열하나-11

877 117 14
                                    

Sebelum baca wajib vote terlebih dahulu! n jangan lupa buat follow ig akuu!

Ig: @najjae30

kalau ngga votmen n follow ig ku, aku bakal ngambek dan ngga up 2 minggu!

Happy reading‼️

.

.

Hari ini jevan pulang ke rumah orang tuanya. Dan di sore hari ini jevan sedang duduk di kursi yang tersedia di balkon kamarnya, ditemani dengan teh yang berada di atas meja dan juga laptop yang entah sudah berapa ribu kali selalu berhasil mendapatkan atensi penuh dari jevan.

"Jevan,"

Jevan yang sedikit terkejut sontak menoleh, ah ternyata itu gina, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu tersenyum hangat ke arahnya.

"Kenapa ma?" tanya jevan. Gina menggeleng kemudian duduk di kursi yang sedikit berjarak dengan jevan.

Karena merasa tidak ada yang penting jevan kembali melanjutkan pekerjaan nya. Namun beberapa saat kemudian kegiatan nya terhenti setelah mendengar kalimat yang terlontar dari mulut gina.

"Jevan, malam ini keluarga dari perempuan yang mama dan papa jodohin ke kamu bakalan datang ke rumah," ucap gina.

Jevan berdecak sebal. "Ck, udah berkali-kali jevan bilang ke mama sama papa, kalau jevan nggak mau di jodohin."

"Terus kamu mau jadi duda sampai akhir hayat kamu? Atau kamu masih mau nunggu anne? Kalau alasan kamu nggak mau dijodohin karena kamu masih nunggu anne, itu semua sia-sia, jevan." Imbuh gina. Tangan jevan mengepal kuat, sungguh ia sangat membenci topik pembicaraan ini.

"Mama nggak mau tau, pokoknya nanti malam kamu harus keluar kamar, ketemu sama keluarga chantika." ujar gina sebelum sesaat kemudian ia bangkit dan berlalu meninggalkan jevan.

Jevan mengacak rambut nya frustasi, sungguh ia sudah muak, entah sudah berapa banyak perempuan yang orang tuanya jodohkan pada nya, namun chantika lah yang bertahan paling lama, sudah sekitar dua tahun setengah, sedangkan yang sebelum-sebelumnya hanya bertahan selama beberapa bulan. Karena perempuan yang dijodohkan dengan nya tidak kuat dengan sifat jevan yang terlalu dingin.

Sekarang jevan sedang emosi, ia butuh seseorang yang bisa meredakan emosi nya. Jevan lantas menutup laptop nya dan berjalan memasuki kamar, berganti pakaian lalu pergi untuk menemui dua orang yang ia yakin dapat meredakan emosi nya hanya dalam hitungan detik.

Tok Tok Tok

Setelah mengetok pintu berwarna putih itu beberapa kali jevan akhirnya berhenti ketika ada yang menyahut dari dalam dan berkata 'sebentar!'.

Ceklek

"Ayah!"

Jevan tersenyum, ia sedikit merendah untuk menyamankan tingginya dengan bocah laki-laki yang berada di hadapannya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah, Nathaniel putra arsenio.

"Niel kangen banget sama ayah, udah tiga hari ayah nggak kesini," ucap niel.

Jevan tersenyum lembut, tangannya terangkat untuk mengusak rambut si kecil. "Maafin ayah ya, ayah sibuk, makanya ayah kemarin-kemarin nggak sempet buat dateng kesini."

Jevan & Anne | JaeròseWhere stories live. Discover now