Bab 9 Bohong

2.2K 175 0
                                    

Happy reading!!
Vote dan komen sebagai dukungan kepada author
Terima kasih!!

– Hassword








Saat ini Skala sedang teduduk di atas kasurnya matanya menatap kosong ke lantai kamarnya, pikirannya pergi kemana-mana saat dirinya memikirkan kejadian di sekolah tadi.

"Hahhhh." Skala membuang nafasnya lelah, lelah memikirkan bagaimana caranya bisa lepas dari mereka tetapi kakaknya bisa aman dan keinginanya juga tercapai.

Cklek

Pintu kamarnya terbuka dengan menampilkan Shakala yang membawa bantal dan gulingnya.

Skala kembali terduduk menatap bingung ke arah sang kakak yang sedang menutup pintu kamarnya, "Kak ngapain?" Tanyanya.

Shakala berhenti laku menampilkan cengirannya. "Hehe kakak numpang seminggu di kamar adek ya? Kamar kakak lagi di renovasi." Ujarnya

Skala menatap malas ke arah sang kakak, memang kamar sang kakaknya sedang di renovasi karena keinginan Shakala tersendiri katanya kamarnya terlalu gelap warna temboknya dan jendelanya terlalu kecil.

Jadi ayah memanggil tukang untuk merenovasi kamar Shakala. "Yaudah gapapa, tapi janji jangan kepo sama barang-barang yang ada di kamar adek." Ucap Skala dan Shakala mengangguk.

"Lah adek mau kemana?" Tanya Shakala kala melihat sang adik beranjak dari tempat tidurnya. "Adek mau mandi kenapa mau ikut?" Ujar Skala.

"Boleh." Jawab Shakala. Skala langsung melempar tatapan takut kepada sang kakak. "Aaaaaaaaaaa kakak gay ya?! Ayah bunda kakak gay!!!" Pekik Skala dengan cepat ia berlari keluar kamar.

"Asem!!! Adek kakak bercanda aja!!!! Jangan di bawa serius apa!!!" Dan terjadilah kejar mengejar.

•••••

Kini semua anggota keluarga kecil Jordanta minus sang kepala keluarga telah berkumpul bersama di ruang keluarga dengan suasana riang dan hangat.

"Sumpah bunda tadi adek mau mandi terus si kakak mau ikut katanya." Ucap si bungsu yang sepertinya sedang mengadu.

Yang lain mendengarnya dan tertawa kecil.

"Kakak kan cuman bercanda kenapa masih di bahas sih?" Ujar Shaka malas. "Biarin biar keluarga kita tahu abang gay huh." Ucap Skala.

Shakala yang mendengar itu tiba-tiba berubah raut wajahnya menjadi datar orang-orang disekelilingnya pun mengerti namun mereka hanya diam.

"Kayaknya bakalan ada perang malam ini." Bisik Jeffran kepada Jeffry. "Sstt nanti didenger orangnya kena bogem lu." Ucap Jeffry.

"Jangan suka menyebar kebohongan ya gua paling gak suka orang kayak gitu, apalagi lu bilang gua gay lu emang orangnya gak bisa diajak bercanda ya?" Lalu Shakala beranjak dari ruang keluarga.

Skala terdiam setelah mendengarkan ucapan sang kakak barusan, ini pertama kalinya Shaka berbicara dengannya tanpa memanggilnya dengan sebutan adek.

"Adek kali ini kamu bercandanya kelewatan sana gih samperin kakaknya minta maaf jangan berantem ya?" Ujar Natasha.

"Adek takut bunda." Lirih Skala.

"Adek berani berbuat, berani bertanggung jawab dong." Ucap Natasha sembari mengelus surai sang bungsu.

Skala menunduk rasa bersalaha kini menyelimuti dirinya lalu tanpa berkata apa pun Skala beranjak dari sana untuk memghampiri sang kakak.

Saat telah sampai di depan pintu kamarnya Skala mengambil nafas lalu segera masuk, pertama kali ia masuk Skala menemukan sang kakak kembarnya yang sedang di kasur dengan membelakangi dirinya.

Skala berjalan mendekati Shaka lalu duduk di tepian kasurnya dan mulai menggoyangkan tubuh sang kakak.

"Kakak adek minta maaf, serius adek beneran minta maaf maaf ya adek bercanda kelewatan adek bener-bener minta maaf kakak jangan diemim adek kakak...." ujar Skala yang terus menggoyangkan tubuhnya.

Skala yang terus didiamkan langsung merasa sedih sebuah lekungan bibir ke bawah Skala tunjukkan matanya sudah berkaca-kaca siap untuk terjun.

"Hiks kakak adek minta maaf huaaa...." Skala terisak tiba-tiba.

Shakala yang niatnya terus ingin mendiami sang adik menjadi terkejut kala suara tangisan sang adiknya terdengar, segera Shaka membalikkan tubuhnya dan kini ia melihat wajah sembab sang adik.

Shaka yang merasa gemas segera menarik Skala ke dalam selimutnya dan memeluk adiknya dengan sangat erat sampai suatu erangan terdengar dan memberhentikan kegiatannya.

"Ahk!" Rintih Skala.

Shaka yang panik pun segera terduduk. "Kenapa?! Apanya yang sakit?" Tanya Shaka khawatir. Skala menggeleng tetapi tangannya ia bawa ke perut untuk Skala usap.

Shaka yang melihat itu segera membawa sang adik untuk duduk lalu setelahnya ia angkat baju sang adik dan betapa terkejutnya melihat memar yang lumayan besar berada di perut sang adiknya.

"Ini kenapa?!" Pekik Shaka.

Skala terkejut sekaligus panik ia segera kembali menurunkan bajunya. "G-gak papa ini tadi bekas jatuh iya jatuh." Ujar Skala yang tergagap.

Shaka menampilkan wajah datar segera ia bangkit dari kasur sang adik sembari membawa bantal dan gulingnya. Skala yang melihat sang kakak ingin pergi bertanya.

"Kakak mau kemana?" Tanya Skala namun Shaka tak kunjung menjawab sampai tubuhnya hilang dari pandangan Skala.

Skala menatap sendu pintu yang kini sudah kembali tertutup, "Maafin adek udah bohong adek cuman takut kakak gak bisa raih keinginan kakak." Lirih Skala.





TBC.





23-10-2023

Jordanta Fam's Where stories live. Discover now