasi sekarang ini adalah kenyataan.

"Prioritas sekarang adalah Rika, dan setidaknya persedian makanan minuman."

Aku mencoba melihat kembali situasi sekarang, kucing itu tidak berusaha mendekati ataupun menyerang. Berarti dia sendiri tidak ada niatan untuk membunuhku, tapi kenapa Rika bisa terluka. Dan luka cakar yang di terimanya juga tidak dalam.

"Ternyata begitu, kucing ini melindungi Rika kah?"

Aku menyimpan kembali pisauku, dan berjalan pelan mendekati Rika. Sebisa mungkin tidak menakuti kucing besar itu sambil mengambil beberapa persedian makanan dan minuman. Setelah mendekati Rika aku mencoba membangunkannya.

"Rika? Oi Rika, bangun!"

Sepertinya Rika shock dan pingsan, aku juga melihat sekilas kondisi kucing besar itu yang penuh luka.

"Sepertinya kucing ini sudah bertarung banyak melawan zombie."

Aku mencoba mengambil perban untuk menutupi lukanya. Tapi sepertinya tidak bisa semuanya, saat kuberlari tadi sudah cukup untuk membuat suara yang memanggil kawanan zombie.

"Sial!"

Tanpa kusangka kucing yang tadi hanya diam, tiba-tiba bergerak dan melawan para zombie. Aku pun hanya bisa melihatnya dan mencoba untuk kabur sambil membawa Rika. Aku berlari sekuat tenaga meninggalkan kucing besar itu di belakang dan menyelamatkan diriku serta Rika.

================================

Aku terus berlari dan berlari dengan barang bawaan banyak serta Rika sambil menghindari zombie. Matahari sudah hampir terbenam dan keadaan sekitar sudah mulai gelap. Aku terus berlari sambil mencoba mencari bangunan atau gedung yang masih kokoh dan setidaknya tidak banyak zombie.

"Sepertinya di sini saja..."

Aku memberhentikan langkah kaki dan menuju ke rerutuhan gedung yang tampak kokoh, dan sekitaran tidak terlihat banyak zombie. Aku berhati-hati memasuki gedung dan menemukan tangga ke lantai atas yang masih bisa digunakan. Aku menaiki tangga tersebut dan mencari tempat yang bisa dibuat untuk istirahat malam ini.

"Ruangan itu masih bagus sepertinya."

Aku melangkah ke ruangan yang seperti pos, dan meletakan barang-barang serta menurunkan Rika. Sebelumnya aku membawa beberapa jenis peralatan camping dan kutebarkan alas sebagai alas tempat Rika tidur.

"Sepertinya ini gedung parkiran, dan tadi aku juga melihat beberapa kendaran."

Sambil menunggu Rika bangun, aku mencoba melihat dan mengecek persedian makanan dan minuman yang berhasil kuamankan.

"Beberapa makanan kaleng, air mineral 2 liter 3 botol dan 1 liter 2 botol, dan ada beberapa camilan kecil." Ucapku sambil menata semua persediaan makanan.

Perutku mulai melonjak meminta makan, memang sih dari tadi siang belum kemasukan apa-apa. Aku pun keluar dari pos dan membawa 2 makanan kaleng serta pisau, tisu dan korek. Pertama aku membuat 3 lubang yang tidak terlalu besar di makanan kaleng dan memasukan tisu untuk meresap minyak, lalu kunyalakan api pada tisu. Dikedua sampingnya aku meletakkan 2 batu dari reruntuhan untuk menjadi penyangga.

Aku kembali ke dalam pos untuk mengecek keadaan Rika, dan dia masih belum sadar. Aku mengambil pecahan teko yang kutemukan di supermarket, dan mengisinya dengan air. Kuletakan pecahan teko itu di atas kaleng untuk memasaknya. Aku duduk bersandar di tembok sambil menunggu airnya mendidih.

"Banyak hal yang terjadi dalam beberapa jam yang lalu, bahkan aku sendiri masih bingung, mengapa diriku bisa setenang ini? Mau memikirkan penyebabnya, hanya satu yang terpikirkan."

"Orang itu..., ibuku."

==========BERSAMBUNG==========

DA During ApocalypseWhere stories live. Discover now