Anter Abang Sekolah

1.3K 82 2
                                    

Zhang Hao bangun dari tidurnya, dilihatnya adik bungsunya itu masih memejamkan mata. Raut wajah anak itu terlihat sedikit kelelahan, mungkin karna semalamam suhu tubuh Yujin yang terus meninggi, membuat anak itu mulai merasa tidak nyaman.

Meletakkan tangannya untuk mengecek suhu tubuh Yujin, Zhang Hao akhirnya bisa sedikit bersyukur saat mengetahui bahwa demam anak itu sepertinya sudah sedikit mereda.

Setelahnya, ia pun akhirnya memutuskan bergerak perlahan untuk menuruni ranjang.

Dilihat dari dapur yang kosong, sepertinya belum ada satu orang pun yang terbangun. Segera saja, Zhang Hao mulai menyiapkan sarapan untuk yang lainnya, tak lupa juga ia menyiapkan bubur dan sebotol susu untuk si bungsu. Tapi belum berselang lama dari itu, pemuda itu lagi-lagi di buat terkejut dengan kehadiran muka bantal Gyuvin yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Bang. Adek udah sehat blom?" ucapnya lirih, sambil mengucek mata.

Zhang Hao yang di buat kaget, secara tidak sengaja malah menggeplak kepala adiknya itu pelan, membuat Gyuvin yang juga masih mengantuk sedikit meringis. "Ngagetin aja kamu pin. Loh, bentar, tapi kok tumben udah bangun aja kamu jam segini pin?"

"Ngga bisa tidur dia, dari tadi malem grasak-grusuk mulu." jawab Gunwook menyela, di liriknya Gyuvin dengan tatapan kesal, pasalnya tidak hanya Gyuvin saja yang tidak bisa tidur malam tadi, ia juga jadi tidak bisa tidur karna kakaknya itu tidak bisa diam.

"Yaudah, kalian bangunin yang lain dulu sana, ini sarapannya udah mau selesai kok."

Gyuvin segera bergerak menuju kamar kakak-kakaknya, sedangkan Gunwook ikut membantu Zhang Hao menata makanan di meja makan.

Tak berselang lama mereka semua kecuali si bungsu tengah duduk di meja makan hendak menyantap sarapan. Tapi sebelum itu, Jiwoong yang sepertinya menyadari sesuatu pun akhirnya bertanya. "Adek blom di bangunin ya?"

Hanbin segera mengajukan diri. "Biar aku aja bang yang bangunin."  tanpa menunggu jawaban ia akhirnya segera beranjak dari meja menuju kamar adik bungsunya itu.

"Adek ayo bangun, sarapan dulu." Hanbin mengelus pelan surai Yujin. Merasa tak ada reaksi yang di berikan, ia mulai beralih menggoyangkan tubuh kecil didepannya yang masih bergelung dalam selimut.

"Adek masih ngantuk bang." ucapnya pelan sambil merengek.

"Mau di gendong abang aja." tambah Yujin lagi sambil merentangkan kedua tangan, membuat Hanbin yang melihat itu hanya bisa menggeleng menggeleng pelan. Sedangkan tangannya segera mengangkat tubuh Yujin ke dalam gendongan.

Sampai di meja makan, Hanbin segera mendudukkan dirinya di kursi sebelah Zhang Hao dan Matthew dengan Yujin yang ikut duduk di pangkuannya. "Masih sakit dek?" tanya Matthew sambil menyentuh dahi adiknya. "Untung demamnya udah turun, tapi masih anget ini." ujar Matthew kemudian.

"Adek udah nggapapa kok, nanti mau temani abang jiung anterin abang-abang yang lainnya ke sekolah." ucapnya riang.

Hari ini memang tugas Jiwoong untuk mengantar sekolah, karna Zhang Hao, Taere, Hanbin dan Matthew tidak ada kelas kuliah pagi, dan lagi pula ia juga ada meeting penting di kantor.

