Sakit

2.1K 94 3
                                    

Sore harinya, Taere dan Matthew yang baru saja pulang kuliah, segera menuju ke arah ruang tengah saat melihat keadaan rumah yang lumayan sepi. Keduanya beranjak menghampiri Jiwoong yang tengah bersantai di atas sofa, sedangkan di depan pemuda itu, juga sudah ada Ricky dan Gunwook yang kini sedang fokus bermain PS.

"Bang kok tumben sepi, yang lainnya mana?" tanya Matthew sambil menatap sekitar, padahal tak biasanya pada sore hari seperti ini keadaan rumah mereka bisa dibilang lumayan sepi. Tak biasanya tak ada teriakan atau tangisan kencang dari si bungsu karna ulah jail yang biasanya di lakukan oleh sang kakak.

"Iya juga, biasanya tu bokem dah rame aja jam segini." timpal Taere menyindir Gyuvin.

"Oh, si Gyuvin lagi nemenin adek tidur, kalo Zhang Hao sama Hanbin lagi keluar sebentar beli obat, sekalian sama keperluan rumah lain, yang lagi ngga ada." jawab Jiwoong singkat dengan tatapan yang sedikitpun tak beralih dari layar handphonenya.

"Lah emang sapa yang sakit bang?, pake acara beli obat segala. Jangan bilang, adek sakit lagi ya bang?" tanya Matthew kembali.

Sedangkan Jiwoong hanya menjawabnya dengan anggukan singkat.

"Main hujan dia tadi, pasti habis ini demam." jelas pemuda itu lagi.

"Yah kasian banget adek gue. Yaudah gue mau ngintipin si adek dulu sebentar ya bang." pamit Matthew

"Tunggu bang gue ikut, bosen gue main mulu sama ni pirang." ucap Gunwook

"Yee.. ngomong aja lo kesel karna gue menang mulu, dasar bocah." balas Ricky.

"Jangan rame-rame ya." peringat Jiwoong yang langsung di beri anggukan patuh oleh keduanya.

Sampai di depan kamar Yujin, mereka berdua dengan perlahan mulai membuka pintu. Dilihatnya sang adik dan Gyuvin yang kini sedang tertidur nyenyak. Matthew meletakkan tangannya di kening Yujin, merasakan suhu tubuh adiknya yang sedikit lebih hangat dari biasanya.

"Kasian banget adek gue, pasti nanti klo bangun nangis. Soalnya badannya anget." ucap Matthew berbisik. Sedangkan Yujin yang merasakan dahinya di pegang, sedikit menggeliat terganggu.

"Iya bang, nanti biar di bangunin ko Hao aja pas waktunya makan sama minum obat." balas Gunwook yang juga sama berbisik nya.

Setelah beberapa saat, mereka berdua pun akhirnya keluar dari kamar sang adik, dan kembali menuju ke ruang tengah.

Matthew segera mendudukan dirinya di sofa sebelah Jiwoong, diikuti Gunwook yang juga duduk di sebelahnya.

"Gimana?" tanya Jiwoong.

"Masih tidur, tapi badannya anget bang." jawab Matthew

"Yaudah nanti biar dibangunin sama Zhang Hao aja." ucap Jiwoong lagi.

•••

Jam menunjukkan pukul 7 malam, Gyuvin yang awalnya tertidur di sebelah Yujin, segera terbangun saat merasakan suhu panas dari badan adik di dekapannya itu. Tangannya segera menyentuh kening sang adik. "Kan demam." ucapnya pelan, bertepatan dengan itu Yujin segera terbangun dan mulai merengek.

"Abang, badan adek sakit semua." ujarnya dengan wajah ingin menangis, Gyuvin yang bingung pun dengan reflek segera mengelus surai adiknya lembut.

"Iya, adek tunggu sini sebentar ya, abang mau panggilin bang Hao dulu." ucap Gyuvin sambil beranjak.

Dengan perlahan, anak itu pun mulai beranjak turun dari ranjang, namun belum sempat Gyuvin berjalan, tangan Yujin sudah terlebih dahulu mencekal pergelangan tangannya.

"Abang, adek mau ikut." rengek Yujin lagi, dengan sabar Gyuvin pun menggendong adik kecilnya itu berjalan meninggalkan kamar.

Sesampainya di dapur, terlihat Zhang Hao, Matthew, dan Hanbin yang sedang menyiapkan meja untuk makan malam.

Melihat itu, dalam gendongan Gyuvin, Yujin pun mulai merentangkan kedua tangannya sambil memanggil sang kakak. "Koko." panggil Yujin sambil mulai menangis.

Mendengar suara adik bungsunya, ketiga pemuda yang awalnya tengah sibuk sendiri itu segera berjalan menghampiri keberadaan Gyuvin.

"Udah bangun ya? Baru aja mau abang bangunin suruh makan." Ucap Zhang Hao sambil membawa Yujin ke gendongannya, sedangkan satu tangannya ia bawa untuk mengelus pelan punggung sang adik yang terasa hangat.

"Demam ko, bangun-bangun udah rewel nyariin koko." jelas Gyuvin. Sedangkan Yujin, segera menenggelamkan wajahnya di pundak Zhang Hao sambil sesekali terisak. "Vin, abang minta tolong panggilin yang lainnya ya, bilangin  makan malemnya udah siap." ucap Zhang Hao sambil berjalan menuju meja makan.

Gyuvin pun segera menurut, anak itu akhirnya segera bergegas meninggalkan dapur.

Zhang Hao mendudukan dirinya di kursi, diikuti dengan Matthew yang duduk di sebelah kanan dan Hanbin di sebelah kiri, tangannya menyentuh kening sang adik hendak memeriksa suhu tubuhnya. "Pasti karna main hujan tadi." ucapnya sambil menghela nafas panjang. Setelahnya pemuda itu segera menggambil bubur yang sudah disiapkannya tadi. "Yaudah sekarang adek makan dulu ya, minum obat, habis itu koko temenin bobo. Oke?"

"Ngga mau, adek mau minum susu aja." ucapnya sambil menggeleng pelan.

"Makan dulu ya, nanti habis makan baru minum susu sambil bobo." ucap Hanbin ikut membujuk.

"Iya, adek sekarang makan dulu ya, sini abang suapin." ucap Matthew menimpali.

Tak berselang lama, Gyuvin akhirnya kembali ke dapur di ikuti dengan yang lainnya. Setelah semuanya duduk, Jiwoong yang melihat Yujin segera bertanya. "Yujin kenapa?"

"Demam, ini disuruh makan ngga mau. Maunya minum susu doang." jelas Hanbin.

Jiwoong mengangguk paham, dihampirinya Yujin yang masih berada di pelukan Zhang Hao.

"Adek makan ya, nanti klo adek udah sembuh abang ajak jalan- jalan liat kelinci lagi deh. Gimana?" ucap Jiwoong lembut sambil mengelus pelan surai adiknya. Yujin yang mendengar kata kelinci segera menyembulkan kepalanya dari pundak Zhang Hao, anak itu segera menganggukkan kepalanya dengan antusias. Melihat itu Jiwoong langsung mengelus pipi adiknya gemas, bahkan yang lainnya pun juga tak bisa menyembunyikan rasa gemas yang mereka rasakan.

•••

Setelah menghabiskan makanan dan meminum obat, Zhang Hao segera menggendong Yujin menuju kamar yang juga diikuti oleh yang lainnya.

Sesampainya di kamar, Zhang Hao segera membaringkan tubuh adiknya itu di ranjang, memasangkan kembali bye bye fever di dahi Yujin, dan tak lupa juga menyerahkan susu yang sudah di buatnya tadi kepada sang adik.

Melihat Yujin yang hendak tertidur Jiwoong segera menghampiri dan mencium kening adik bungsunya itu, tak lupa juga mengucapkan kata selamat tidur yang langsung diikuti oleh enam abang lainnya bergantian. Setelahnya, merekapun satu per satu keluar dari kamar, meninggalkan Zhang Hao yang kini segera beranjak menaiki ranjang.

Melihat adiknya yang mengerjap-erjapkan mata hendak tertidur, membuat Zhang Hao tak bisa menahan keinginannya untuk mengelus pipi adiknya itu gemas. Di dekapnya tubuh kecil sang adik itu erat, sedangkan satu tangan bergerak untuk mengelus surai adiknya lembut.

Tak membutuhkan waktu lama, mereka berdua pun akhirnya segera terlelap dan mulai menjelajahi alam mimpi.


Sorry for typo dan jangan lupa vote and komennya ya makasih...

Bungsu Kesayang AbangWhere stories live. Discover now