FIVE √

41 4 0
                                    

happy reading
......


Tok tok tok

Jae mengetuk pintu ruang kerja Ryu dengan hati hati takut nanti Ryu akan merasa terganggu.

"Masuk!" Suara Ryu terdengar dari dalam, membuat perasaan Jae semakin tak nyaman.

Dengan perlahan Jae memutar gagang pintu dan masuk ke dalam ruang kerja itu.

Cklek

Mendengar suara pintu yang terbuka membuat Ryu yang tadinya fokus pada berkas di tangan nya mengalihkan perhatian ke arah suara.

Dan saat itu juga netra Ryu bersitatap dengan mata kelam jernih milik Jae yang menatap nya takut takut. Ada rasa asing yang datang saat Ryu melihat mata itu, namun sebisa mungkin Ryu tidak menghiraukan nya.

Merasa tak nyaman harus bertatap tatapan lama dengan Ryu membuat Jae lebih dulu memutuskan kontak mata mereka dengan menundukan kepalanya.

Ryu pun tak menghiraukan itu, wajah datar itu menatap Jae dengan pandangan dingin dan menusuk seolah Jae adalah seorang pembunuh dan Ryu akan membalaskan dendam nya.

"Kau telat 5 menit," ujar Ryu sembari melihat jam tangan nya kemudian kembali mengalihkan pandangan ke arah Jae, tak lupa Ryu mengeluarkan aura intimidasi nya.

Mendengar itu membuat Jae berkeringat tak nyaman dengan aura yang di keluarkan Ryu. Jae tau semua itu bukan lah pertanda baik untuk nya.

"M-maaf," cicit Jae dengan suara yang nyaris tak terdengar saking takut nya.

"Kau pikir aku akan memaafkan mu, hm? Setelah membuat ku menunggu? Jangan harap, Lee." Ucap sarkas Ryu dengan nada yang menusuk.

"T-tapi---"

Ryu bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Jae yang kini sudah bergetar ketakutan saat mendengar langkah kaki sang dominan mendekat kearah nya.

"Tapi apa? Kau tau aku sangat benci menunggu bukan? Jadi sekarang terima hukuman mu!" Dengan kasar Ryu menarik pergelangan tangan Jae kasar dan menyeretnya keluar dari ruangan itu.

Jae yang tarik dan diseret itu pun memberontak berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Ryu.

"Ryu! Kumohon maafkan aku!" Isak Jae dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Ryu seolah menulikan pendengarannya dan terus menyeret Jae ke bawah menuju kolam renang yang baru di bersihkan oleh Jae.

Karena tarikan Ryu yang sangat kencang membuat Jae sesekali harus terjatuh karena tak bisa menyamakan langkah nya dengan langkah panjang Ryu.

"Ryu kumohon!" Jae masih berusaha melepaskan cengkraman Ryu yang sangat kencang di tangan kanannya.

"Diam sialan!" Bentak Ryu muak mendengar rengekan Jae yang sangat menggangu pendengaranya.

Mendengar bentakan itu, sontak membuat Jae terdiam dan menunduk takut. Bukannya Jae tak mau melawan bentakan itu, namu Jae masih merasa sangat bersalah setelah semua kesalahannya dulu. Jadi Jae memilih untuk diam dan mencoba menerima.

Jae pun pasrah di seret kasar oleh Ryu, tak berani untuk bersuara lagi. Karena hal itu akan membuat Ryu semakin murka.

Kini sampai lah mereka di kolam renang, Ryu dan Jae berdiri di pinggir kolam renang dengan Ryu yang masih mencengkram erat tangan Jae.

Ryu menatap Jae dengan tatapan sulit di artikan, sedangkan Jae yang melihat tatapan itu bingung. Namun sedetik kemudian seringai terbit di wajah tampan Ryu dan Jae tau apa arti dari seringai itu.

"Ryu, jangan kumohon!" Teriak Jae berusaha untuk melepaskan diri dari Ryu. Jae tau apa yang akan di lakukan Ryu selanjutnya.

