23. BOOK ABOUT US

88 7 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi, sekolah juga lumayan sepi. Tapi, belum dengan Albara dan Aleanora. Kedua insan tersebut malahan ke rooftop sekolah, karena ingin ngadem terlebih dahulu.

Keduanya sama-sama diam, menikmati semilir angin. Aleanora dengan pikirannya, begitupun Albara. Hingga terdengar suara Aleanora,"Kamu mau kita bikin buku?"

Albara mengernyit,"Buku apa?" tanyanya.

"Ya buku, buku tentang kita."

"Terserah lo, asal lo bahagia," kata Albara, tersenyum tipis. "Jadi, boleh?" tanya Aleanora, memastikan.

"Kalau buat lo senang, tentu boleh."

"Makasih!"

"Emang mau buat buku apa,hm?" tanya Albara, dengan suara beratnya. "book about us."

book about us,judul buku yang sudah Aleanora siapkan. Tapi, ia meminta pendapat Albara dulu, takut tidak mau. Perempuan penyuka bola itu, mengambil buku yang memang sudah di siapkan.

Lalu ia memberikan pada Albara, memberitahu.
Sampulnya begitu cantik, dengan cover kota Bandung.

"Cantik," puji Albara.

Aleanora tersenyum, akhirnya ia membuat tidak sia-sia. "Makasih," bales Aleanora.

"Awal bab mau apa?"

"Tulis biodata kita masing-masing."

Albara mulai menulis biodata tentang dirinya.

Nama: Albara Bumi Diaksara
TTL: Bandung,1 Desember
Usia: menuju 18 tahun
Harapan: selalu bersama Nora dan jadi ketua     Raiders selamanya.
Favorit: Aleanora

Aleanora tersenyum, saat namanya tercatat di favorit Albara. "Kok aku favoritnya?" tanyanya.

"Karena lo candu."

"Masa?"

"Hm."

Keduanya sama-sama tertawa, lalu Aleanora yang mulai menulis.

Nama: Amerta Nala Aleanora
TTL: Bandung,12 April
Usia: 17 tahun
Harapan: selalu senang
Favorit: lelaki pemilik mata tajam

"Emang kamu nggak punya harapan?" tanya Aleanora, tiba-tiba.

"Gue gak mau berharap, kalau sia-sia," kata Albara. Benar, untuk apa berharap, pada akhirnya kecewa juga. Karena ekspetasi kita terlalu tinggi,belum tentu itu benar.

"Tapi, gue sekarang punya harapan."

"Apa?"

"Selalu bersama lo."

"Yaudah tulis harapannya," kata Aleanora membuat Albara terkekeh. Dengan senang hati Albara menulis harapannya.

Aleanora tersenyum tipis, lalu matanya bertubrukan dengan mata tajam Albara. Keduanya sama-sama diam, menikmati tatapan tersebut.

"Ekhem," dehem Albara, mencairkan suasana.
Aleanora yang sadar, segera mengalihkan pandanganya. Matanya berbulat, saat ternyata  gerbang sekolah sudah tutup.

"Al!" panggil Aleanora spontan.

Albara menaiki satu alisnya,"Kenapa?"

BANDUNG DAN KISAH KITA Where stories live. Discover now