"Besok aja ya dek anter abang-abangnya, adek kan baru sembuh. Main sama abang-abang yang lainnya aja di rumah, oke?" Sebenarnya bukan tidak mau mengajak, Jiwoong hanya masih sedikit khawatir dengan kondisi adik bungsunya itu.

"Ngga mau, maunya hari ini. Lagian abang lupa ya kan besok hari Sabtu, jadi abang-abang yang lain libur."

Hanbin melirik kearah yang lainnya, memberi kode agar yang lainnya membantu memikirkan cara untuk membujuk bungsu mereka itu. Lama terdiam mereka pun akhirnya menyerah juga.

"Yaudah adek klo mau ikut bang Jiwoong berarti sekarang makan dulu, habis itu minum obat. Sini koko suapin." ucap Zhang Hao sambil mengambil mangkuk berisikan bubur itu, sedangkan Yujin hanya menjawabnya dengan anggukan patuh, dan mulai membuka mulutnya.

~~~

Ricky, Gyuvin, dan Gunwook telah siap dengan seragam dan tas sekolahnya, begitupun dengan Jiwoong yang sudah mengenakan pakaian kantornya. Untung saja perjalan ke sekolah dan kekantor memiliki arah yang berbeda jadi ia bisa kembali ke rumah terlebih dahulu untuk kembali memulangkan sang adik.

"Bang, klo mampir ke rumah lagi ngga bakal telat emang meetingnya?" tanya Zhang Hao khawatir.

"Tenang aja, meetingnya agak siangan kok." balas Jiwoong.

"Ayo berangkat." ucap Yujin antusias, pasalnya ia sudah lama tidak pernah keluar rumah. Yujin sendiri sebenarnya bukan tidak bersekolah, anak itu hanya melakukan home schooling dikarnakan kejadian yang pernah dialaminya di masa lampau.

"Yujin mau di depan sama ko iky."

"Bentar dek ini pake dulu jaketnya, biar ngga kedinginan." ucap Hanbin sambil memakaikan jaket pada tubuh adiknya itu.

Mereka pun masuk ke mobil, dengan Jiwoong sebagai supir, Yujin yang berada dipangkuan Ricky di depan, sedangkan Gunwook dan Gyuvin di belakang. Setelah siap, mobil pun akhirnya mulai bergerak meninggalkan pekarangan rumah.

Selama di perjalanan Yujin bersenandung riang sambil menatap jalanan, sedangkan Gyuvin, Gunwook, dan Ricky tak henti-hentinya menatap gemas pada adik bungsunya itu.

"Ko iky ganteng." ucap Yujin tiba-tiba sambil melihat ke arah orang yang memangkunya itu. Ricky yang mendadak mendapat pujian itu tak bisa menyembunyikan rasa gemasnya, ia menangkup pipi gembul Yujin dengan lembut sambil berkata, "Yujin kok gemes banget si." Lain halnya dengan Gyuvin dan Gunwook yang langsung melayangkan protes tak terima.

"Kok Ricky doang si dek yang dibilang ganteng, abang kan juga mau." protes Gyuvin.

"Iya, adek mah pilih kasih." timpal Gunwook juga. Sedangkan Jiwoong hanya bisa tersenyum melihat tingkah adik-adiknya itu.

"Iri bilang bos." jawab Ricky sombong. Membuat Gyuvin dan Gunwook hanya memutar bola matanya malas.

Tak terasa mobil yang mereka naiki telah sampai di depan area sekolah, sebelum turun mereka sempatkan terlebih dahulu untuk mengelus puncak kepala adik kecilnya itu.

"Sekolah yang bener." ucap Jiwoong, yang langsung mendapat jawaban iya dari ketiganya.

"Abang sekolah dulu ya, dadah." ucap mereka bertiga sambil melambaikan tangan. "Dadah abang." jawab Yujin yang juga ikut melambaikan tangannya. Setelah ketiganya sudah tak terlihat mata, barulah Jiwoong kembali mengemudikan mobilnya meninggalkan area sekolah.

Sorry for typo dan jangan lupa vote and komennya ya....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bungsu Kesayang AbangWhere stories live. Discover now