Ryu terkekeh sinis, lalu dengan cepat menarik Jae hingga tubuh mereka bersentuhan. Ryu mendekatkan wajahnya ke telinga Jae, lalu berbisik, "Memohon lah, Lee." Dengan kasar Ryu menghempaskan tubuh Jae hingga tercebur ke kolam renang itu.

Byurr

Jae masuk kedalam air karena hempasan dari Ryu. Jae yang notabenenya tidak bisa berenang hanya bisa meronta ronta untuk di selamatkan.

"T-tolong! Hah..hah..t--tolonh a-aku!" Pinta Jae dengan terus berusaha untuk meraih sesuatu untuk ia jadikan pegangan, namun nihil.

Sedangkan Ryu, hanya menatap pemandangan itu dengan raut wajah santai yang terkesan datar. Kedua tangan yang di masukan kedalam saku celana membuat kesan tak peduli Ryu semakin terlihat jelas.

Dari arah belakang bibi Jang berlari dengan terpogoh pogoh. Dan raut wajah bibi Jang langsung pucat melihat, Jae yang kini tengah meronta-ronta di dalam kolam renang itu.

"T-tuan! Tu-uan muda Jae!" Pekik bibi Jang.

Sedangkan Ryu bersikap acuh dan terus menatap ke arah Jae.

"Tuan ! Apa yang terjadi dengan tuan muda Jae?!" tanya bibi Jang penuh dengan kekhawatiran.

Dan Ryu hanya membalas dengan kedikan bahu singkat.

Lain halnya deng bibi Jang yang kini menatap tuan muda nya nanar, ia tak tau apa yang harus di lakukan. Dengan sedikit keberanian bibi Jang mencoba untuk meminta tolong kepada tuan muda nya yang lain, Ryu tentu nya.

Dengan menunduk kaku bibi Jang berkata, "T-tuan, tolong selamatkan tuan muda Jae, saya mohon tuan." Pinta bibi Jang dengan sangat memohon, bahkan ia menyatukan kedua tangan nya di dada.

Ryu hanya melirik tanpa minat kearah bibi Jang.

"Berhentilah, ikut campur. Pergi!" Tandas Ryu dengan tegas.

Bibi Jang yang mendengar itu menatap tak percaya kearah tuannya. "T-tapi tu--"

"Ku bilang pergi, sialan!" Bentak Ryu menyela perkataan bibi Jang dengan suara menggelegar.

Mendengar teriakkan itu membuat bibi Jang terkesiap. Sekarang ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, selain hanya menuruti perintah sang tuan.

Dengan langkah pelan bibi Jang mulai pergi dari sana, sesekali ia menoleh kearah Jae yang masih meronta. Walaupun bibi Jang sempat tidak suka deng Jae tapi kau bagaimana pun Jae adalah istri dari tuannya.

...

Waktu pun berlalu entah sudah berapa menit Jae berusaha untuk meraih daratan terdekatnya, namun semua nihil. Kolam itu tampak sangat besar bagi Jae yang tidak bisa berenang.

Lelah meronta karena tak ada yang menyelamatkan, Jae akhirnya pasrah. Ia membiarkan tubuhnya tenggelam ke dasar kolam yang tinggi nya sekitar dua meter itu.

Dalam keadaan setengah sadar dapat Jae rasakan air masuk melalui sela sela tubunya. Sangat terasa sekarang, nafas nya mulai menipis dan paru-paru nya mulai terisi air. Sungguh Jae sangat tersiksa saat ini.

"Inikah akhirnya?" Batin nya bertanya.

"Ryu, aku ingin mengatakan ini pada mu sejak awal, tapi aku terlambat menyadari nya. Ryu, dengar. Aku mencintai mu." Batin Ryu berkata. Air mata itu jatuh bersatu dengan air kolam.

Tubuh itu terus tenggelam hingga ke dasar kolam, kesadaran Jae terenggut dan mata itu terpejam entah itu sementara atau selamanya?











Byurr















Tbc

ILY! MY IDIOT HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang